- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Banjir Kepung 24 Provinsi di China, Ini Dia Foto-Fotonya


TS
ex.babuCCP
Banjir Kepung 24 Provinsi di China, Ini Dia Foto-Fotonya
Quote:

Warga yang menaiki perahu memperhatikan rumah yang miring dihantam banjir, dekat Danau Poyang, Kota Shangrao, Provinsi Jiangxi, China, Rabu (15/7/2020)
Quote:
BEIJING - Hujan lebat yang disertai banjir mengepung 24 provinsi di China, dengan dampak sangat luar biasa.
Banjir bandang sejak awal bulan ini telah memaksa sekitar 44 juta orang di 24 provinsi mengungsi, terutama di China selatan .
Kehancuran yang sangat luas atas banjir musiman telah menewaskan 141 orang atau hilang sampai Jumat (17/7/2020).
Banjir juga mengancam bendungan raksasa Tiga Ngarai di Wuhan, Provinsi Hubei, tempat asal munculnya virus Corona global.
Kementerian Manajemen Darurat China, Jumat (17/7/2020) melaporkan kerugian akibat banjir sangat besar.
Dia memperkirakan lebih dari 49 miliar yuan atau 7 miliar dolar AS, jika dirupiahkan sekitar Rp 100 triliun.
Seperti dilaporkan warga tepi timur danau di Provinsi Jiangxi, Xu Yongxiang berusia 45 tahun.
Dia mengatakan desanya di Liufang hampir tanpa air atau listrik selama hampir seminggu.
Xu menyatakan meskipun sudah waktunya untuk panen padi, tanaman itu bersama dengan kapas, jagung dan kacang-kacangan sudah terendam banjir.
“Kami tidak memiliki satu meter pun tanah kering,karena semuanya banjir, ” kata Xu, seperti dikutip di mikroblog resmi, China Youth Daily.
Dilansir AP, Jumat (17/7/2020), Sungai Yangtze yang perkasa di Cina terys meluap, menimbulkan kekhawatiran akan banjir lebih dahsyat lagi.
Hujan lebat membuat tekanan baru pada Bendungan Tiga Ngarai besar yang mengangkangi sungai hulu kota Wuhan di Provinsi Hubei.
Kantor Berita Resmi Xinhua, Jumat (17/7) melaporkan aliran air di belakang bendungan akan mencapai rekor pada Jumat (17/7) malam, 55.000 meter persegi per detik.
Sungai-sungai Yangtze telah menghancurkan tepiannya di beberapa tempat.
Di Wuhan, Provinsi Hubei, satu helikopter digunakan untuk menjatuhkan batu ke celah bendungan yang rusak.
Kru dikirim untuk menyelidiki tanggul yang tergenang air dan ribuan karung pasir diisi untuk persiapan lebih banyak kerusakan yang perlu segera ditutup.
Air naik ke jendela lantai pertama di kota-kota kuno yang terbuka dan tanaman tergenang di sekitar Danau Poyang yang luas.
Banjir sejak awal bulan ini telah memaksa evakuasi sekitar 44 juta orang di 24 provinsi, terutama di China selatan.
Banjir mencapai ketinggian 1,4 meter di daerah Linshui, baratdaya Provinsi Sichuan, kata Kementerian Departemen Penyelamatan.
Hujan deras juga menyebabkan tiga tanah longsor pada Kamis (16/7) di sebuah kota di pegunungan Chongqing, hulu Yangtze.
Longsor mengubur tiga orang dan tiga lainnya hilang, lapor kantor berita resmi Xinhua.
Banjir musiman menghantam sebagian besar wilayah Cina setiap tahun, terutama di wilayah tengah dan selatan.
Tetapi kondisi tahun ini sangat buruk.
Kota-kota besar masih selamat, tetapi kekhawatiran telah meningkat atas Kota Wuhan dan kota-kota metropolitan hilir lainnya yang merupakan rumah bagi puluhan juta orang.
Pemerintah China, Jumat (17/7/2020) memperingatkan tentang kedatangan banjir lebih kuat dari Bendungan Tiga Ngarai .
Pemerintah mengeluarkan peringatan baru bagi kota-kota di hilir, karena lebih banyak hujan dalam beberapa hari mendatang.
Kota-kota di wilayah tengah negara itu di sepanjang Sungai Yangtze, sungai terpanjang di China - telah tergenang dalam sepekan terakhir ini.
Hujan deras telah menghantam wilayah itu sejak bulan lalu, mendorong curah hujan rata-rata 12% lebih tinggi dari tahun lalu.
Pihak berwenang mengatakan bendungan sudah mengeluarkan air pada 29 Juni 2020 untuk mengantisipasi banjir.
Mereka menyatakan banjir yang terjadi di kota-kota hilir bukan disebabkan oleh pembuangan, tetapi lebih disebabkan oleh sistem drainase yang buruk.
Banjir bandang sejak awal bulan ini telah memaksa sekitar 44 juta orang di 24 provinsi mengungsi, terutama di China selatan .
Kehancuran yang sangat luas atas banjir musiman telah menewaskan 141 orang atau hilang sampai Jumat (17/7/2020).
Banjir juga mengancam bendungan raksasa Tiga Ngarai di Wuhan, Provinsi Hubei, tempat asal munculnya virus Corona global.
Kementerian Manajemen Darurat China, Jumat (17/7/2020) melaporkan kerugian akibat banjir sangat besar.
Dia memperkirakan lebih dari 49 miliar yuan atau 7 miliar dolar AS, jika dirupiahkan sekitar Rp 100 triliun.
Seperti dilaporkan warga tepi timur danau di Provinsi Jiangxi, Xu Yongxiang berusia 45 tahun.
Dia mengatakan desanya di Liufang hampir tanpa air atau listrik selama hampir seminggu.
Xu menyatakan meskipun sudah waktunya untuk panen padi, tanaman itu bersama dengan kapas, jagung dan kacang-kacangan sudah terendam banjir.
“Kami tidak memiliki satu meter pun tanah kering,karena semuanya banjir, ” kata Xu, seperti dikutip di mikroblog resmi, China Youth Daily.
Dilansir AP, Jumat (17/7/2020), Sungai Yangtze yang perkasa di Cina terys meluap, menimbulkan kekhawatiran akan banjir lebih dahsyat lagi.
Hujan lebat membuat tekanan baru pada Bendungan Tiga Ngarai besar yang mengangkangi sungai hulu kota Wuhan di Provinsi Hubei.
Kantor Berita Resmi Xinhua, Jumat (17/7) melaporkan aliran air di belakang bendungan akan mencapai rekor pada Jumat (17/7) malam, 55.000 meter persegi per detik.
Sungai-sungai Yangtze telah menghancurkan tepiannya di beberapa tempat.
Di Wuhan, Provinsi Hubei, satu helikopter digunakan untuk menjatuhkan batu ke celah bendungan yang rusak.
Kru dikirim untuk menyelidiki tanggul yang tergenang air dan ribuan karung pasir diisi untuk persiapan lebih banyak kerusakan yang perlu segera ditutup.
Air naik ke jendela lantai pertama di kota-kota kuno yang terbuka dan tanaman tergenang di sekitar Danau Poyang yang luas.
Banjir sejak awal bulan ini telah memaksa evakuasi sekitar 44 juta orang di 24 provinsi, terutama di China selatan.
Banjir mencapai ketinggian 1,4 meter di daerah Linshui, baratdaya Provinsi Sichuan, kata Kementerian Departemen Penyelamatan.
Hujan deras juga menyebabkan tiga tanah longsor pada Kamis (16/7) di sebuah kota di pegunungan Chongqing, hulu Yangtze.
Longsor mengubur tiga orang dan tiga lainnya hilang, lapor kantor berita resmi Xinhua.
Banjir musiman menghantam sebagian besar wilayah Cina setiap tahun, terutama di wilayah tengah dan selatan.
Tetapi kondisi tahun ini sangat buruk.
Kota-kota besar masih selamat, tetapi kekhawatiran telah meningkat atas Kota Wuhan dan kota-kota metropolitan hilir lainnya yang merupakan rumah bagi puluhan juta orang.
Pemerintah China, Jumat (17/7/2020) memperingatkan tentang kedatangan banjir lebih kuat dari Bendungan Tiga Ngarai .
Pemerintah mengeluarkan peringatan baru bagi kota-kota di hilir, karena lebih banyak hujan dalam beberapa hari mendatang.
Kota-kota di wilayah tengah negara itu di sepanjang Sungai Yangtze, sungai terpanjang di China - telah tergenang dalam sepekan terakhir ini.
Hujan deras telah menghantam wilayah itu sejak bulan lalu, mendorong curah hujan rata-rata 12% lebih tinggi dari tahun lalu.
Pihak berwenang mengatakan bendungan sudah mengeluarkan air pada 29 Juni 2020 untuk mengantisipasi banjir.
Mereka menyatakan banjir yang terjadi di kota-kota hilir bukan disebabkan oleh pembuangan, tetapi lebih disebabkan oleh sistem drainase yang buruk.
Quote:

Sebuah kawasan dekat Sungai Yangtze, Jiujiang, Provinsi Jiangxi, China terendam banjir, Jumat (17/7/2020). (AFP/Hector RETAMAL)
Quote:

Para korban banjir bersama kendaraannya menyeberangi Sungai Yangtze dengan kapal ferry menuju Jiujiang dari Kepulauan Jiangzhouzhen, Priovinsi Jiangzi, China Tengah, Jumat (17/7/2020). (AFP/Hector RETAMAL)
Quote:

Banjir menyisakan atap sebuah rumah di Desa Longkou, Poyang County, Provinsi Jiangxi, China, Kamis (16/7/2020). (AFP/Hector RETAMAL)
Quote:

Warga mengayuh perahu di atas badan jalan yang terendam banjir di Shangrao, Provinsi Jiangxi, China Tengah, Kamis (16/7/2020). (AFP/Hector RETAMAL)
Quote:
Meskipun bendungan mencapai rekor banjir baru tahun ini, pihak berwenang belum mengindikasikan akan melepas lebih banyak air dalam beberapa hari mendatang.
Namun, penduduk di pusat kota Wuhan dan provinsi Anhui, Jiangxi dan Zhejiang, menerima peringatan merah pada Jumat (17/7/2020).
Tetapi dengan hujan yang terus-menerus diperkirakan dalam minggu mendatang, para ekonom telah memperingatkan risiko yang akan terjadi dari banjir luas.
Dapat menghambat pemulihan yang masih baru dari virus Corona.
"Banjir telah begitu meluas sehingga proyek-proyek infrastruktur akan tertunda karena sebagian besar skema terkait dengan kegiatan konstruksi," kata ING Group.
Banjir terburuk Tiongkok pada 1998, ketika lebih dari 2.000 orang meninggal dan hampir 3 juta rumah hancur, sebagian besar di sepanjang Sungai Yangtze.
Bendungan Tiga Ngarai dibangun terutama untuk menghasilkan tenaga listrik, tetapi pemerintah juga mengatakan untuk mengurangi bencana banjir.
Namun, penduduk di pusat kota Wuhan dan provinsi Anhui, Jiangxi dan Zhejiang, menerima peringatan merah pada Jumat (17/7/2020).
Tetapi dengan hujan yang terus-menerus diperkirakan dalam minggu mendatang, para ekonom telah memperingatkan risiko yang akan terjadi dari banjir luas.
Dapat menghambat pemulihan yang masih baru dari virus Corona.
"Banjir telah begitu meluas sehingga proyek-proyek infrastruktur akan tertunda karena sebagian besar skema terkait dengan kegiatan konstruksi," kata ING Group.
Banjir terburuk Tiongkok pada 1998, ketika lebih dari 2.000 orang meninggal dan hampir 3 juta rumah hancur, sebagian besar di sepanjang Sungai Yangtze.
Bendungan Tiga Ngarai dibangun terutama untuk menghasilkan tenaga listrik, tetapi pemerintah juga mengatakan untuk mengurangi bencana banjir.
T K P
Karma is real, akibat serakah datanglah bencana


China Sedang Mengambil Kendali Sungai-Sungai Besar Asia Di Sumbernya
China Bangun Bendungan Raksasa, Tutup Aliran Sungai Galwan ke India
Sungai di India Tiba-tiba Mengering


Diubah oleh ex.babuCCP 18-07-2020 13:03






romanxe dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.8K
Kutip
35
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan