- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BNPT Gandeng Dai Muda Cegah Intoleransi dan Radikalisme


TS
silents.
BNPT Gandeng Dai Muda Cegah Intoleransi dan Radikalisme
Jakarta -
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar berkeyakinan, para ulama moderat dan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam punya peran penting dalam pencegahan penyebaran paham radikal di Masyarakat. Karena itu sejak memimpin BNPT Mei lalu, dia terus berkeliling menemui pimpinan orman-ormas keagamaan dan ulama terkemuka yang dikenal moderat.
Khusus kepada NU dan Muhammadiyah Boy mengaku telah meminta para dai muda mereka yang bisa diterima dengan baik oleh generasi milenial untuk diajak terlibat aktif menyebarkan dakwah yang damai, serta mencegah ujaran kebencian dan kekerasan.
"Kita tidak ingin generasi muda menjadi korban propaganda kelompok penganut paham kekerasan," kata Boy Rafli saat bertandang ke redaksi detik.com, Rabu (15/7/2020).
Ia mencontohkan kasus Abdurrahman yang secara membabi buta menyerang anggota Polsek Daha Selatan di Kalimantan Selatan dengan samurai. Anak muda itu bertindak seolah tengah membela dan memperjuangkan nilai-nilai agama, padahal sama sekali tidak.
Lulusan Akpol 1988 itu merujuk Miftah Maulana Habiburrahman yang biasa disapa Gus Miftah sebagai figur dai muda panutan dalam berdakwah. Pengasuh pondok Ora Aji Jogjakarta itu selain digemari kalangan milenial karena materi dakwahnya yang komunikatif, juga selalu menyelipkan pesan-pesan nasionalisme.
"Gus Miftah itu contoh dai muda yang punya komitmen kebangsaan sangat baik, berdakwah tanpa melupakan nilai-nilai nasionalisme, nilai keindonesiaan," kata Boy.
Gus Miftah, dia melanjutkan, suka menyelipkan jokes-jokes segar dalam dakwahnya sehingga jemaah mudah menerima pesan yang disampaikan. "Ke depan format acara dakwah akan dikemas agar bisa lebih dekat dan diterima kalangan anak-anak muda atau generasi milenial," ujarnya.
Sebelumnya, Boy yang pernah menjadi Kadiv Humas Mabes Polri 2016-2017 itu memaparkan sejumlah capaian BNPT yang hari ini memasuki usia 10 tahun (satu dekade). Selain dengan ormas-ormas Islam moderat, kata dia, BNPT juga menggandeng lebih dari 50 kelompok masyarakat sipil dalam menjalankan program-programnya.
Dalam wawancara selama lebih dari setengah jam itu, Boy menjawab sejumlah isu lain seperti pengurus masjid di lingkungan BUMN yang pernah dikabarkan disusupi pihak-pihak berpaham kekerasan. Disinggung pula soal pembinaan para mantan napi terorisme dan wacana pemulangan mantan kombatan ISIS di Iran dan Suriah.
Paparan Boy Rafli terkait itu semua dapat disimak dalam Blak-blakan bertajuk, "Menggandeng Dai Muda untuk Melawan Radikalisme" di detik.com, Kamis (16/7/2020).
https://news.detik.com/berita/d-5095...845.1593609637
Udahlah, islam nusantara itu islam yg paling bener dan cocok untuk indonesia yang damai bebas teroris.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar berkeyakinan, para ulama moderat dan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam punya peran penting dalam pencegahan penyebaran paham radikal di Masyarakat. Karena itu sejak memimpin BNPT Mei lalu, dia terus berkeliling menemui pimpinan orman-ormas keagamaan dan ulama terkemuka yang dikenal moderat.
Khusus kepada NU dan Muhammadiyah Boy mengaku telah meminta para dai muda mereka yang bisa diterima dengan baik oleh generasi milenial untuk diajak terlibat aktif menyebarkan dakwah yang damai, serta mencegah ujaran kebencian dan kekerasan.
"Kita tidak ingin generasi muda menjadi korban propaganda kelompok penganut paham kekerasan," kata Boy Rafli saat bertandang ke redaksi detik.com, Rabu (15/7/2020).
Ia mencontohkan kasus Abdurrahman yang secara membabi buta menyerang anggota Polsek Daha Selatan di Kalimantan Selatan dengan samurai. Anak muda itu bertindak seolah tengah membela dan memperjuangkan nilai-nilai agama, padahal sama sekali tidak.
Lulusan Akpol 1988 itu merujuk Miftah Maulana Habiburrahman yang biasa disapa Gus Miftah sebagai figur dai muda panutan dalam berdakwah. Pengasuh pondok Ora Aji Jogjakarta itu selain digemari kalangan milenial karena materi dakwahnya yang komunikatif, juga selalu menyelipkan pesan-pesan nasionalisme.
"Gus Miftah itu contoh dai muda yang punya komitmen kebangsaan sangat baik, berdakwah tanpa melupakan nilai-nilai nasionalisme, nilai keindonesiaan," kata Boy.
Gus Miftah, dia melanjutkan, suka menyelipkan jokes-jokes segar dalam dakwahnya sehingga jemaah mudah menerima pesan yang disampaikan. "Ke depan format acara dakwah akan dikemas agar bisa lebih dekat dan diterima kalangan anak-anak muda atau generasi milenial," ujarnya.
Sebelumnya, Boy yang pernah menjadi Kadiv Humas Mabes Polri 2016-2017 itu memaparkan sejumlah capaian BNPT yang hari ini memasuki usia 10 tahun (satu dekade). Selain dengan ormas-ormas Islam moderat, kata dia, BNPT juga menggandeng lebih dari 50 kelompok masyarakat sipil dalam menjalankan program-programnya.
Dalam wawancara selama lebih dari setengah jam itu, Boy menjawab sejumlah isu lain seperti pengurus masjid di lingkungan BUMN yang pernah dikabarkan disusupi pihak-pihak berpaham kekerasan. Disinggung pula soal pembinaan para mantan napi terorisme dan wacana pemulangan mantan kombatan ISIS di Iran dan Suriah.
Paparan Boy Rafli terkait itu semua dapat disimak dalam Blak-blakan bertajuk, "Menggandeng Dai Muda untuk Melawan Radikalisme" di detik.com, Kamis (16/7/2020).
https://news.detik.com/berita/d-5095...845.1593609637
Udahlah, islam nusantara itu islam yg paling bener dan cocok untuk indonesia yang damai bebas teroris.


corobikang memberi reputasi
-1
410
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan