RI di Ambang Resesi, Tantangan Terberat di Tengah Pandemi
TS
wijayanto999
RI di Ambang Resesi, Tantangan Terberat di Tengah Pandemi
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai bersikap realistis terhadap prospek perekonomian Indonesia yang saat ini dalam situasi krisis akibat pandemi corona (Covid-19).
Hal inii dikemukakan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada para gubernur mengenai percepatan penyerapan APBD 2020 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
"Kita harus berani berbuat sesuatu untuk ini diungkit ke atas lagi. Momentumnya adalah di bulan Juli, Agustus, September. Kuartal tiga. Momentumnya ada di situ," kata Jokowi, seperti dikutip melalui laman Sekretariat Kabinet, Rabu (16/7/2020).
"Kalau kita enggak bisa mengungkit di kuartal ketiga, jangan berharap kuartal keempat akan bisa. Sudah. Harapan kita hanya ada di kuartal ketiga. Juli, Agustus, dan September."
Jokowi tak memungkiri bahwa Indonesia saat ini memasuki situasi yang luar biasa sulit lantaran harus berhadapan masalah ekonomi dan kesehatan. Maka dari itu, Jokowi meminta seluruh pihak dapat mengendalikan situasi ini.
"Jangan sampai tidak terkendali. Enggak bisa kita ngegas yang hanya ekonominya saja, enggak bisa. Ya Covid-19-nya juga nanti malah naik ke mana-mana. Enggak bisa. Dua-duanya ini harus betul-betul di gas dan remnya betul," jelasnya.
Jokowi mengingatkan jajarannya agar tidak berharap dari investasi yang masuk ke Indonesia. Menurut kepala negara, satu hal yang saat ini bisa diharapkan dalam memulihkan perekonomian adalah belanja negara.
"Apa yang harus kita lakukan di bulan ini? Kita tidak bisa mengharapkan lagi yang namanya investasi, itu pasti minus pertumbuhannya. Yang bisa diharapkan sekarang ini, semua negara hanya satu yang diharapkan yaitu belanja pemerintah, spending kita, belanja pemerintah. Oleh sebab itu, jangan sampai ada nge-rem,"
Situasi yang cukup dilematis ketika negara sedang kerja keras menuntaskan persoalan covid19 namun di sisi
lain ancaman krisis ekonomi melanda negeri ini dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global ditengah pandemi. Situasi serba sulit diantara dua fokus pilihan yang serba dilematis, antara memprioritaskan penanganan covid19 nya atau dampak ekonominya yang sedang mengancam negeri ini.
Dinamika pertumbuhan ekonomi global yang serba minus efek dampak lockdown beberapa bulan lalu diberbagai negara mulai terasa imbasnya menyasar ekonomi.
Hampir semua negara maju diprediksi pertumbuhan ekonominya minus lebih dari dua digit bahkan terindikasi lebih parah dari dampak krisis ekonomi 1998
Hampir semua negara yang mengalami penularan covid19 yang kian parah pasti akan berujung pada dampak progess ekonominya yang minus. Faktor kebijakan lockdown dari beberapa negara maju membuat perlambatan ekonomi dunia mengalami minus.
Indonesia untungnya tidak menerapkan kebijakan lockdown ketika hampir mayoritas negara ikutan latah mengeksekusi kebijakan lockdown demi menekan penularan wabah. Namun ujung dari kebijakan tersebut berdampak pada ekonominya pasca lockdown diterapkan
Untungnya indonesia dalam kuartal pertama 2020 ketika presiden jokowi tidak mengambil kebijakan lockdown masih mampu tumbuh pertumbuhannya 2.97% namun ketika pada kuartal kedua tingkat penetrasi ekspor terhambat dan ancaman krisis dari berbagai negara tujuan ekspor pasti akan berdampak bagi negeri ini.
Bahkan singapura yang hasil pendapatan negara 100% dari perdagangan internasional kian susah bergerak dan sudah masuk jurang resesi. Akankah ini berimbas bagi indonesia? Ketika semua negara diprediksi pertumbuhannya lebih dari minus sepuluh persen?
Jawabannya tergantung bangsa ini dalam menyikapi tantangan ekonomi ditengah pandemi secara gotong royong. Karena potensi ekonomi kita yang lebih banyak digerakkan dari sektor konsumsi domestik, belanja negara dan ekspor.
Lalu apa yang bisa kita perbuat untuk menyikapi negara yang sedang diambang resesi? Saat negara dalam tantangan resesi maka yang diperlukan oleh seluruh potensi kerakyatan menyikapi kondisi ini dengan tenang karena ketika resesi itu muncul terus berdampak kepanikan maka akan memperburuk dampak sosial ekonomi saat negeri ini mengalami resesi
Belajar dari pengalaman krisis 1998 dimana muncul kepanikan ditengah rakyat sehingga mudah diprovokasi kelompok tertentu yang memunculkan ancaman stabilitas ekonomi dan politik.
Untuk itu saatnya bersatu gotong royong bersinergi bersama presiden jokowi untuk berikhtiar sebisa mungkin menjaga stabilitas sosial politik tetap kondusif saat negara berupaya memulihkan kembali ekonomi ditengah pandemi.
Saatnya rakyat kembali bangkit bergerak memulai aktivitas ekonominya demi menghidupi keluarga dengan tetap berbasis protokol kesehatan. Dengan bergeraknya ekonomi keluarga maka berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu rakyat harus sinergi mendukung upaya presiden jokowi dalam mengambil kebijakan mendorong pertumbuhan ekonomi lewat belanja modal. Proyek infrastruktur yang mulai di gas puoll oleh jokowi harus didukung demi bergeraknya ekonomi lokal.
Bagi para korban PHK sudah harus mulai bergerak kembali menciptakan peluang usaha ditengah pandemi tanpa harus larut dalam kegalauan efek di PHK dampak pabriknya belum normal beraktivitas.
Sinergi antar potensi kerakyatan bersama pemerintah sangat penting demi mendorong kembali pergerakan ekonomi berbasis lokal.
Dengan adanya sinergi bersama seluruh komponen bangsa mampu membendung ancaman resesi ditengah pandemi.
Dengan kreatifitas rakyatnya lewat stimulus negara dalam menggerakkan ekonomi lokal menjadi faktor penentu keberhasilan kita membendung resesi ekonomi dinegeri ini.
Terobosan terobosan rakyat dalam menciptakan peluang usaha demi menggerakkan ekonomi lokal adalah langkah solusi menghilangkan kepanikan dengan berdikari secara ekonomi lewat usaha mandiri.
Apapun tantangannya bangsa ini kalau seluruh potensi negeri ini mampu bergotong royong dan bersinergi bersama maka akan menguatkan langkah kita dalam menghadirkan harapan menuju indonesia maju berkeadilan.
Jadi tantangan resesi merupakan momentum bagi seluruh potensi bangsa untuk bahu membahu memberi solusi setiap tantangan bangsa.
Rakyat yang peduli pada nasib bangsanya akan lebih menguatkan negeri ini untuk terus maju dan berkembang, dan negara yang selalu hadir untuk rakyatnya akan membawa kemakmuran dan kebahagiaan bagi rakyatnya.
Untuk itu saatnya gotong royong bersama bangkitkan ekonomi dimulai dari kuatnya serta bergeraknya ekonomi keluarga ditengah pandemi.