Apakah ane satu-satunya pelukis kopi di Indonesia???



Tentu tidak,ada beberapa perupa yang juga melukis dengan kopi dan jauh lebih bagus. Jadi, untuk membuat diferensiasi produk, ane lebih fokus ke barang jadi pakai. Seperti tumbler, scarf, tote bag, pouch dan lain-lain.Ane pun tidak menolak jika ada yang ingin memesan lukisan kopi ane.





Untuk barang jadi pakai, proses pembuatannya adalah ane membuat gambar atau desain lukisan kopi di kertas, lalu ane print dan olah dengan komputer lalu di print pada kain. Sedangkan tumbler, dibuat personal dengan custom.



Selain itu, ane juga membuat workshop melukis kopi, pada akhir 2019 lalu workshop pertama ane berhasil dilaksanakan.

Jeng... jeng...lalu covid19 pun datang....

Rencana untuk membuat workshop lagi pun terpaksa ditunda dulu , padahal ane menargetkan membuat workshop lagi setidaknya 3 kali dalam tahun 2020 ini. Ane juga merencanakan mengeluarkan koleksi scarf terbaru, namun ane batalkan juga, karena daya beli masyarakat menurun, terlihat dari penjualan ane yang menurun. SAD!!!!

Selama Work From Home (WFH) ane bebas mengatur jam kerja dan banyak pelatihan online secara gratis, jadi ane ikut beberapa webinar untuk menambah ilmu sekaligus mempertahankan usaha di masa pandemi. Beberapa diantaranya ane terapkan untuk meningkatkan engagement di sosial media dan meningkatkan penjualan.

Follower dan temen-temen ane pastilah WFH dan ane mengerem dulu penjualan sambil melihat situasi. Ane meningkatkan awarnessmelalui jejaring yang ane miliki. Ane memanfaatkan media sosial Instagram dan story Whatsapp untuk mengupload kegiatan ane. Seperti memberikan tutorial singkat dan dibagikan secara gratis, yang penting jejaring ane, tau bahwa ane masih eksis . Contohnya melukis dan prakarya lain, karena kebanyakan follower dan temen-temen ane sudah berkeluarga dan memiliki anak.


Di titik ini belum banyak penjualan, karena beberapa yang terdampak masih lebih memikirkan membeli kebutuhan pokok seperti makanan.

Covid19 memaksa kita untuk menjalankan kebiasaan baru, salah satunya adalah menggunakan masker. Hal ini adalah peluang baru yang bisa ane manfaatkan. Ane mulai konsentrasi memasarkan penjualan produk masker. Memang, keuntungan penjualan per produk tidak sebesar penjualan scarf, namun quantity dan jumlah order meningkat pesat. Sekalian juga ane ordernya di temen sendiri walau ada vendor lain yang sedikit lebih murah. Secara nggak langsung, pemesanan masker ini juga membantu bisnisnya berjalan. Apalagi temen ane ini, menerima masukan-masukan dengan tangan terbuka.

Ane juga mendengarkan permintaan pasar yaitu menyediakan masker untuk anak-anak, karena pangsa pasar ini juga belum banyak tergarap. Bahkan ada juga yang memesan untuk kembaran sekeluarga.

Pandemi ini juga berlangsung ketika bulan Ramadhan dan lebaran. Momentum ini tidak bisa dilewatkan begitu saja. Berdasar pengamatan, tahun ini hampers meningkat permintaannya. Jadi ane juga menjual mini hampers untuk hantaran. Berisi peralatan new normal plus makanan kecil atau bundling masker dan pouch. Ada juga permintaan lukisan kopi sebagai hantaran pengganti hampers.



Selain itu ane menawarkan secara terbatas kartu lebaran digital agar ucapan lebaran lebih terkesan personal dan tidak sekedar copy paste tulisan yang sudah ada. Alhamdulillah dua produk ini disambut baik, walaupun untuk kartu lebaran digital, ane tidak menggunakan lukisan kopi melainkan vector art.

Basic ane adalah desain komunikasi visual, jadi ane juga memutuskan untuk membantu teman ane yang terdampak covid langsung yang sedang merintis usaha baru untuk tetap bisa bertahan hidup selama pandemi ini.



Salah satunya adalah membantu branding produk makanan teman ane. Mulai dari desain logo, desain menu hinggal beberapa foto produk. Saling support bisnis kecil lain juga perlu, jangan pelit mempromosikan produk teman melalui story IG. Ane percaya, jika kita berniat baik membantu dengan tulus maka hal yang baik juga akan kembali kepada kita.

Ketika sudah banyak “menjual diri”di sosmed, datanglah orderan custom tumbler dari cat air dengan tema lebih berwarna, ada pula pertanyaan tentang scarf yang lebih playfull dan tentu saja permintaan kartu lebaran digital yang membuat ane sedikit kewalahan.



Selama pandemi, waktu yang lowong lebih banyak jadi ane mengevaluasi kemungkinan untuk mengembangkan produk untuk lebih berwarna. Agar tidak merusak brand yang telah ane bangun, makan ane memutuskan untuk membuat second brand dengan nama “imageenasi” Semoga second brand ane bisa berkembang.