Musim berganti waktu pun mengikuti,perlahan tapi pasti
Ku tak pernah menyadari cinta yang ku yakini akhirnya telah mengikat kasih dengan yang lain.
Aku yang telah lama mencintaiMu harus rela meninggalkan dirimu
Aku selalu tersenyum..itu cara ku untuk menghiasi luka
Aku pun selalu tertawa..itu cara ku untuk sembunyi dari rasa kecewaku.
Meski kini sakit ku rasa, aku hanya ingin terdiam..Mengubur semua tentang kita.
Biarkan masa lalu terhempas sang bayu
Biarkan kamu hanya menjadi cerita dalam sepenggal kisah ceritaku
Mungkin aku hanyalah sisa-sisa memori yang tertinggal jauh dan akan menghilang tertimbun dengan semua kebahagiaan mu..
Selamat tinggal bidadari tak bersayapku.
Ku coba pahami merasakan arti rasa cinta sejati untuk kamu mengerti, Mungkin inilah jalan yang harus kita lalui..
BIARLAH KU YANG PERGI
EDEMPA



Rasa manis terlempar irama merengang terdengar samar
Nyaring kicau burung camar mengema di luar rumahku
Sinar ketakutan ku pun mulai mengikis menghujam jeruji
Samar nada indah suara mu semukan bayang keadilan akan cinta.
Raut wajah mu tepiskan meredam menghakimi rindu ku dalam nyata. Berharap aku akan terjaga dari lelap buaian akan rasa. Ternyata semua itu hanya sia-sia. Hanya celoteh luka yang membungkam nada.

Seiring jalanya waktu benalu menyelubung sukma ku. Rasa itu pun melesat cepat seakan musnah ditelan bumi.
Rindu ku pun yang tiap saat menderu kini surut tak menyerbu..
Kebersamaan kadang hilang. Bahkan tak ku dapatkan mungkin hanya sedikit sapaan yang datang menjulang..

Andai kamu tau..!!!
Kenapa selama ini aku bertahan mesti aku tau kau memcintai dia. Itu hanya karna aku tak ingin melihatmu menderita. Walau kadang bertahan membuat ku sesek mengumpal tulang.
KINI AKU SADAR..JALAN YANG AKU LALUI TERNYATA SALAH.

Chinta..Jika kamu mencintai dia..Ku ikhlas melepasmu. Ku ingin kamu menjadi insan yang memegang keteguhan. Kau udah memberikan Dia segumpal cinta bahkan ikatan kasih.
Aku gak mau kamu menjadi seorang pecundang yang hanya memainkan perasaan. Biarlah aku yang mengalah dan pergi dari hatimu.



Kepadamu yang tangannya Ku Genggam, Kini Ku Rela Harus Melepaskan.
Bersamamu aku pernah menjadi pecinta setengah gila yang tak pernah takut menggantungkan harap besar. Bahkan sebelum cincin melingkar di jari manis, aku sudah membangun rumah untuk kita tinggal setelah menikah. Di dalam rumah ini kita sering berdiskusi tentang bagaimana cat rumah kita nantinya.
Kita sering berbagai cerita tentang rencana kita. Aku juga selalu bahagia saat kamu tak segan membagikan mimpi mengenai keinginanmu. Meski diganjal dengan berbagai keterbatasanku tapi itu tak menghentikanku ingin menghalalkanmu.

Tapi kini semuanya telah berakhir. Aku yang sangat mencintaimu kini memutuskan untuk pergi & mengalah. Mungkin aku bisa menyebut ini takdir. Dua insan yang saling mencinta tidak lantas pantas disatukan dalam atap yang sama.

Kebersamaan manis itu akhirnya harus berakhir juga. Kamu dan aku harus menerima kenyataan bahwa dua orang yang mencinta tak lantas harus bersama.

Maafkan diri ini yang telah gagal menjaga mu
Maafkan hati ini yang telah menggagu ceritamu bersamaNya
Maafkan rasa ini yg telah lancang mencintai mu..
Maafkan aku..Cintai dan sayangi Dia seperti kamu menyayanggi aku bahkan lebih dari cintamu kepadaku.
AKu bukanlah yg terbaik buat kamu dan aku hanyalah coretan usang yg tak pantas kau sayang. Aku hanyalah sbuah ilalang kering yg menanti hujan menunggu keajaiban meraih bintang..
Yang mustahil dapat ku gapai semuanya tlah terbengkalai. Sementara jeritan lukisan trus terbingkai
Menjerat langkah ku tuk mengapai mahligai..Doaku semoga kamu bahagia dengan sosok dia yang km cintai.

Good bye Chinta..

Diary love THE-NINGRAT

PENULIS :
INDRA MAULANA
DOMPU, NTB..19-05-1986 🌹19-09-1987