Bertahun - tahun universitas yang ada di wilayah jawa barat selalu ramai di kunjungi calon mahasiswa baru. Masyarakat indonesia mengakui mutu dan kompetensi pendidikan seperti di UNPAD dan ITB dari banyak prodi yang di sediakan seimbang. Jaminan kualitas ini tentu jadi pertimbangan para mahasiswa kelak memudahkan mereka masuk dunia kerja.

Pilihan tempat tinggal mahasiswa pun kini semakin beragam, Daerah Cikuda, Cisaladah, Ciseke, dan Hegarmanah jadi pilihan mahasiswa Unpad yang memilih hidup sederhana selain dekat dari mulai sewaan kamar sampai rumah yang murah. Seperti halnya di daerah ramai penduduk, masalah lain muncul di lingkungan padat seperti ini ada maling, jambret dan lainnya.



Sekarang ada juga hunian untuk mahasiswa yang punya uang lebih dan ingin lebih nyaman di sediakan apartemen dan komplek perumahan elite di dalam nya berisi kasur, lemari, meja belajar, pendingin ruangan, dapur, keran air panas, layanan penatu, internet, sarana kebugaran, kolam renang, balkon, tempat parkir, dan sebagainya.

Begitupun dengan tempat layanan kebutuhan manusia pada umum nya sangat beragam dari mulai warteg sampai mal sekarang ada di sana. Keperluan sehari-hari mahasiswa bisa dipenuhi dari toko-toko yang dibuka warga selain ada minimarket yang saling berdekatan dan satu di antaranya buka 24 jam di Jatinangor. Ada beragam restoran, barbershop, toko cuci sepatu, dan kedai kopi yang menjamur di sepanjang jalan raya Jatinangor. Kehidupan di Jatinangor tidak sepenuhnya tidur.



Ini menjadikan mahasiswa yang minat ke jatinangor bukan masalah belajar saja, banyak hal lain yang bisa di gali karena ruang - ruang dan sarana kreasi sangat banyak di sana, terbukti dengan banyak nya artis dan grup band yang muncul.

Namun gemerlap kemewahan jatinangor tidak lantas menjadikan indonesia khususnya sumedang kawasan pendidikan hanya selogan saja. Disana masih banyak Sekolah dasar yang sangat kurang tenaga pengajar dan kualitas pengajar yang belum cukup baik khususnya di sekolah - sekolah pemerintah. Masalah lain seperti banjir juga menghantui wilayah ini karena semakin padat kemudian tidak di imbangi tata kota yang baik.



Sejatinya apa yang di cita - citakan oleh adanya pendidikan di dunia adalah membangun peradaban yang lebih baik termasuk lingkungan tempat manusia tinggal di sana, padahal disana di sediakan prody tentang lingkungan, ilmu sosial, tapi kembali lagi melihat kenyataan dilapangan bahkan yang terdekat dengan kampus masih berantakan.

Masih banyak ketimpangan disana, lihat saja di kecamatan ci keruh dibelakang mal jatinangor masih ada Sekolah yang kekurangan guru. Jangan kan melihat survei dunia tentang sistem pendidikan di indonesia buruk, segala bentuk jenis pelayanan pada masyarakat juga sama buruknya.

Jangan jauh - jauh dulu kita pergi ke pelosok untuk membuka ruang belajar disana, saya bersama beberapa teman melakukan survei di lingkungan kami sendiri dan ternyata masih sangat banyak anak - anak tidak bisa mengenyam pendidikan di waktu sekarang meski itu gratis tapi faktanya tetap pihak sekolah cari cara bagaimana agar bisa dapat untung dari para murid sudah rahasia umum.



Setelah kami tahu bahwa banyak yang tidak mau sekolah itu karena jika mereka sekolah dia tidak bisa membantu keluarga mencari nafkah. Ada orang tuanya yang sakit - sakitan tidak bisa kerja, ada yang tidak punya ayah, ada yang tidak punya ibu sehingga harus menggantikan peran ibu menjaga adik dan melakukan pekerjaan rumah dan banyak lagi selain jika mereka masuk sekolah umum mereka tetap harus mengeluarkan biaya.



Saya dan teman - teman mulai membuka ruang belajar bagi mereka dengan tidak membebankan apapun pada anak - anak ini termasuk beban nilai dan jam masuk belajar. Kami sadar tidak bisa memberikan solusi masalah ekonomi kepada mereka paling tidak dengan adanya sedikit pengetahuan yang kita bagi, kelak anak - anak ini tidak tertipu dengan cara hidup masyarakat perkotaan pada umum nya.



Paling tidak ini cara efektif menurut kami untuk memanfaatkan dana yang kita punya dan swadaya dari masyarakat yang peduli dengan apa yang kami lalukan.


Donatur

Secara antropologi anak - anak yang tumbuh di pelosok tantangan nya berbeda, mungkin ada beberapa yang berangkat ke kota besar tapi kenyakan yang lain harus lebih maju untuk bisa memberdayakan lingkungan nya yaitu ladang, hutan, sawah, laut. Tentu mereka sangat boleh untuk mendapat pendidikan.


Donatur

Tapi anak - anak yang dekat dengan kita, dengan lingkungan kota, yang lekat dengan birokrasi, rentan terhadap eksploitasi, tantangan ini yang kelak akan mereka hadapi di masa dewasa. Contoh nya begini, di daerah masing - masing banyak praktek percaloan dikarenakan mereka tidak tahu apa yang harus merela lakukan, karena banyak nya peraturan di tengah maayarakat perkotaan.



Cita - cita mereka tidak tinggi, yang penting usaha dan kerja kerasnya tidak di manfaat kan oleh orang - orang yang lebih berpendidikan diatas mereka. Dengan tulisan ini saya harap bisa membangun kesadaran bersama dan peduli akan apa yang terjadi di sekitar kita.






Disatu sisi usaha seperti ini memang membutuhkan biaya, kami beberapa kali sempat menolak bantuan karena ujung - ujung nya ada yang harus di "korbankan". Ini sering datang dari para pejabat dan pemerintah, kami takut anak - anak ini meniru apa yang kami lakukan dan ini tidak baik untuk masa depan indonesia.

Menjadi terpelajar adalah hak semua orang bukan hanya yang bisa sekolah
Terdidik bisa dimana saja bukan hanya di ruangan kelas
Tapi menjadi tercerahkan adalah usaha kita melawan diri kita sendiri




Selamat hari pendidikan indonesia