- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Perihal Bab Penistaan Agama


TS
sletingdol
Perihal Bab Penistaan Agama

Selain krusial dan saya kira aneh juga, garis pembeda nya juga tidak jelas. Tentu sudut pandang pribadi ini akan terlihat aneh dimata sebagian pembaca seperti hal nya pandangan saya terhadap masalah ini.
Pertama saya tekan kan bahasan ini tidak menggeneralisir, dan fokus saya adalah beberapa kasus yang kebetulan saya ketahui secara pribadi juga dari teman - teman saya. Adapun bahasan yang mungkin berkenaan dengan kelompok / golongan tertentu jika bisa membantu saya untuk bisa bertukar pemahaman disini.
Mengenai tradisi yang berkembang di ruanglingkup keagamaan, sering saya temukan beberapa keanehan seperti hal nya pelaksanaan Tahlil, dimana saya yakini juga bahwa tradisi ini esensi nya baik dalam hal memelihara silaturahmi sekaligus beribadah, disini saya tidak mempermasalahkan bid'ah, melainkan kegiatan ini di banyak tempat yang saya ketahui sudah menjadi layak nya komoditas.

Dimana pada saat ada keluarga yang berduka, saya banyak menemukan para pemuka agama / ustadz bukan jadi penghibur, melainkan jadi panitia atau agen tahlilan. Disambangi mereka yang dalam kemalangan ini dan berbicara layak nya salesman yang menawarkan barang dan jasa, kemudian tahlilan ini di klasifikasikan bentuk penyelenggaraan nya. Pada umum nya ada paket 3 hari, satu minggu dan seterusnya, beserta rincian biaya yang tentu berbeda satu paket dengan paket lainnya.
Saya tidak tahu apa ini memang sebagai bentuk usaha si pemuka agama, atau pemahaman mengenai tahlilan nya yang menjadi sebuah keharusan. Jika memang pemahaman masyarakat nya sendiri terlanjur seperti ini, saya kira pihak terkait harus memberikan penjelasan, bahwa yang bersifat memaksakan itu tidak baik, tidak jarang juga yang saya tahu mereka kesusahan untuk mencari dana tahlilan nya.

Anggap lah kasus di atas yang saya temukan itu si ustadz hanya menjalankan apa yang sudah seharus nya dia lakukan, tapi jika pelaksanaan nya seperti penjual kredit dari rumah ke rumah, menurut saya itu bukan hal yang baik. Jika ahok di anggap melakukan penistaan agama, saya kira hang di lakukan ustadz ini lebih buruk dari yang ahok lakukan, dan bukan hanya satu, belum lagi yang mendapat endorse dari jasa dan barang - barang kesehatan tidak jelas yang di jual pada jema'ah nya. Pernah di temukan dalam kemasan jelas sekali tidak ada keterangan untuk di gunakan di mata, tapi dalam penjualan nya menginstruksi kan untuk di gubanakan di mata (entah apa maksud pak ustadz ini), Setelah di ketahui bahan yang terkandung di dalam nya tidak jelas dan menggunakan botol bekas pakai, terlihat dari merek yang di print dengan kertas Hvs bekas pakai di tempel menggunakan isolasi transparant dan dijual dengan harga 100rb per botol isi 150mg dan semua keanehan ini tidak pernah di permasalah kan.

Begitu juga di belahan dunia lain nya saya kira banyak kasus serupa dengan tujuan mendapat keuntungan pribadi. Seperti kasus pendeta di africa selatan yang mengaku bisa menghidup kan orang mati yang terungkap beberapa waktu lalu, dengan mengatas namakan mukjijat kristus dia menarik dana dari jema'at nya yang tentu saja ketahuan setelah mendapat jutaan dollar setelah menipu jema'at nya, yang diketahui bahwa dia bekerja sama dengan talent untuk melakukan atraksi menghidupkan jasad.

Kegiatan serupa juga terjadi di eropa, amerika kasus seperti inilah yang berkaitan dengan penipuan mengatas namakan agama yang membuat penganut agama semakin menurun. Negara kapital yang dulu menggembar gemborkan Komunis anti tuhan sekarang secara statistik menjadi masyarakat penganut atheisme terbanyak.

Contoh lain juga di agama Budha seperti yang terjadi di thailand (phu nekam), mengaku sebagai pemuka agama budha dan reinkarnasi dari orang suci juga mempunyai kanuragan ya seperti itu, yang tentu saja itu semua adalah kebohongan yang di gunakan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan kemudian dihukum oleh pemerintahan thailand selama 114 tahun (hukum thailand akumulatif).

Di india juga banyak hal serupa terjadi mengatas namakan hindu, banyak di temukan kasus melibatkan hewan yang di simpan di kuil di pekerjakan untuk mendapatkan keuntungan seperti yang di alami salah satu gajah yang berhasil di selamatkan di salah satu kuil, puluhan tahun kaki nya di rantai dan di latih untuk meminta sumbangan di kuil tersebut, dengan dalih menyelamatkan si gajah pada masa kecilnya, pihak kuil melah melakukan hal yang buruk agar si gajah tidak membuat masalah saat melakukan tugasnya di kuil tersebut.

Kembali lagi apa yang di bahas di atas adalah tradisi, budaya atau mungkin keimanan, kita tidak bisa menutupi apa yang di lakukan beberapa orang menggunakan sakral untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Yang jelas seperti yang guru ngaji saya ajarkan, kebetulan saya muslim jadi yang bergama lain boleh tidak menyimak atau memberikan tambahan sesuai apa yang anda yakini, bahwa yang melakukan penistaan terhadap agama itu orang yang menghardik anak yatim dan menelantarkan fakir miskin (Al - Ma'un 1:3). Jika demikian maka penista agama itu menurut saya orang yang membudidayakan kemiskinan dan kebodohan disekitarnya, kalo cuman nyinggung ayat yang padahal belum tau juga yang buat nya aja tersinggung atau malah seneng dengernya ya kan? Gitu aja kok repot.


jokoariyanto memberi reputasi
1
1.1K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan