- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
IDI: Ratusan Dokter Jatim Positif Covid Bukti Beban Berat


TS
extreme78
IDI: Ratusan Dokter Jatim Positif Covid Bukti Beban Berat

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak ratusan tenaga kesehatan mulai dokter dan perawat di Jawa Timur dilaporkan terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19). Puluhan di antara mereka bahkan telah dinyatakan meninggal dunia.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim, dr Sutrisno mengungkapkan berdasarkan catatannya saat ini ada 84 lebih dokter yang terinfeksi Covid-19.
"20 meninggal dunia," kata Sutrisno, kepada CNNIndonesia.com, Kamis (16/7).
Namun, jumlah 84 dokter yang terkonfirmasi positif tersebut baru sebagian. Hal itu lantaran IDI Jatim belum mendapatkan laporan keseluruhan dokter yang positif corona di Kota Surabaya.
"Ini belum masuk Surabaya. Lebih 120, lebih," ujarnya.
Sutrisno mengatakan, belum didapatkannya laporan dari Kota Surabaya itu disebabkan karena banyaknya rumah sakit di Kota Pahlawan ini. Maka proses pelaporannya pun membutuhkan waktu yang lebih lama.
Lihat juga: Pemerintah Kucurkan Rp2,59 T Bantu Pesantren Terdampak Corona
Bagi Sutrisno, banyaknya dokter yang terpapar corona ini, adalah cerminan dari beratnya kondisi yang tengah dihadapi pihaknya kini. Bahkan ada rumah sakit, yang telah membatasi pelayanan, lantaran dokternya terinfeksi.
"Artinya sekarang ini bebannya berat. Memang ada RS menghentikan pelayanan. Karena memang positif dokternya," ujarnya.
Meski begitu, kata dia, sejauh ini kondisi tersebut masih bisa teratasi. Dokter dan perawat di Jatim pun secara jumlah dan tenaga, masih memadai untuk melakukan penanganan.
Sistem perujukan pun, kata dia, tengah dalam proses dibenahi, hal itu dilakukan agar proses redistribusi pasien bisa merata. Sehingga beban tenaga medis bisa terbagi dan diminimalkan.
Sementara itu, Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim, Nursalam mengatakan hingga kini sudah ada 334 perawat di Jatim yang terkonfirmasi positif Covid-19, 13 di antaranya meninggal dunia.
Ia menuturkan banyaknya perawat yang terkonfirmasi corona ini merupakan dampak dari terus melonjaknya pasien. Seiring itu maka risiko tertular juga sangat tinggi.
"Banyak pasien yang periksa dan menjalani pelayanan di puskesmas atau rumah sakit tanpa gejala (OTG), dengan kasus bukan Covid-19. Sehingga protokol kesehatan [penggunaan APD] belum sesuai," ujarnya.
Faktor lain yang juga memengaruhi, kata dia yakni belum terealisasinya pentataan dan pengelolaan jam kerja, beban kerja, kedisiplinan dalam APD, dengan baik.
"Lalu pemenuhan kebutuhan dasar termasuk kesejahteraan, termasuk insentif yang sampai sekarang belum terealisasi di Jatim," ujarnya.
Tak hanya itu, pelaksanaan swab PCR kepada perawat belum dilakukan secara masif dan berkala setiap 14 hari.
"Padahal hal itu penting untuk deteksi awal serta melindungi perawat dan masyarakat atau pasien dari risiko penularan," ujarnya.
Pemerintah jamin ketersediaan APD
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengatakan tenaga kesehatan, yakni dokter dan perawat merupakan, orang yang paling rentan terhadap serangan virus corona (Covid-19).
Muhadjir memastikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pun akan terus berupaya menjamin keselamatan para tenaga kesehatan, dengan pasokan alat pelindung diri (APD) yang memadai.
"Tenaga kesehatan adalah, pihak yang paling rentan dan potensial tertular [Covid-19]. Saya mohon jangan menurunkan standar perlindungan kesehatannya, termasuk APD," kata Muhadjir melakukan koordinasi dengan IDI Jatim, Pangkogabwilhan II, Gugus Tugas Nasional dan Gugus Tugas Jatim, di Surabaya, Kamis (16/7).
Ia pun mengaku tak ingin lagi mendengar keluhan dari para tenaga kesehatan yang kekurangan pasokan APD. Di sisi lain, ia juga berharap agar penggunaannya pun tak serampangan.
"Tidak boleh lagi ada komplain APD kurang, gugus tugas sudah menjamin. Kalau APD ada penggunaannya serampangan, ingat nakes ini paling rentan," ujarnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengibaratkan para tenaga kesehatan sebagai queen of the battle dalam peperangan melawan corona. Perannya berada langsung di garda terdepan.
"Ibaratnya, peran tenaga kesehatan ini queen of the battle, ratu pertempuran. Kalau perang konvensional itu infanteri, kalau sekarang perang lawan Covid-19 ini tenaga kesehatan," katanya.
Untuk meringankan beban tenaga kesehatan, Muhadjir mengatakan saat ini pemerintah pusat, Pemprov Jatim, bersama Pangkogabwilhan II juga tengah menggodok rencana penambahan ruang isolasi bagi pasien Covid-19.
Selain itu, ada pula upaya penambahan dua ruang isolasi di Sidoarjo dan Gresik, alat kesehatan primer untuk 99 RS rujukan Covid-19 di Jatim, ventilator, pangkalan tes spesimen, hingga kit PCR maupun reagen.
https://m.cnnindonesia.com/nasional/...ti-beban-berat
Bayangkan saja andai seluruh nakes tidak bisa lagi menangani pasien karena mesti di karantina 14 hari.
Sementara di luar sana dengan memamerkan kebodohannya ada yang rajin demo,jenazah di rebut paksa dan menganggap koronak hanya ilusi.
Ketika mereka semua terinfeksi dan ingin berobat lalu siapa yang obatin kalian...







Cosmoflip dan 3 lainnya memberi reputasi
4
678
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan