- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Plagiat? Menghasilkan Karya Indah Sedikit Usaha, Anda Termasukkah?


TS
nibrasulhaq
Plagiat? Menghasilkan Karya Indah Sedikit Usaha, Anda Termasukkah?
Fenomena Merebaknya Plagiarism

Beberapa pekan ini di mana-mana, di beberapa platform terutama kepenulisan sedang ramai membahas plagiat, plagiat, plagiat tulisan.
Sebenarnya sudah kita ketahui bersama, ketika seorang penulis sampai mampu menghasilkan sebuah karya tulis, tentunya banyak proses yang ditempuhnya.
Dan pada setiap masing-masing orang atau penulis hingga memperoleh sebuah ide, kemudian ia tuangkan menjadi sebuah tulisan utuh, maka seorang penulis akan menempuh berbagai cara yang berbeda dan beragam pula.

Adakalanya seorang penulis memperoleh ide dari lingkungan sekitar, dari apa yang telah dibaca, dari curhatan kawan mungkin, ada pula dari menonton film, bisa juga dari lagu-lagu yang pernah didengarkan, atau bahkan mungkin dari pengalaman pribadinya.
Nah sekarang, apakah buku yang dibaca seseorang itu apakah benar satu-satunya buku? Sehingga orang lain tidak akan pernah membaca buku dengan judul yang sama persis?
Apalagi sekarang, di dunia digital. Seseorang ingin membaca satu hal atau satu topik saja, dia hanya cukup search saja judul yang ia inginkan. Maka, tulisan-tulisan dari berbagai penulis, dari berbagai penerbit, sumber atau dari berbagai platform akan bermunculan.
Dari situ, seseorang akan mendapatkan sebuah ide. Lalu, ide itu ia kembangkan dengan sudut pandangnya. Kalau itu sebuah cerita, ia tulis dengan alur yang ia buat sendiri, sesuai pengalaman pribadinya. Lalu, apakah ini disebut PLAGIAT?
Itu baru satu hal, satu sumber dari seseorang mencari ide dengan membaca. Lalu, bagaimana jika ide seseorang itu dari menonton sebuah film? Sinetron? Drama? Curhatan?
Apakah film, sinetron, yang ditonton itu hanya bisa dinikmati oleh satu orang saja? Sehingga ide itu dipatenkan bahwa itu idenya murni?
Memang, dicontek, ditiru, diplagiat, itu memang sakit, luka meski 'tak berdarah. TS pun pernah merasakannya. Bahkan TS pernah mengalami, tulisan TS sudah dibukukan, pada cetakan pertama, kedua hingga ketiga masih tertulis nama TS. Akan tetapi pada cetakan berikutnya, nama TS dihilangkan begitu saja, tanpa pemberitahuan. Sedangkan buku itu terus dicetak tanpa merubah isi sama sekali.
Awalnya sempat kecewa, namun teringat niat awal menulis itu untuk memberikan manfaat. Semoga dengan tulisan sederhana itu menjadi jariyah kelak.
Ketika kita ingat dan kembali pada sebuah niat awal untuk apa kita menulis. Maka, meski luka itu ada, in sya Allah luka itu segera sembuh.
Mungkin kalau TS bilang, janganlah terlalu mudah menjudge orang lain itu PLAGIAT, jika tulisan seseorang itu hanya sama pada inti idenya. Karena boleh jadi ia mengemas sebuah tulisan dengan versinya, sudut pandangnya pun itu juga perlu pemikiran. Bukankah sang penulis pun ketika menulis juga mencari-cari referensi sebelum ia menulis sebuah karya?
Kalau menurut TS, orang yang dibilang PLAGIATitu jika tulisan itu sama puersis, plek ketiplek tanpa perbedaan sama sekali. Atau, hanya melalui langkah nengcopy lalu ia paste di platform lain. Mungkin begitu ya ...? Karena ia tidak melalui proses berfikir hingga menjadi sebuah karya tulis utuh itu.
Okey gansist, bye bye ....
Selamat berkarya.
#cumanngeluarinapayangadadikepala
#cumanpengenlega
#cumanpengenngeluarinuneg-uneg
#tdkingindebat
#berbedaitubiasa
#idebisasama
#biasadenganbedaituluarbiasa
#salamliterasi
#literasidamai

Bismillahirrahmanirrahiim
Hai, hai gansist penduduk kaskus raya. Selamat datang di thread ane lagi.
Semoga seluruh warga kaskus selalu berbahagia dan tentunya senantiasa dalam perlindunganNya.
Beberapa pekan ini di mana-mana, di beberapa platform terutama kepenulisan sedang ramai membahas plagiat, plagiat, plagiat tulisan.
Sebenarnya sudah kita ketahui bersama, ketika seorang penulis sampai mampu menghasilkan sebuah karya tulis, tentunya banyak proses yang ditempuhnya.
Dan pada setiap masing-masing orang atau penulis hingga memperoleh sebuah ide, kemudian ia tuangkan menjadi sebuah tulisan utuh, maka seorang penulis akan menempuh berbagai cara yang berbeda dan beragam pula.

Adakalanya seorang penulis memperoleh ide dari lingkungan sekitar, dari apa yang telah dibaca, dari curhatan kawan mungkin, ada pula dari menonton film, bisa juga dari lagu-lagu yang pernah didengarkan, atau bahkan mungkin dari pengalaman pribadinya.
Nah sekarang, apakah buku yang dibaca seseorang itu apakah benar satu-satunya buku? Sehingga orang lain tidak akan pernah membaca buku dengan judul yang sama persis?
Apalagi sekarang, di dunia digital. Seseorang ingin membaca satu hal atau satu topik saja, dia hanya cukup search saja judul yang ia inginkan. Maka, tulisan-tulisan dari berbagai penulis, dari berbagai penerbit, sumber atau dari berbagai platform akan bermunculan.
Dari situ, seseorang akan mendapatkan sebuah ide. Lalu, ide itu ia kembangkan dengan sudut pandangnya. Kalau itu sebuah cerita, ia tulis dengan alur yang ia buat sendiri, sesuai pengalaman pribadinya. Lalu, apakah ini disebut PLAGIAT?
Itu baru satu hal, satu sumber dari seseorang mencari ide dengan membaca. Lalu, bagaimana jika ide seseorang itu dari menonton sebuah film? Sinetron? Drama? Curhatan?
Apakah film, sinetron, yang ditonton itu hanya bisa dinikmati oleh satu orang saja? Sehingga ide itu dipatenkan bahwa itu idenya murni?
Memang, dicontek, ditiru, diplagiat, itu memang sakit, luka meski 'tak berdarah. TS pun pernah merasakannya. Bahkan TS pernah mengalami, tulisan TS sudah dibukukan, pada cetakan pertama, kedua hingga ketiga masih tertulis nama TS. Akan tetapi pada cetakan berikutnya, nama TS dihilangkan begitu saja, tanpa pemberitahuan. Sedangkan buku itu terus dicetak tanpa merubah isi sama sekali.
Awalnya sempat kecewa, namun teringat niat awal menulis itu untuk memberikan manfaat. Semoga dengan tulisan sederhana itu menjadi jariyah kelak.
Ketika kita ingat dan kembali pada sebuah niat awal untuk apa kita menulis. Maka, meski luka itu ada, in sya Allah luka itu segera sembuh.
Mungkin kalau TS bilang, janganlah terlalu mudah menjudge orang lain itu PLAGIAT, jika tulisan seseorang itu hanya sama pada inti idenya. Karena boleh jadi ia mengemas sebuah tulisan dengan versinya, sudut pandangnya pun itu juga perlu pemikiran. Bukankah sang penulis pun ketika menulis juga mencari-cari referensi sebelum ia menulis sebuah karya?
Kalau menurut TS, orang yang dibilang PLAGIATitu jika tulisan itu sama puersis, plek ketiplek tanpa perbedaan sama sekali. Atau, hanya melalui langkah nengcopy lalu ia paste di platform lain. Mungkin begitu ya ...? Karena ia tidak melalui proses berfikir hingga menjadi sebuah karya tulis utuh itu.
Okey gansist, bye bye ....
Selamat berkarya.
Wassalamu'alaykum
#cumanngeluarinapayangadadikepala
#cumanpengenlega
#cumanpengenngeluarinuneg-uneg
#tdkingindebat
#berbedaitubiasa
#idebisasama
#biasadenganbedaituluarbiasa
#salamliterasi
#literasidamai
Tulisan: Nibrasulhaq
Sumber gbr: google, pinterest, pixabay






nitajung dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.2K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan