- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hikmah Pandemi Covid-19 Bagi Rakyat Indonesia
TS
lonelylontong
Hikmah Pandemi Covid-19 Bagi Rakyat Indonesia

Gbr diambil dr : Kompas.com
Kata orang tua, dalam segala peristiwa, pasti ada hikmah yang bisa diambil. Dalam musibah yang terburuk pun, bisa dicari sisi positif-nya untuk disyukuri. Kalau orang Jawa dibuat guyonan, katanya apa saja masih dibilang selamet, untung.
"Selamet cuma keserempet, nggak ketabrak."
"Selamet cuma ketabrak, nggak kelindhes."
"Selamet cuma kakinya yang kelindes truk gandeng, bukan kepalanya."
"Selamet kelindhes kepalanya, mati seketika, ga pakai kesakitan." <ngenes amat bre....>
Sekarang kalau pandemi Covid-19 ini kira-kira bisa dicari hikmahnya atau tidak? Banyak orang kehilangan pekerjaan, ekonomi suram, sudah new normal pun, bayangan penyakit masih mengancam, dst.
Ya namanya manusia, kalau mau dicari-cari ya bisa saja ketemu hikmahnya. Apalagi kalau mau jadi penulis, ya memang harus bisa mencari-cari sudut pandang yang belum di-eksploitasi, supaya bisa memberi menu baru bagi pembaca. Analoginya, sama-sama wortel, mau dibuat ote-ote bisa, dibuat sop bisa, jadi hiasan buat tumpeng jg boleh.

Gbr diambil dr : Liputan6.com
"Jadi apa hikmahnya Dul? Ngomong thok ngalor-ngidul. Dasar bodoh!!!", kata pembaca. Ya gitulah nulis trit di kaskus, yg baca ga bayar apa-apa ke penulis, tapi bisa bodoh2in yg nulis. Wkwkwkwk.
Kalau menurut saya, salah satu hikmah dari pandemi Covid-19 ini adalah, rakyat jadi bisa melihat kemampuan orang-orang yang mereka pilih untuk menjalankan pemerintahan. Mulai dari pejabat di pusat, sampai pejabat-pejabat di daerah. Sudah berpuluh tahun, istilah "pencitraan" memasuki dunia politik negeri ini.
Ya memang yang namanya pencitraan ya sudah ada dari dulu, tapi entah mulai kapan, pencitraan jadi lebih penting dibandingkan prestasi, kemampuan, rekam jejak, dsb.
Pemimpin jadi suka berakting bak pemain sinetron di depan kamera, untuk kemudian disebarkan di media.
Pemimpin sukanya jadi konferensi pers, ngepodcast, goyang tik-tok, dsb.
Apa pencitraan itu salah? Nggak juga sih, tapi alangkah bagusnya kalau pencitraan itu menggambarkan, atau setidaknya, dekat dengan realita yang sesungguhnya terjadi.
Dan yang lebih penting lagi, yang jadi rakyat, pendukung dan pemilih, alangkah baiknya berusaha mengumpulkan informasi yang terukur untuk memilih jagoannya. Mengritik berdasarkan data. Dsb.
Covid-19 menelanjangi semua model pencitraan.

Gbr diambil dr : Youtube.com
Mau konpers, mau marah, mau nangis, itu sah-sah saja. Tapi angka jumlah korban, angka jumlah test yang sudah dilakukan, angka jumlah kematian, angka jumlah PHK, dst, dst. Di situ performa para pemimpin bisa terlihat, seberapa kemampuan mereka menghadapi situasi krisis tidak bisa dipoles dengan sekedar pencitraan.
Pandemi sudah berjalan kurang lebih enam bulan lamanya, tapi belum ada tanda-tanda berakhir. Efek-nya terhadap perekonomian bahkan diperkirakan akan berlangsung jauh lebih lama dari pandemi itu sendiri.
Masih cukup panjang waktu bagi para pejabat yang terpilih untuk menunjukkan kesungguhan dan kemampuan mereka dalam bekerja.
Tinggal sekarang kita lihat, bagaimana kejernihan mata rakyat dalam menilai orang-orang yang mereka pilih.
Seperti hal-hal lain dalam kehidupan, pandemi Covid-19 membawa petaka, tapi juga membawa hikmah, tinggal bagaimana manusia menyikapinya.
Khusus berkaitan dengan tulisan ini, rakyat Indonesia, masihkah kau terbuai pencitraan?
Salam.....
Diubah oleh lonelylontong 03-07-2020 12:57
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
672
7
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan