gustiarnyAvatar border
TS
gustiarny
Perjalanan Ke Negeri Diatas Awan Gunung Sinabung
Gunung Sinabung

Hai...Agan dan Sista, apa kabar? Salam sehat selalu ya.. Ketemu lagi di thread ane.


Gambar : link 1


Sewaktu ane kuliah, ane pernah diajak teman-teman ane mendaki Gunung Sinabung yang berada di daerah Berastagi Karo Sumatera Utara.


Gambar :link 2

Pertama kali kesana di bulan Nopember 2002, kami 8 orang, 4 laki dan 4 perempuan tapi bukan pasangan atau pacar masing- masing. Kami berangkat dari Padang Bulan dengan menaiki bus jurusan Brastagi, Kaban Jahe. Tiba disana sore hari. Lalu kami memasang tenda, masak untuk makan sebelum kami berangkat menaiki gunung tersebut. Melihat kawah yang berada di kaki gunung yaitu lau kawar. Lalu menghampiri tenda kemah para pendaki yang lain untuk mencari info tentang keadaan jalan keatas.


Gambar :link 3

Malampun tiba, kami siap jalan menaiki gunung, membawa segala perlengkapan hiking yang sudah kami persiapkan dari rumah masing-masing. Setelah lapor ke pos penjaga disana, kami atur barisan yaitu depan laki-perempuan-perempuan-laki-perempuan-laki-perempuan dan terakhir laki.

Ane berada di barisan ketiga mengikuti teman ane yang didepan, berjalan mengikuti medan yang berkelok-kelok, naik, kadang licin dan berbatu. Di malam yang gelap hanya penerangan senter seadanya menuntun langkah kami setapak demi setapak menyusuri hutan menaiki gunung ini.

Tak terasa sudah sejam kami berjalan menyusuri jalan setapak ditengah hutan nan gelap menahan lelah dan kantuk.
Kami istirahat di tempat yang dikenal dengan istilah patah hati. Tempat pertengahan yang aman untuk beristirahat bagi para pendaki.
Suasana terasa dingin sekali. Hanya pepohonan yang kami lihat.

Tak lama kami istirahat lalu melanjutkan perjalanan. Dari atas terdengar suara pendaki lain hendak turun. "Kenapa mereka turun?" Tanya kami saat itu. Ternyata cuaca malam ini tidak mendukung karena akan turun hujan. Lalu kami turun bersamaan. Sesampainya di area perkemahan para pendaki, kami menyalakan api unggun, masak indomie dan makan bersama. Kami pun masuk kedalam kemah karena merasakan dingin yang luar biasa ditambah hujan yang turun malam itu.

Esoknya kami pulang dan berencana akan ke sini lagi bulan Februari. Sampai di rumah, ane merasakan kaki dan badan ane pada sakit luar biasa, belum pernah ane rasakan, mau jongkok susah, mau berdiri juga susah. Tapi sakit itu sembuh dengan sendirinya setelah 3 hari berlalu.

Bulan penuh cinta inipun tiba, rencana kami haiking ke Gunung Sinabung akan terwujud. Kami mengambil jadwal libur kuliah atau pas weekend. Tanggal 13 Februari 2003, kami pergi ke sana membawa segala perlengkapan hiking.
Kami berangkat hampir siang dan sampai disana sore.
Setibanya disana, teman ane yang laki pasang tenda dan kami yang ladies bertugas masak.

Udara disekitar terasa dingin. Terlihat banyak tenda kemah para pendaki di sekitar kami. Ada pendaki yang baru tiba, ada yang menyalakan api unggun dan ada yang sudah siap untuk naik keatas gunung.

Setelah selesai mengisi amunisi, kami bersiap untuk memulai perjalanan menaiki gunung, dimulai dengan melapor ke pos penjagaan. Perjalanan di mulai pukul 10 malam, diawali dengan doa dan semangat tekad yang kuat untuk sampai ke puncak gunung Sinabung, kami menyusuri jalan kecil yang biasa dilalui oleh para pendaki.

Setapak demi setapak kami lalui medan yang berliku menanjak naik keatas, membawa beban perlengkapan dipundak masing-masing berjalan beriringan sambil memberi semangat kepada teman yang lain yang terlihat lelah, " ayo...sebentar lagi sampai ke puncak". Malam semakin gelap dan dingin sekali tak menyurutkan semangat kami untuk terus melanjutkan perjalanan hingga sampai ke negeri di atas awan. Walau terkadang lelah dan haus, ane tetap semangat karena ada teman yang mensupport.

Setelah berjam-jam kami jalan, ane melihat langit kemerahan. Malam gelap telah berganti pagi. Ternyata kami sudah sampai dipuncak Gunung Sinabung, kami berpelukan, bersorak sorai penuh kegembiraan melihat negeri diatas awan. Saat itu, ane sangat bersyukur bisa sampai dipuncak tertinggi gunung yang ada di Sumatera Utara ini, mengagumi karya Yang Maha Kuasa ini, sungguh luar biasa ciptaanNya terlihat dari puncak gunung ini. Pemandangan alam yang sangat memukau, sungguh indah, nyata kami lihat saat itu.

Ane melihat keseluruh penjuru terlihat sangat kecil. Sejauh mata memandang tak henti tangan ini menangkap awan yang terbang diatas kepala. Teman ane mengabadikan setiap moment diatas ini dengan kameranya. Tak terasa jarum pendek jam menunjukkan angka 8 dan kami harus turun meninggalkan jejak di puncak gunung ini.

Kami mulai berjalan turun dengan hati - hati. Ternyata disinilah letak kesulitannya, ane harus mengimbangi berat badan saat melangkah turun, sesekali berpegangan tangan dengan teman yang lainnya, meloncat ke bawah dengan beban dipunggung yang tak ringan, melihat ke bawah ternyata masih tinggi sekali kaki ini berdiri.

Perasaan seram bercampur takut menghantui hati ini, "bila ane celaka atau mati disini sia-sialah jerih payah orang tua ane, ane merantau kesini untuk menuntut ilmu". Ini malah pergi hiking. Berdosa sekali ane. Pikir ane saat itu dan berjanji tidak lagi naik gunung.

Hampir dua jam perjalanan turun belum juga kami sampai di bawah. Kami istirahat mengisi amunisi pagi dulu supaya ada tenaga untuk sampai ke bawah. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan sambil teriak yel yel "LESTARI".

Akhirnya kami sampai di kemah. Istirahat dan bersiap-siap untuk pulang. Setelah kami bersalam-salaman dengan para pendaki yang lainnya, bus jurusan Medan dari Kaban Jahe ini pun datang menjemput para pendaki yang sudah menunggu di area perkemahan. Kami ucapkan selamat tinggal Gunung Sinabung, Salam Lestari!

Inilah pengalaman ane yang tak bisa terulang lagi. Ane bersyukur bisa mencapai puncak Gunung Sinabung negeri di atas awan yang indah nan memukau.


Dimana kita ketahui bahwa Gunung tersebut sudah meletus beberapa tahun yang lalu. Terakhir setahun yang lalu, Minggu 9 Juni 2019 Gunung Sinabung kembali erupsi.

Saat mendengar kabar meletus Gunung Sinabung pada Februari 2018, ane langsung terbayang situasi disana. Letusan tersebut membubung tinggi hingga mencapai 5.000 meter atau 5 kilometer. Tak hanya itu, awan panas keluar dan gempapun terjadi disana. Kedahsyatan gempa dan abu vulkanik membuat warga disekitar Gunung Sinabung harus mengungsi.

Demikian thread ane kali ini, ane sajikan tanpa ada foto dokpri karena foto yang diambil saat itu pada rusak hasilnya, sangat disayangkan.

Terimakasih sudah mampir ya gansist. Oh iya, gansist suka olahraga apa? Apa pernah hiking juga? yuuu isi komen dan jangan lupaemoticon-Cendol Gan




Sumber : narasi pribadi
Diubah oleh gustiarny 10-08-2020 07:21
detyry
sofiayuan
ismilaila
ismilaila dan 73 lainnya memberi reputasi
74
6.1K
174
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan