Ane mau coba menulis mengenai sudut pandang berbeda, dimana saat ini selalu yang dianggap tempat yang paling berbahaya dan banyak mengandung resiko penularan COVID 19 adalah tempat hiburan terutama hiburan malam, dan parahnya lagi dianggap paling tidak ada manfaat ekonominya. Padahal para pelaku usaha berusaha untuk memenuhi persyaratan standar keamanan dari COVID 19, karena yang paling lama meresakan LOCK DOWN adalah usaha tempat hiburan malam. Selain itu kalau dibilang tidak ada manfaat mana mungkin adanya warung-warung makan di sekitar tempat hiburan, tukang parkir, security, dan pegai yang bekerja di tempat tersebut. Kalau dilihat dari sisi pajak tempat hiburan itu terkena pajak paling besar, dari Cukai Minuman Beralkohol, Pajak Daerah hingga 25%, PPN, PPH.Contoh bukti bahwa dunia hiburan membantu pembangunan:


"Berkat pajak judi saat itu, isi brankas pemerintah DKI Jakarta yang semula kering kerontang mulai terisi. Dengan pajak dari judi itu pula, Ali Sadikin mengongkosi pelbagai proyek di Jakarta seperti Taman Ismail Marzuki dan proyek perbaikan kampung-kampung. Ketika jabatan Ali Sadikin di Balai Kota berakhir pada 1977, para pengusaha judi kehilangan “pelindung” utamanya."
sumber artikel : https://news.detik.com/x/detail/inte...-Ali-dan-Judi/

Berikut adalah sepenggal cerita dimana dari sisi buruknya dunia hiburan, pemerintah dapat membangun kota. Jadi dalam sejarahpun juga tercatat sisi baiknya dunia hiburan yang dianggap negatif.

Nah sekarang bagaimana nasib orang-orang yang mencari nafkah dari tempat tersebut. Ane coba berkeliling dan mewawancari orang-orang tersebut. Dari tukang parkir yang mengeluh sudah tidak ada pemasukan, bahkan salah satu kerebat mereka meninggal karena sudah tidak mampu bayar rumah sakit. Padahal kalau tidak ada pelarangan buka mungkin setidaknya pendapatan dari tukang parkir saja dapat membantu untuk berobat. Nah hal ini apakah dipikirkan oleh pemerintah, apakah mereka mendapatkan pertolongan dari dampak COVID 19. Mereka bukan karyawan dunia malam loh. Ada juga case lainnya dimana ada pedangang makanan yang biasa dibelanjakan oleh para karyawan dunia malam, mereka merasa omsetnya sekarang sangat berkurang. Kalau masih dianggap mereka tidak ada, mungkin kalian saat ini tidak akan mengenal "BERGEDEL BONDON" yang berlokasi sekitar Pasir Kaliki Bandung. Nah yang terakhir adalah karyawan tempat hiburan malam itu sendiri tercatat ada ribuan tempat yang dianggap tempat hiburan dan mereka mempekerjakan karyawan total lebih 100.000 karyawan dalam usaha tersebut dalam satu kota Bandung saja, bayangkan berapa banyak karyawan yang terkena dampaknya se INDONESIA. Mereka sudah tidak memiliki pekerjaan lebih dari 4 bulan, belum pemerintah tidak peduli sama sekali terhadap mereka. Bantuan sosialpun tak ada bahkan sampai ada yang sudah tak sanggup lagi makan, mereka dikejar-kejar bank keliling, keluarganya sakitpun tidak dibantu oleh pemerintah. Bayangkan berapa pajak yang didapatkan oleh pemerintah, dan apa yang mereka dapat.

Kalau dari sisi kemanusiaannya dimana? apa bedanya mereka dengan RAKYAT INDONESIA yang memiliki KTP INDONESIA. Padahal mereka semua kalau ane interview satu-satu merekapun tidak ingin bekerja di tempat hiburan, seandainya pemerintah memberikan lapangan pekerjaan yang layak.

Saya berharap dengan tulisan ini pemerintah sadar bahwa semua lini ekonomi mengalami kesusahan, setidaknya ada uluran bantuan kepada mereka yang terkena dampak tidak terkecuali orang yang tergantung kepada Usaha Hiburan. Coba contoh Inggris yang sudah melakukannya.

Inggris Bantu Finansial Tempat Hiburan saat Waspada Corona


"Lebih spesifik, pemerintah Inggris memberlakukan pembebasan tarif untuk semua perusahaan di sektor hiburan dan memberikan bantuan hingga 25 ribu pound sterling."
sumber : https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20200318184150-241-484686/inggris-bantu-finansial-tempat-hiburan-saat-waspada-corona

Demikian corat coret yang saya tulis, semoga bisa memberikan gambaran dari sudut pandang lainnya.