Kaskus

News

sletingdolAvatar border
TS
sletingdol
Ironi Kemajuan Tekhnologi dan ekonomi tidak menyelesaikan musibah kemanusiaan
Ironi Kemajuan Tekhnologi dan ekonomi tidak menyelesaikan musibah kemanusiaan

India merupakan salah satu negara yang mempunyai jejak kebudayaan tertua, tidak sedikit juga kebudayaan mereka mempengaruhi kebudayaan yang ada di negara lain seperti hal nya di indonesia ini. Belakangan ini dalam statistik ekonomi global, india mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat baik berlomba dengan negara - negara maju di dunia.

Selain perkembangan ekonomi, teknologi juga banyak nya profesional yang berasal dari india berkiprah di negara barat, keunggulan dalam seni pertunjukan nya yang sangat produktif dan mashur di dunia dengan drama yang menggugah emosi itu sangat di gandrungi, terlebih oleh perempuan.

Namun dibalik manis nya cerita yang di suguhkan dalam film, india memiliki kejahatan kemanusiaan yang sangat mengerikan, bahkan lebih mengerikan dari apartheid atau Holocaust sekalipun. Berbeda sengan apartheid krisis kemanusian lain nya, bencana kemanusiaan di india tidak banyak di sorot, dan masih terjadi sampai sekarang.

Masalah kemanusiaan yang masih terjadi di india, yang mayoritas di ruang lingkup tradisional ini sangat sulit di rubah, memang di belahan dunia lain termasuk di indonesia, tradisi ini pernah ada termasuk di indonesia sendiri, yaitu masalah kasta (kelas,varna) seperti ini sudah banyak di tinggalkan.

Secara resmi kasta yang di akui di india dibagi menjadi empat tingkatan Brahmanas, khasatryas, valahyas juga sudras. Di luar empat kasta yang secara prinsip di akui di i dia, ada golongan yang secara stratifikasi bisa di bilang sangat membingungkan yaitu kasta / masyarakat DALIT. Mereka tidak di akui, kotor seperti di cap haram oleh masyarakat india sendiri.

Ironi Kemajuan Tekhnologi dan ekonomi tidak menyelesaikan musibah kemanusiaan

Jika mendengar dari banyak cerita yang di dapat masyarakat dalit sendiri, yang sudah berdampak pada ratusan juta orang dalit, dari sisi kebudayaan tradisi ini sangat mustahil di hilangkan. Dan aneh nya meskipun banyak pengakuan dari korban tadisi ini, dunia seolah - olah tutup mata tidak seperti masalah kemanusiaan yang terjadi di negara lain.

Contoh Salah satu pengakuan yang sempat di dokumentasikan oleh media barat adalah ungkapan dari salah satu tokoh dalit sendiri, dimana dia mengatakan "adalah hal yang wajar jika terlihat di lingkungan masyarakat, seorang dalit di harus kan memakai kalung yang di lengkapi wadah di bagian depan untuk mencegah air liur nya menetes sampai ketanah mengotori orang lain (dari ke empat kasta diatas)." Atau bahkan ada yang di wajibkan kepada mereka (dalit) jika sedang berkegiatan di luar itu membawa sapu yang di ikatkan di bagian belakang, agar jejak yang mereka tinggal kan itu terhapus, saking dianggap kotor, najis bekas tapak kaki juga bayangannya, apalagi sampai bersentuhan, yang bagi masyarakat ke empat kasta di atas sampai harus melakukan penyucian diri jika terjadi kontak dengan masyarakat dalit.


Atau pemukulan terhadap masyarakat dalit yang seolah olah sah saja dilakukan karena aparat dan pemerintah diam saja meskipun kejadian nya di hadapan mereka, dan sekali lagi itu banyak luput dari media. Banyak hal lain yang berujung pada persekusi di karenakan masyarakat dalit tidak bisa ber ekspresi, seperti memiliki kendaraan, properti yang bagus atau symbol kemewahan lain nya walaupun itu di dapatkan dengan kerja keras dan halal, jadi maayarakat dalit ini harus miskin dalam konteks ini.

Berbeda dengan sudras, sebagai kasta terendah, mereka tidak akan di ganggu dengan apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka punya meski tidak bisa merubah kasta nya ke tinggkat lebih tinggi. Meskipun beberapa kasus di beritakan, tapi tidak ada tindakan juga penyelesaian terhadap kasus tersebut atau tidak maksimal yang diketahui ratusan juta orang dalit mengalami kekejaman ini.

Salah satu sebab kenapa hal ini bisa terjadi di india itu tidak lepas dari keyakinan yang di anut, dimana masyarakat dalit di anggap sebagai kutukan karena mereka dianggap di kehidupan sebelum nya ( masyarakat india mayoritas percaya reinkarnasi), mereka melakukan hal - hal yang buruk, oleh sebab itu apa yang mereka dapatkan di kehidupan sekarang merupakan penyucian atas apa yang mereka lakukan di kehidupan sebelum nya. Jadi, masyarkakat india menganggap wajar hal tersebut, makanya perlakuan buruk yang mereka ( dalit ) dapatkan itu di biarkan saja.

Ironi Kemajuan Tekhnologi dan ekonomi tidak menyelesaikan musibah kemanusiaan

Bahkan perlakuan diskriminatif terjadi di sekolah, dan seluruh jajaran yang ada di instansi pendidikan terlibat dengan kegiatan ini. Maka dari itu jika mengutip dari routers, orang dalit 90% berada dalam garis kemiskinan, 95% buta huruf. Meskipun ada 5% dari mereka yang mendapatkan pendidikan tinggi dan bergelar pHd dan yang lain nya tetap saja itu tidak merubah ke adaan sosial nya di masyarakat seperti yang di alami suraj yangde pHd.

Jika ada pertanyaan dengan banyak nya jumlah dalit, lantas bagai mana masyarakat india membedakan mereka dengan yang lain nya, itu bisa di lihat selain dari daerah mana dia berasal, orang dalit di harus kan menamai keturunan nya dengan nama atau marga nya yang sudah di tetap kan oleh ke empat golongan kasta di atas, juga pakaian dan jenis pekerjaan yang mereka lakukan untuk bertahan hidup harus lah di wilayah yang paling kotor/rendah.

Ironi Kemajuan Tekhnologi dan ekonomi tidak menyelesaikan musibah kemanusiaan

Tidak menutup kemungkinan masalah sosial ini akan terjadi di masyarakat kita karena yang di lakukan masyarakat india akan hal ini ialah "membenarkan kebiasaan", jika merujuk pada film seperti alita menunjukan bahwa di era modern kita bisa saja mengalami hal serupa dengan apa yang terjadi di masyarakat india, meskipun film fiksi jika di lihat secara luas hal seperti ini bisa terjadi, dimana masyarakat hari ini di indonesia sendiri contoh nya banyak catatan kepolisian dimana orang kaya melaporkan orang yang tidak punya uang (catatan kontras), isu rasisme yang sempat muncul ke permukaan, perlakuan terhadap buruh yang buruk yang itu semua di akibat kan dari permasalaham sosial ekonomi di beberapa negara termasuk indonesia.



Mudah mudahan dengan adanya hal ini kita jadi lebih peduli dengan apa yang terjadi di sekitar kita, sekecil apapun tindakan diskriminasi dan ke adilan harus tetap di dorong dan di perjuangkan.


Sumber ( BBC News, routers).

Diubah oleh sletingdol 25-06-2020 16:28
nomoreliesAvatar border
falin182Avatar border
putrateratai.7Avatar border
putrateratai.7 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.3K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan