Kapan pandemi ini berakhir..
Sebuah kisah dari desa kecil di Kabupaten Kudus di tengah Pulau Jawa.
Tulisan ini saya persembahkan untuk seluruh penduduk negeri ini yang beraneka ragam.
Ada yang sabar, ada yang egois.. Ada yang takut, ada yang gak peduli..
Bu Nur, atau anak-anak SMK yang sering jajan di tempatnya memanggilnya dengan Mbok..
Merupakan salah satu dari ribuan bahkan jutaan orang yang terkena dampak dari segi ekonomi dalam pandemi Covid-19 ini.


*gambar hanya ilustrasi

Awal diumumkannya pandemi bulan Maret 2020 kemarin, sekolah diliburkan sehingga pemasukan harian beliau yang hanya didapat dari warung kecil yang dibuka di dekat sebuah SMK benar-benar terhenti. Beliau termasuk golongan orang yang sabar dan takut. Begitu ada instruksi untuk #dirumahsaja , beliau benar-benar menutup warungnya sampai saat ini. Beliau bukan termasuk yang berkoar-koar, kalau saya tidak jualan terus saya makan apa.. Beliau berkata, “ya memang hasil jualan yang saya tabung selama ini memang salah satunya digunakan untuk hal-hal darurat seperti ini mas.. disaat sdh gak bisa jualan saya tetap bisa makan”. Bagi saya itu yang memang seharusnya dilakukan. Namun, masa pandemi dan libur sekolah terlalu lama.. dari yang seharusnya Cuma 2 minggu masa lockdown, jika seluruh bangsa Indonesia mau 2 minggu saja dirumah, Pasti Corona penyebarannya akan terhenti. Eh, ini malah semakin luas dan semakin banyak. Masa pandemi diperpanjang..

Beberapa minggu lalu pemerintah mengumumkan masa pandemi berubah menjadi masa New Normal. Bagi Bu Nur, perubahan ini masih tidak dianggap apa2.. karena sekolah masih libur. Sudah 4 bulan dari Maret sampai Juni tidak ada pemasukan sama sekali. Hingga masuk bulan Juli tepatnya tanggal 13 tepat tahun ajaran baru untuk sekolah dimulai, SMK mulai masuk Kembali. Bu Nur dengan semangat menjajakan dagangannya.. “Alhamdulillah..” ujarnya.. Awal yang begitu menggembirakan bagi beliau. Bak kata pepatah, Panas setahun dihapus hujan sehari.. Hari Senin itu dagangan bu Nur terjual habis sampai jam pulang sekolah..

Hari berikutnya, hari Selasa 14 Juli 2020, Bu Nur sudah menyiapkan dagangannya pagi-pagi sekali, tekadnya untuk menyediakan sarapan untuk anak-anak SMK yang kebetulan tidak semapt sarapan dirumah selalu membuatnya bersemangat. Full, Nasi dimasak satu dandang besar, sayur-sayuran dan bumbu pecel siap untuk dijual sampai siang, mie goreng dan kering tehu tempe juga tampak menggugah selera, juga satu panci besar kuah sop daging yang semerbak aromanya, semuanya sudah siap untuk dijajakan.. Jam 06:00 warung dibuka. Beberapa anak mulai berdatangan untuk sekedar sarapan dan nyemil gorengan menunggu bel masuk sekolah. Tiba-tiba, mobil dari dinas Kabupaten datang ke SMK, memberikan pengumuman sekolah harus diliburkan, dan baru boleh masuk lagi Desember 2020.. Semua siswa harus dipulangkan. Bu Nur syok mendengar itu.. Dagangan hari ini yang diusahakan dengan sisa-sisa modal, disediakan full untuk dijajakan sampai siang, terpaksa harus kehilangan pembeli sudah dari pagi. Dibalik senyumnya, tampak muka kecewa yang mendalam. “Ya sudah mas, mau bagaimana lagi..”, ujarnya.. Akhirnya semua sisa dagangan itu dibungkus satu-satu ke kertas minyak dan dibagi-bagikan ke saudara-saudara dan tetangga.. Aku yang ikut membagikan faham betul betapa sedihnya beliau hari itu,.

Tidak ada maksud apa-apa terkait cerita ini, tidak ada yang salah. Namanya juga pandemi.

Namun saran saya untuk dinas atau pemerintah, dalah hal ini, memberi pengumuna jangan mendadak seprti itu, diumumkan sekarang jalan besok seharusnya bisa.. kasihan saya melihat orang-orang yang sabar yang menanti namun dikecewakan seprti ini..

Cukup sekian curhat saya ini..
Semoga kita semua diberikan Kesehatan dan keberkahan dalam hidup ini..
Jangan lupa terus pakai masker yah..


Terimakasih