Quote:
Luhut Sebut RI Bakal Jadi Produsen Terbesar Baterai Mobil Listrik
Jakarta -
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia akan menjadi salah satu produsen terbesar baterai lithium pada 2026. Luhut mengatakan, Indonesia akan memproduksi baterai lithium pada 2024.
Luhut menjelaskan, Indonesia memiliki cadangan mineral yang cukup untuk menjadi pemain kunci di industri baterai lithium.
Di sisi lain, Eropa dalam beberapa tahun mendatang akan menggenjot penggunaan kendaraan listrik. Artinya, kebutuhan baterai lithium akan besar.
"Indonesia memiliki cadangan mineral yang cukup menjadi pemain kunci di industri baterai lithium. Kenapa lithium menjadi penting. Tahun 2027 nanti Anda Google, tahun 2030 Eropa nggak ada mobil seperti sekarang combustion car semua harus lithium baterai harus mobil listrik," kata Luhut dalam sebuah webinar, Minggu (28/6/2020).
[table][tr][td]
Baca juga:Dahlan Iskan Cerita Baterai Mobil Listrik Made in China[/td]
[/tr]
[/table]
"Akibatnya apa Indonesia akan menjadi produsen lithium baterai salah satu terbesar di dunia tahun 2026-2027 karena kita berharap kalau semua berjalan baik tahun 2024 kita akan produksi lithium baterai dengan teknologi terakhir apa yang disebut 811," ujarnya.
Dia mengatakan, dalam produksi baterai ini LG akan bekerja sama dengan Contemporary Amperex Technologyy (CATL).
"Dengan siapa kita kerja sama, kita kerja sama LG dan CATL. Karena tadi LG Hyundai membuat mobilnya di Indonesia," ujarnya.
https://finance.detik.com/energi/d-5...763.1591857738
ada yg bisa jelasin, KENAPA HARUS BERBENTUK MOBIL kalau mau memulai yg berbau listrik?
Tuhan Yang maha Esa sudah memberikan Karunia Nya kepada BANGSA INDONESIA!
Matahari BERSINAR GRATIS SEPANJANG TAHUN!
kenapa harus mendahulukan MOBIL LISTRIK?
kenapa tidak mendahulukan SOLAR CELL sebagai LISTRIK MURAH dan RAMAH LINGKUNGAN untuk Rakyat?????
permudah regulasi alat2 solar cell nya, bangun pabrik2 peralatan dan perbanyak tehnisi2nya!
katanya punya banyak NIKEL utk bahan lithium!
kenapa harus selalu PLTU PLTU dan PLTU yg dibangun!
ah sudahlah, pejabat2 negeri ini memang omong kosong semua
Quote:
Original Posted By mang.jebot►Bantu jawab TS, solar cell/PLTS ga bisa menggantikan PLTU karna sifatnya yg intermittent alias tidak stabil dan sejalan dengan load curve harian. Contoh nyata di California ketika PLTS (rumahan) sudah menjadi mayoritas didalam jaringan, keberadaannya justru mengganggu stabilitas sistem. Jadi dibutuhkan energy storage utk menjaga supply tetep sejalan dgn load curve.
Lagian di RUPTL hingga 2024, sudah ga ada pembangunan baru PLTU di jawa, kecuali proyek yg keburu PPA, yg sekarang itu hanya melanjutkan saja. Pembiayaan internasional terkait PLTU dan coal mine sudah jauh berkurang, bahkan china sudah berkomitmen hal yg sama mulai tahun depan. Jadi kita mau tidak mau ya harus ke EBT, dan pemerintah sudah mensimulasikannya. Sampai 2025 kapasitas total PLTP (panas bumi) ditargetkan jadi total 2500MW, belum lagi PLTA yg jauh lebih besar, targetnya EBT dalam bauran sumber energi listrik kita sampai 25% di 2025 dan akan terus bertambah di RUPTL periode selanjutnya. Kita lagi feasibility study PLT arus bawah laut di bali, tenaga thorium (PLTN but safer n cheaper), PLTS rumahan (lagi studi biar harganya kompetitif), PLTS terapung memanfaatkan waduk PLTA lagi bangun di cirata dan rencana selajutnya di saguling(ga beli lahan lagi), bbrp PLTS skala medium di nusa penidas, PLTA jumbo di kayan (9000MW peak), ekspansi PLTP di sepanjang sumatra-jawa-nusa tenggara-sulawesi, PLTB dibbrp daerah yg anginnya gila.
Jadi yg TS harapkan itu sebenarnya lagi dibangun, cuma ga keliatan aja.
PLTU utk sementara waktu masih jadi pemikul base load utk sebagian besar daerah di Indonesia, sebelum potensi EBT didaerah tsb beres dibangun. Oiya, di NTT skarang pemikul beban dasarnya sudah PLTP lho (panas bumi). Doain saja semoga diikuti daerah2 lainnya.
