Tradisi Nikah Tangkap Di Sumba Harus Dihapuskan

Beranda
Komunitas
Female
Wedding & Family
Tradisi Nikah Tangkap Di Sumba Harus Dihapuskan

c4punk1950...

07-07-2020 07:41

Tradisi Nikah Tangkap Di Sumba Harus Dihapuskan

Budaya, adat istiadat yang sudah turun temurun dari leluhur seakan sulit untuk dihilangkan. Tapi kalau tradisi atau adat itu menyalahi norma dimasa sekarang yaitu norma-norma hak asasi manusia dan juga norma sebagai negara yang menjauhi kekerasan dan pemaksaan atas nama hukum.

Maka adat istiadat, dan juga tradisi yang sudah turun temurun itu harus di hilangkan, dihapus atau disuntik mati.

Seperti tradisi nikah tangkap yang terjadi di daerah Sumba, ketika sebuah video viral dengan aksi penangkapan wanita untuk dinikahi. Tradisi penangkapan seperti itu memang dianggap lazim di masyarakat Sumba, khususnya di daerah pedalaman. Tapi peradaban manusia berubah, hal-hal yang merendahkan hak wanita kini semakin di junjung tinggi.

Nah menurut peneliti tradisi sumba, kalau dahulu wanita yang ditangkap tadi akan dinikahkan oleh laki-laki dari keluarga kaya. Karena mahar yang harus dibayarkan kepada wanita yang ditangkap sangatlah besar. Disebut sebagai Tradisi Yappa Maradda.

Dan si wanita juga sudah didandani dengan hiasan pengantin yang lengkap, dan menunggangi kuda terbaik setelah itu baru pihak keluarga pria memberitahukan kepada keluarga perempuan telah terjadi nikah tangkap.

Tapi sekarang kok jadi lucu dan konyol ketika nikah tangkap menjadi menakutkan, seperti penculikan dijalan. Para wanita sumba enggan kekuar rumah karena takut terjadi nikah tangkap, apalagi kalau yang ditangkap bini orang bisa makin panjang urusannya, tapi Yappa terjadi hanya untuk para gadis untuk yang sudah menikah jangan takut lagipula yang dinikahkan masih antar kerabat. Tapi walau begitu tetap saja cinta tak dapat dipaksa, abad 21 ini bung.

Tradisi Nikah Tangkap Di Sumba Harus Dihapuskan

Untuk itu disini harus hadir peran negara, serta badan hukum yang berlaku karena tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Kecuali Sumba bukan bagian dari Indonesia.

Perlunya penataran moral terhadap ketua adat setempat, untuk memutus mata rantai hal-hal yang seperti ini terjadi terus menerus. Praktik Nikah tangkap harus dilarang dengan hukuman yang berlaku di wilayah NKRI, kalau negara tidak hadir bagaimana masyarakat akan paham hukum.

Kalau negara membiarkan, maka akan terus terjadi hal-hal yang seperti ini. Kecuali tidak ada pemaksaan, penculikan dan wanitanya suka ditangkap sih ya sah-sah saja ya. Mungkin perawan tua dan satu-satunya rezeki menikah dengan ditangkap, itu juga harus dilihat konteksnya dengan jelas.

Tradisi Nikah Tangkap Di Sumba Harus Dihapuskan

Kalau ada tindakan pemaksaan, apalagi terhadap gadis muda masih sekolah dan rasa penolakannya besar bisa masuk jerat hukum. Dan pelakunya harus ditangkap dinikahkan dengan jeruji besi.

Sebuah kutipan untuk mengetahui mengapa Yappa terjadi,

Quote:

Ruke Dedu, tokoh adat dan wunang (juru bicara) dari Desa Malinjak, Sumba Tengah mengatakan yappa tidak sembarang dilakukan. Harus ada hubungan kekerabatan antar keluarga laki-laki dan keluarga perempuan, yakni pihak perempuan dalam adat setempat merupakan pihak yang pantas untuk dinikahi. Misalnya ayah dari perempuan bersaudara atau memiliki hubungan keluarga dengan ibu dari keluarga laki-laki (pelaku). Istilahnya, anak om (paman) dari pelaku. Dalam adat Sumba secara umum, memperistri anak om adalah perkimpoian yang diharapkan.

Reku menambahkan bahwa dalam tradisi di Sumba Tengah, yappa marada bisa dibagi dua. Pertama, orang tua kedua belah pihak sudah bersekongkol menikahkan anak-anak mereka. Namun rencana tersebut tidak diketahui anak perempuan dan sama sekali tidak berhubungan dengan si laki-laki. “Istilahnya orang tua kedua belah pihak sudah kong kali kong. Sama-sama tahu, jadi tinggal baku atur saja nanti kalau urusan adat meskipun ini anak nona tidak mau,” ujar Reku Dedu. Kedua, anak perempuan dan kedua orang tuanya tidak tahu tentang niat ini. Hanya keinginan sepihak dari keluarga laki-laki.

Jika korban sudah berada di rumah keluarga laki-laki, wunang diutus memberi tahu keluarga perempuan bahwa anak mereka telah dibawa ke kampung pihak laki-laki. Wunang biasanya membawa seekor kuda dan sebilah parang untuk diserahkan kepada orang tua perempuan. Kuda dan parang bermakna pemberitahuan bahwa anak perempuan ada di keluarga laki-laki yang akan dipinang menjadi istri. “Ini apabila proses yappa dilakukan di jalan, bukan di rumah korban,” terang Reku Dedu.

Namun jika yappa dilakukan di rumah perempuan, maka keluarga laki-laki akan mengikat seekor kuda di tiang rumah. Bila ada keluarga perempuan yang “mengejar” para pelaku yappa, maka mereka akan diberi sebilah parang oleh pihak lelaki. Jadi menurut Reku Dedu, perlu persiapan matang untuk yappa perempuan. Selain persiapan adat, pembagian tugas sudah dilakukan dengan matang: Siapa yang akan menangkap, memuat, kendaraan mobil atau kuda, kapan dilakukan, dan di mana? “Keluarga laki-laki harus siap baik-baik. Memang ada orang yang biasa dipakai untuk tukang yappa. Kalau keluarga perempuan kejar, dia sudah yang tugas menghadapi mereka,” terangnya.

Biasanya saat akan naik ke rumah adat keluarga laki-laki, perempuan akan diperciki dengan air. Tujuannya agar rumah tangga yang akan dibangun terberkati. Meskipun juga ada yang menafsirkan air tersebut mempunyai kekuatan magis agar si perempuan luluh dan mengiyakan seluruh keinginan keluarga laki-laki. “Kalau sudah pukul gong, tidak bisa kasih turun sudah. Satu kampung sudah kumpul, tikam babi. Makan dan minum sama-sama. Jadi dianggap sah sudah. Memang sekarang sudah ada yang dikasih turun kembali. Ada aparat yang bantu keluarga perempuan,” kata Reku Dedu.

Banyak mereka pasrah dengan adat nikah paksa seperti ini. Namun ada juga yang melawan.

sumber kutipan

Apa tanggapanmu melihat fenomena ini, miris, menolak, mendukung atau abstain. Saya, c4punk see u next thread.

"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Star

GIF

Kunjungi blog grup kompak di kaskus, klik banner dibawah ini.

Tanggapan Kaskuser

Quote:

Original Posted By smersh64►Gua Abstain karena gua ndak berhak mencampuri budaya orang emoticon-shakehand

Quote:

Original Posted By NdasManyung166►Kalo main hapus2 aj, berapa banyak budaya yg akan hilang dr negeri kita ini, dan berganti dengan budaya negeri orang yg katanya lebih "beradab". Kan bisa dilaksanakan seremonialnya aj, masalah kimpoinya kan bisa disesuaikan dg hukum dan agama yg berlaku sekarang, banyak koq tradisi yg berhasil diimprovisasi. Bukan main hapus-hapus.

Quote:

Original Posted By Ahong79►hmm... tradisi ini uda ga cocok di zaman sekarang emoticon-Hammer2