Kaskus

Entertainment

sletingdolAvatar border
TS
sletingdol
Unboxing pendidikan di indonesia : Guru
Unboxing pendidikan di indonesia : Guru


Masalah pada system pendidikan indonesia berakar pada sudut pandang dan paradigma pendidikan yang masih sangat tradisional, dan ini harus di rubah. Dimasa yang akan datang siswa tidak lagi membutuhkan guru bahkan sekarang kepintaran siswa dalam berbagai hal itu bukan karena jasa seorang guru di sekolah nya jika mau jujur. Internet memberikan anak keleluasaan dalam menggali kemampuan nya, semisal dari bimbel, club - club belajar dan lain sebagai nya yang membuat mereka bisa mahir tanpa sekolah. Paradigma usang ini hanya menghambat guru itu sendiri untuk mengembangkan kemampuan mengajar, mereka pasti tidak dapat bersaing jika keadaan seperti ini masih di kerjakan.

Bahkan mau di akui atau tidak, siswa itu berdasarkan survei lebih pintar 3 kali lipat dari gurunya di era ini, karena siswa punya akses informasi lebih baik, dan mengerti tekhnologi zaman sekarang. Di dukung juga dengan survei unesco tahun 2016 bahwa indonesia adalah merupakan negara pemilih guru ter buruk di dunia. Jika di banding dengan guru bimbel, guru sekolah formal di indonesia mempunyai reputasi buruk. Penulis tidak bermaksud jelek kepada guru - guru atas uraian ini, tapi fakta nya banyak pertanyaan dari masyarakat mengenai hal ini.

Unboxing pendidikan di indonesia : Guru

Kementrian nasional juga mengadakan UKG semacam ujian untuk para guru dan hasil nya pun juga jelek. Jadi jika ada guru yang marah - marah pada siswa karena nilai nya di bawah kkm, sekali - kali siswa coba tanya pada si guru tersebut nilai UKG nya berapa. Dan ini menjadi sebuah ironi si dunia pendidikan indonesia.

Unboxing pendidikan di indonesia : Guru

Lantas apa penyebabnya jika ada pernyataan yang menyebutkan bahwa guru bimbel lebih baik dari guru SMA.

Pertama bisa dilihat dari kesejahteraan, dengan jumlah guru pada saat ini yang berjumlah sampai 4 juta guru, banyak di antaranya guru baru yang di bayar dalam satu bulan hanya 200-600 ribu, bahkan lebih rendah dari itu juga ada. Dan ini menjadi pertanyaan bagi katakanlah anggaran negara yang senilai 20,% di serahkan pada sektor pendidikan itu. Bagaimana mau berfikir mengispirasi para murid jika isi otak nya di penuhi dengan bagaimana cara untuk mendapat penghasilan.

Unboxing pendidikan di indonesia : Guru

Kedua masyarakat indonesia serba formalitas, seperti pemilu yang sebenarnya disini hanya formalitas walau essensi nya itu demokratis. Hukum sini di tegakan sebagai formalitas, tapi adil nya tidak. Masalah disini adalah para guru tidak di didik menjadi profesional, melainkan hanya terbentuk menjadi pribadi yang administratif. Maksud dari semua ini, si guru tidak di nilai dari bagaimana cara dia mengajar, cara dia menginspirasi, atau cara dia memotivasi. Tapi guru di sini dalam hal administrasi saja, seperti jika ada akreditasi ke sekolah atau ada semacam kunjungan. Silabus, Rpp, protapomes dan seterus nya. Dan ini menjadi beban bagi guru karena per satu guru per pelajaran bisa memcapai 1 rim yang harus di buat di awal smester.

Bayangkan jika satu guru mengajar tiga mata pelajaran dan berbeda kelas berapa rim kertas yang menjadi beban si guru. Ini sangat memecah konsentrasi, banyak yang bolos untuk mengerjakan sampah administrasi seperti ini karena di tagih kepala sekolah kemudian kepala sekolah di tagih dinas pendidikan. Berbeda sekali dengan guru bimbel yang memang dilatih dan fokus pada mengajar.

Unboxing pendidikan di indonesia : Guru

Jika yang belum tahu betapa omong kosong dan keterlaluan isi RPP, protapomes, KKM dan semacam nya anda bisa langsung tanyakan kepada seorang guru di sekitar anda.

Ketiga kompetensi guru tidak jelas, meski sudah di terangkan dalam Undang - undang no 14 tahun 2005 disana tertulis guru harus memiliki kompetensi, ada kompetensi sosial, kepribadian, pedagogik dan profesionali. Namun lagi - lagi yang di tindak lanjuti pemerintah dalam hal ini mengontrol guru adalah masalah adminiatrasi saja.

Banyak contoh kasus dimana seorang guru tidak bisa menghadapi murid yang baru masuk sekolah SD dengan usia rata - rata 7 tahun, di ajari dengan berbagai cara si murid itu tetap belum bisa baca tulis dan si guru menganggap si anak Bodoh. Setelah itu si anak tidak di tangani kebodohan nya karena sudah di klaim bodoh, kemudian si anak juga menyadari bahwa dia tertinggal di kelasnya, penghakiman bodoh pun di terima bukan hanya dari guru nya saja, ada teman - teman nya yang juga sama menganggap dia bodoh kemudian dirinya juga menganggap bodoh, dan sekolah di indonesia gagal menghapuskan kebodohan.

Unboxing pendidikan di indonesia : Guru

Jawa pos edisi 2016 menerbitkan tentang 1/10 anak di indonesia itu diseleksia yang bukan berarti mereka itu bodoh, einstein terindikasi diseleksia, thomas alpha edison terbukti bahwa dia di seleksia. Di indonesia anak diseleksia tidak terpantau karena jika di temukan anak tidak bisa baca tulis sudah di anggap bodoh saja. Dan biasanya sudah di anggap bodoh dan merasa tidak di hargai, mereka ini menjadi nakal.

Kenapa seorang guru di indonesia gagal mendeteksi diseleksia padahal menurut survei itu mencapai 1/10. Coba bayangkan dalam satu kelas seorang guru mengajar 40 orang siswa uang artinya 4 orang diantaranya diseleksia. Karena si guru tidak mempunya kompetensi mengajar apalagi menguasai psikology perkembangan anak, yang ada pada saat IHT yang dipelajari hanya RPP dan silabus lagi. Dampaknya bibit orang - orang pintad indonesia mati karena sejatinya orang di seleksia mempunyai cara berfikir yang berbeda malah di hakimi bodoh.

Kemudian ada kasus SD praktis yang hanya menerima anak yang sudah bisa baca tulis. Kesalahan orang indonesia menganggap SD seperti ini adalah SD favorite, faktanya SD seperti ini di huni oleh staff dari TU sampai kepala sekolah yang Super malas. Di negara maju anak SD itu belajar nya karakter bukan baca tulis bahkan Bahasa inggris sudah dimasukan dalam KKM.

Unboxing pendidikan di indonesia : Guru

Gampang nya seperti ini, anak SMP dan SMA jika mereka libur itu senang, tapi jika terlalu lama mereka jadi Bosan dan mau masuk sekolah. Pernah kah ditanya kenapa mereka mau masuk sekolah?

Mereka hanya ingin bertemu teman - teman nya dan hanya ingin bermain saja.

{thread_title}
idkfaAvatar border
nomoreliesAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
542
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan