Sanksi denda berupa uang sudah lama diterapkan oleh pemerintah. Hampir di semua sektor. Dan yang paling populer namun tidak disukai adalah tilang.

Punya kendaraan bermotor memang tidak mudah. Tidak seperti sepeda. Tidak ada aturan yang melekat pada sepeda, baik bagi yang memakainya ataupun bagi sepeda itu sendiri.

Beda dengan motor. Harganya jauh lebih mahal dari sepeda. Perlengkapan motor harus lengkap. Surat-surat motor harus ada dan hidup alias dihidupi pakai duit setiap tahun. Begitu pula bagi pengendaranya. Harus punya sim dan helm. Kurang satu, denda uang menanti. Meski memberatkan, pemilik motor bisa memakluminya.

Sanksi denda berupa uang dianggap bisa menekan pelanggar lalu lintas. Dan di tengah pandemi Covid-19 ini sanksi denda berupa uang juga diterapkan. Hampir di semua wilayah di Indonesia yang menerapkan PSPB kemudian ketika menuju New Normal sanksi denda berupa uang juga diberlakukan. Ada yang benar-benar melaksanakannya, ada pula yang hanya sekadar gertakan.

Daftar sanksi denda berupa uang bagi pelanggaran PSPB kemudian menuju New Normal dirilis oleh pemerintah daerah masing-masing sejak beberapa waktu yang lalu. Baik bagi pribadi ataupun bagi pelaku usaha.

Memberatkan memang, tapi mau bagaimana. Rakyat hanya bisa nurut. Peraturan apapun yang dibuat pemerintah, mau sanksi kurungan, mau sanksi uang rakyat hanya bisa manut.

Yang gw heran, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah dan pemaaf. Jika rakyat melakukan pelanggaran yang meskipun ringan, permintaan maaf tidaklah cukup. Permintaan maaf tetap harus dibarengan dengan uang.

Sanksi denda berupa uang dianggap lebih mudah dan murah.Tentu ini hanya pemikiran pemerintah saja. Mudah karena sanksi yang diberikan bisa dilakukan ditempat. Tidak perlu repot2 membuka sidang. Murah karena sang pelanggar tidak perlu di penjara dan pemerintah tidak perlu mengeluarkan uang untuk memberi makan. Malah pemerintah mendapatkan uang atas sanksi denda berupa uang tersebut.

Ya, sanksi denda berupa uang dianggap mudah dan murah hanya menurut pemerintah saja. Bagi kita yang menjadi objek atas sanksi tersebut malah sebaliknya. Sanksi denda berupa uang tersebut sangat memberatkan. Bagus kalau waktu kena sanksi uang ada di dompet. Kalau gak ada, apa bisa di ganti dengan permintaan maaf?


Jika pemerintah tidak lagi ramah, jangan kaget jika rakyat berubah jadi pemarah.