- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
KEBUMEN KOTA IMPIAN


TS
euisdina
KEBUMEN KOTA IMPIAN
Judul : KEBUMEN KOTA IMPIAN
Penulis : Euis Dinawati
***
Aku dibuat terpesona saat pertama kali menginjakkan kaki di kota kecil yang terletak di provinsi Jawa Tengah ini. Kala itu pertengahan Juli 2013. Tepatnya seminggu setelah aku dihalalkan oleh Mas bojo yang asal kota Kebumen ini. Aku sendiri berasal dari daerah Pandeglang-Banten.
Mungkin ini perpaduan dari rasa cintaku pada mas Bojo yang menggelegak dengan kekagumanku pada kota kecil yang sejuk ini sehingga aku merasa nyaman tinggal bersamanya.
Pemandangannya yang indah dikelilingi perbukitan hijau dan sawah, membuat siapa saja merasa betah berlama-lama.
Jangan salah ... walaupun kota kecil, kota Kebumen sudah memiliki infrastruktur pembangunan jalan yang sudah sangat bagus dan merata. Setiap jalan gang hampir semua sudah dicor dan diaspal.

Sumber : Dokpri
Sudah akrab di indra pendengaran dengan istilah. 'Orang jawa itu ramah-ramah.' Ternyata itu bukan sekedar mitos, lho ... tapi memang fakta. Terbukti saat berpapasan dengan seseorang yang tidak dikenal sama sekali dan baru bertemu mereka selalu menganggukan kepala sambil melempar senyum seolah sudah kenal akrab denganku. Awalnya aku merasa sedikit heran dan merasa lucu. Sampai sempat bertanya kepada Mas bojo.
"Mas, tadi di jalan aku ketemu orang yang lagi bawa sepeda motor, kok, orang itu ngajakin senyum dan mengaggukan kepala, padahal, kan, gak saling kenal."
"Ya, memang sudah biasa seperti itu kalau di jawa, orangnya selalu bersikap ramah walaupun sama orang yang gak kenal sekalipun," jawb Mas bojo bangga.
Selain warganya yang selalu ramah dan sopan, kota Kebumen juga ternyata mempunyai banyak destinasi wisata yang indah dan keren, lho .... !
Seperti Goa Jatijajar yang berada di kecamatan Ayah, letaknya di sebelah barat pusat kota Kebumen. Selama dalam perjalan aku disuguhkan oleh pemandangan alam yang aduhai sekali indahnya. Jalanan yang berkelok bagai liukkan ular memanjang serta deretan perbuktikan di sepanjang jalan.
Menyaksikan keunikan pemandangan yang ada di Goa Jatijajar. Membuat Imajinasiku melayang ke zaman ratusan tahun silam. Karena tempatnya yang alami dan masih menyisakan jejak sejarah di dalamnya. Seperti ada beberapa patung tokoh pada zaman kerajaan, sewaktu memasuki goa yang memiliki panjang 250 meter itu.
Lebih menakjubkan lagi di bagian dalam goa terdapat dua sendang yang diberi nama sendang mawar dan sendang kantil yang mengalirkan air sampai ke luar mulut gua melalui mulut patung raksasa dinosaurus yang berada di depan mulut gua tersebut.

Sumber : Facebook
Selain Goa Jatijajar ada juga tempat wisata pantai Suwuk. Di sini kita bisa menikmati pesona alam sambil menikmati mendoan hangat dan segelas teh manis di warung tepi pantai atau bisa memilih jajanan lainnya dengan ditemani deburan ombak dari samudera biru yang terhampar luas sejauh mata memandang. Saat penglihatanku beralih ke arah barat maka terpampanglah pemandangan indah perbukitan yang letaknya agak menjorok ke arah tengah laut. Benar-benar surga dunia yang berada di kota Kebumen.

Gerbang pantai Suwuk. Sumber:Facebook

Paronama pantai Suwuk. Sumber: Facebook
Pantai Manganti, pantai Logending, waduk Sempor serta tempat wisata eksotis lainnya. Yang tak kalah menarik untuk disinggahi saat singgah di kota Kebumen ini.


Sedangkan untuk sumber daya alam yang ada di daerah Kebumen ini. Masyarakat setempat selain memanfaatkan lahan pertanian pesawahan yang menghampar luas. Ada juga di sebagian daerah tepatnya di kecamatan Buayan yang memanfaatkan pohon kelapa dengan cara disadap untuk diambil air niranya lalu diproses menjadi gula jawa yang mempunyai nilai jual tinggi di pasaran. Bahkan sampai ada yang sudah diekspor ke luar negeri.
Seperti yang sehari-harinya selalu rutin dilakukan oleh Mas Muji, tetanggaku.
Bapak muda beranak dua itu selalu melakukan aktifitas nderes setiap hari dua kali, yaitu pada waktu pagi dan sore. Saat pagi ia akan mengambil hasil tampungannya yang dipasang pada sore kemarin lalu menggantinya dengan ember atau alat tampung yang kosong. Begitu terus setiap harinya.
Sedangkan yang mengolah air nira kelapa hasil deresannya yaitu Mbak Ayu, istrinya yang selalu setia membantu pekerjaan sang suami. Mula-mula ibu muda berusia tiga puluh enam tahun itu menaruh dan menyatuakn seluruh air hasil deresan dari pohon kelapa ke dalam kuwali yang berukuran besar dan menyaringnya menggunakan saringan agar kotoran tang terdapat di dalamnya tidak ikut serta masuk ke dalam wajan.
Lalu dididihkan dengan mengunakan tungku tradisional yang terbuat dari tanah liat berbahan kayu bakar selama kurang lebih tiga jam sampai airnya semakin berkurang dan mulai mengental membentuk karamel berwarna emas kecoklatan dan mulai tercium bau wangi khas gula merah matang yang menguar ke seluruh penjuru. Dilanjut dengan proses pencetakan menggunakan ruas bambu yang sudah di potong-potong atau memakai mangkuk pelastik.

Sumber : Facebook
Dalam waktu tiga hari Mbak Ayu dan suaminya bisa mengumpulkan hasil gulanya sebanyak satu kuwintal yang akan dibawanya ke agen langganan mereka.
"Lumayan buat menutupi kebutuhan sehari-hari dan sebagian sisanya bisa untuk ditabung," ungkap wanita beranak dua itu dengan bahasa jawa yang kental sambil terus mencetak gula hasil olahannya, saat aku bermain ke rumahnya melihat proses pembuatan gula kelapa atau gula jawa itu.

Sumber : Facebook
Itulah sepenggal ceritaku tentang kota Kebumen yang kaya akan sumber daya alam dan destinasi wisatanya yang bertebaran di seluruh pelosok kota tercinta ini. Saat meninggalkannya selalu ada rasa rindu untuk segera kembali ke kota yang telah membuatku jatuh cinta dan betah selama tujuh tahun tinggal di sini. I love Kebumen citty.
#Kebumenku390
#UmahGombong
Penulis : Euis Dinawati
***
Aku dibuat terpesona saat pertama kali menginjakkan kaki di kota kecil yang terletak di provinsi Jawa Tengah ini. Kala itu pertengahan Juli 2013. Tepatnya seminggu setelah aku dihalalkan oleh Mas bojo yang asal kota Kebumen ini. Aku sendiri berasal dari daerah Pandeglang-Banten.
Mungkin ini perpaduan dari rasa cintaku pada mas Bojo yang menggelegak dengan kekagumanku pada kota kecil yang sejuk ini sehingga aku merasa nyaman tinggal bersamanya.
Pemandangannya yang indah dikelilingi perbukitan hijau dan sawah, membuat siapa saja merasa betah berlama-lama.
Jangan salah ... walaupun kota kecil, kota Kebumen sudah memiliki infrastruktur pembangunan jalan yang sudah sangat bagus dan merata. Setiap jalan gang hampir semua sudah dicor dan diaspal.

Sumber : Dokpri
Sudah akrab di indra pendengaran dengan istilah. 'Orang jawa itu ramah-ramah.' Ternyata itu bukan sekedar mitos, lho ... tapi memang fakta. Terbukti saat berpapasan dengan seseorang yang tidak dikenal sama sekali dan baru bertemu mereka selalu menganggukan kepala sambil melempar senyum seolah sudah kenal akrab denganku. Awalnya aku merasa sedikit heran dan merasa lucu. Sampai sempat bertanya kepada Mas bojo.
"Mas, tadi di jalan aku ketemu orang yang lagi bawa sepeda motor, kok, orang itu ngajakin senyum dan mengaggukan kepala, padahal, kan, gak saling kenal."
"Ya, memang sudah biasa seperti itu kalau di jawa, orangnya selalu bersikap ramah walaupun sama orang yang gak kenal sekalipun," jawb Mas bojo bangga.
Selain warganya yang selalu ramah dan sopan, kota Kebumen juga ternyata mempunyai banyak destinasi wisata yang indah dan keren, lho .... !
Seperti Goa Jatijajar yang berada di kecamatan Ayah, letaknya di sebelah barat pusat kota Kebumen. Selama dalam perjalan aku disuguhkan oleh pemandangan alam yang aduhai sekali indahnya. Jalanan yang berkelok bagai liukkan ular memanjang serta deretan perbuktikan di sepanjang jalan.
Menyaksikan keunikan pemandangan yang ada di Goa Jatijajar. Membuat Imajinasiku melayang ke zaman ratusan tahun silam. Karena tempatnya yang alami dan masih menyisakan jejak sejarah di dalamnya. Seperti ada beberapa patung tokoh pada zaman kerajaan, sewaktu memasuki goa yang memiliki panjang 250 meter itu.
Lebih menakjubkan lagi di bagian dalam goa terdapat dua sendang yang diberi nama sendang mawar dan sendang kantil yang mengalirkan air sampai ke luar mulut gua melalui mulut patung raksasa dinosaurus yang berada di depan mulut gua tersebut.

Sumber : Facebook
Selain Goa Jatijajar ada juga tempat wisata pantai Suwuk. Di sini kita bisa menikmati pesona alam sambil menikmati mendoan hangat dan segelas teh manis di warung tepi pantai atau bisa memilih jajanan lainnya dengan ditemani deburan ombak dari samudera biru yang terhampar luas sejauh mata memandang. Saat penglihatanku beralih ke arah barat maka terpampanglah pemandangan indah perbukitan yang letaknya agak menjorok ke arah tengah laut. Benar-benar surga dunia yang berada di kota Kebumen.

Gerbang pantai Suwuk. Sumber:Facebook

Paronama pantai Suwuk. Sumber: Facebook
Pantai Manganti, pantai Logending, waduk Sempor serta tempat wisata eksotis lainnya. Yang tak kalah menarik untuk disinggahi saat singgah di kota Kebumen ini.


Sedangkan untuk sumber daya alam yang ada di daerah Kebumen ini. Masyarakat setempat selain memanfaatkan lahan pertanian pesawahan yang menghampar luas. Ada juga di sebagian daerah tepatnya di kecamatan Buayan yang memanfaatkan pohon kelapa dengan cara disadap untuk diambil air niranya lalu diproses menjadi gula jawa yang mempunyai nilai jual tinggi di pasaran. Bahkan sampai ada yang sudah diekspor ke luar negeri.
Seperti yang sehari-harinya selalu rutin dilakukan oleh Mas Muji, tetanggaku.
Bapak muda beranak dua itu selalu melakukan aktifitas nderes setiap hari dua kali, yaitu pada waktu pagi dan sore. Saat pagi ia akan mengambil hasil tampungannya yang dipasang pada sore kemarin lalu menggantinya dengan ember atau alat tampung yang kosong. Begitu terus setiap harinya.
Sedangkan yang mengolah air nira kelapa hasil deresannya yaitu Mbak Ayu, istrinya yang selalu setia membantu pekerjaan sang suami. Mula-mula ibu muda berusia tiga puluh enam tahun itu menaruh dan menyatuakn seluruh air hasil deresan dari pohon kelapa ke dalam kuwali yang berukuran besar dan menyaringnya menggunakan saringan agar kotoran tang terdapat di dalamnya tidak ikut serta masuk ke dalam wajan.
Lalu dididihkan dengan mengunakan tungku tradisional yang terbuat dari tanah liat berbahan kayu bakar selama kurang lebih tiga jam sampai airnya semakin berkurang dan mulai mengental membentuk karamel berwarna emas kecoklatan dan mulai tercium bau wangi khas gula merah matang yang menguar ke seluruh penjuru. Dilanjut dengan proses pencetakan menggunakan ruas bambu yang sudah di potong-potong atau memakai mangkuk pelastik.

Sumber : Facebook
Dalam waktu tiga hari Mbak Ayu dan suaminya bisa mengumpulkan hasil gulanya sebanyak satu kuwintal yang akan dibawanya ke agen langganan mereka.
"Lumayan buat menutupi kebutuhan sehari-hari dan sebagian sisanya bisa untuk ditabung," ungkap wanita beranak dua itu dengan bahasa jawa yang kental sambil terus mencetak gula hasil olahannya, saat aku bermain ke rumahnya melihat proses pembuatan gula kelapa atau gula jawa itu.

Sumber : Facebook
Itulah sepenggal ceritaku tentang kota Kebumen yang kaya akan sumber daya alam dan destinasi wisatanya yang bertebaran di seluruh pelosok kota tercinta ini. Saat meninggalkannya selalu ada rasa rindu untuk segera kembali ke kota yang telah membuatku jatuh cinta dan betah selama tujuh tahun tinggal di sini. I love Kebumen citty.
#Kebumenku390
#UmahGombong
Diubah oleh euisdina 09-07-2020 02:51






muyasy dan 3 lainnya memberi reputasi
4
946
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan