- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Memaknai Cuitan Novel Baswedan yang Selalu ‘Seret‘ Jokowi dalam Kasusnya


TS
User telah dihapus
Memaknai Cuitan Novel Baswedan yang Selalu ‘Seret‘ Jokowi dalam Kasusnya
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengomentari cuitan penyidik KPK Novel Baswedan setelah dua pelaku yang menyerangnya, Rahmat Kadir dan Ronny Bugis divonis 2 tahun dan 1,5 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Vonis tersebut lebih lama dibanding tuntutan jaksa yang hanya setahun.
Adapun Novel dalam cuitannya mengucapkan selamat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena berhasil membuat pelaku kejahatan tetap bersembunyi dan siap melakukannya lagi.
BACA JUGA
Yang Capek Dokter dan Paramedis, Yang Diundang ke Istana Artis, Netizen: Kapan Sembuhnya?Foto Kiriman Naya Rivera Jadi Petunjuk Polisi Temukan JasadnyaPencarian Jasad Aktris "Glee" Naya Rivera Terus Dilanjutkan
Secara substansi, lanjut Karyono, dirinya setuju dengan kritik yang dilontarkan Novel mengenai penegakkan hukum.
"Dari segi substansi pernyataannya saya setuju, itu sebagai kritik atas penegakkan hukum yang menurut Novel belum maksimal. Secara prinsip saya setuju konteksnya bahwa hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu," ucap dia.
Namun demikian, Karyono juga memberikan catatan terhadap pernyataan maupun cuitan Novel selama ini. Ia melihat bahwa Novel kerap 'bermain-main' di ranah politik. Hal itu, kata Karyono, membuat publik bertanya-tanya soal posisi Novel apakah sebagai aparat penegak hukum atau politisi.
"Cuma memang, Novel ini kan di satu sisi dia ini aparat penegak hukum ya, tapi seringkali dia bermain-main juga di wilayah isu politik. Waktu Pilkada DKI 2017, kemudian kemarin Pilpres 2019, cuitan-cuitannya, pernyataan-pernyataan politis," ungkap Karyono.
"Ini yang buat publik akhirnya bertanya-tanya juga 'Novel Baswedan ini politisi atau penegak hukum?'. Untuk itu sebaiknya dia fokus saja pada persoalan-persoalan hukum. Boleh juga dia mengkritik tapi soal masalah hukum," jelasnya.
Lebih jauh, Karyono berpendapat, sebagai penyidik KPK, Novel juga harus menjaga marwah lembaga antirasuah itu. Novel, lanjutnya, mesti berhati-hati dalam membuat pernyataan di ranah publik karena jabatan sebagai penyidik KPK melekat dalam dirinya, sehingga apa disampaikan bisa ditafsirkan mewakili lembaga.
"Novel ini kan penyidik KPK, mestinya dia juga taat, fatsun terhadap pimpinan KPK. Itu harus dilakukan Novel. Dia sebagai penyidik KPK, karena KPK ini institusi, ada mekanisme, ada pimpinan, maka dalam membuat pernyataan saya kira harus hati-hati juga untuk menjaga nama baik lembaga. Karena pernyataan seorang Novel kan melekat dengan jabatannya, yang posisinya sebagai penyidik KPK," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, penyidik senior KPK Novel Baswedan menyebut sandiwara kasus penyiraman air keras terhadapnya telah selesai sesuai skenario pihak-pihak yang berada di belakang kasus tersebut.
Hal itu disampaikan Novel setelah dua terdakwa yang menyerangnya, yakni Rahmat Kadir dan Ronny Bugis divonis 2 tahun dan 1,5 tahun penjara dalam sidang putusan pada Kamis (16/7/2020).
"Sandiwara telah selesai sesuai dengan skenarionya," tulis Novel di akun Twitternya, @nazaqistsha, Jumat (17/7/2020).
Menurut Novel, dengan vonis yang dinilai tidak sesuai itu, ada point pembelajaran yang bisa diambil, yakni Indonesia benar-benar berbahaya bagi orang-orang yang berjuang memberantas korupsi.
"Point pembelajarannya adalah Indonesia benar-benar berbahaya bagi orang yang berantas korupsi," cuit @nazaqistsha.
Di akhir cuitannya, Novel mengucapkan selamat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena berhasil membuat pelaku kejahatan tetap bersembunyi dan siap melakukannya lagi.
"Selamat bapak Presiden @jokowi, Anda berhasil membuat pelaku kejahatan tetap bersembunyi, berkeliaran & siap melakukannya lagi!" tegas Novel.
https://www.netralnews.com/peristiwa...dalam-kasusnya



Adapun Novel dalam cuitannya mengucapkan selamat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena berhasil membuat pelaku kejahatan tetap bersembunyi dan siap melakukannya lagi.
BACA JUGA
Yang Capek Dokter dan Paramedis, Yang Diundang ke Istana Artis, Netizen: Kapan Sembuhnya?Foto Kiriman Naya Rivera Jadi Petunjuk Polisi Temukan JasadnyaPencarian Jasad Aktris "Glee" Naya Rivera Terus Dilanjutkan
Secara substansi, lanjut Karyono, dirinya setuju dengan kritik yang dilontarkan Novel mengenai penegakkan hukum.
"Dari segi substansi pernyataannya saya setuju, itu sebagai kritik atas penegakkan hukum yang menurut Novel belum maksimal. Secara prinsip saya setuju konteksnya bahwa hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu," ucap dia.
Namun demikian, Karyono juga memberikan catatan terhadap pernyataan maupun cuitan Novel selama ini. Ia melihat bahwa Novel kerap 'bermain-main' di ranah politik. Hal itu, kata Karyono, membuat publik bertanya-tanya soal posisi Novel apakah sebagai aparat penegak hukum atau politisi.
"Cuma memang, Novel ini kan di satu sisi dia ini aparat penegak hukum ya, tapi seringkali dia bermain-main juga di wilayah isu politik. Waktu Pilkada DKI 2017, kemudian kemarin Pilpres 2019, cuitan-cuitannya, pernyataan-pernyataan politis," ungkap Karyono.
"Ini yang buat publik akhirnya bertanya-tanya juga 'Novel Baswedan ini politisi atau penegak hukum?'. Untuk itu sebaiknya dia fokus saja pada persoalan-persoalan hukum. Boleh juga dia mengkritik tapi soal masalah hukum," jelasnya.
Lebih jauh, Karyono berpendapat, sebagai penyidik KPK, Novel juga harus menjaga marwah lembaga antirasuah itu. Novel, lanjutnya, mesti berhati-hati dalam membuat pernyataan di ranah publik karena jabatan sebagai penyidik KPK melekat dalam dirinya, sehingga apa disampaikan bisa ditafsirkan mewakili lembaga.
"Novel ini kan penyidik KPK, mestinya dia juga taat, fatsun terhadap pimpinan KPK. Itu harus dilakukan Novel. Dia sebagai penyidik KPK, karena KPK ini institusi, ada mekanisme, ada pimpinan, maka dalam membuat pernyataan saya kira harus hati-hati juga untuk menjaga nama baik lembaga. Karena pernyataan seorang Novel kan melekat dengan jabatannya, yang posisinya sebagai penyidik KPK," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, penyidik senior KPK Novel Baswedan menyebut sandiwara kasus penyiraman air keras terhadapnya telah selesai sesuai skenario pihak-pihak yang berada di belakang kasus tersebut.
Hal itu disampaikan Novel setelah dua terdakwa yang menyerangnya, yakni Rahmat Kadir dan Ronny Bugis divonis 2 tahun dan 1,5 tahun penjara dalam sidang putusan pada Kamis (16/7/2020).
"Sandiwara telah selesai sesuai dengan skenarionya," tulis Novel di akun Twitternya, @nazaqistsha, Jumat (17/7/2020).
Menurut Novel, dengan vonis yang dinilai tidak sesuai itu, ada point pembelajaran yang bisa diambil, yakni Indonesia benar-benar berbahaya bagi orang-orang yang berjuang memberantas korupsi.
"Point pembelajarannya adalah Indonesia benar-benar berbahaya bagi orang yang berantas korupsi," cuit @nazaqistsha.
Di akhir cuitannya, Novel mengucapkan selamat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena berhasil membuat pelaku kejahatan tetap bersembunyi dan siap melakukannya lagi.
"Selamat bapak Presiden @jokowi, Anda berhasil membuat pelaku kejahatan tetap bersembunyi, berkeliaran & siap melakukannya lagi!" tegas Novel.
https://www.netralnews.com/peristiwa...dalam-kasusnya



Diubah oleh User telah dihapus 17-07-2020 12:27






tien212700 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.8K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan