___
Waktu, sepertinya menyuguhkan kilas balik yang lucu. Sempat seorang teman tiba-tiba mendatangiku, berterus terang dengan hatinya yang telah jadi pesakitan,--cintanya pada yang terkasih tak sampai.
Aku terkekeh. Terlalu banyak orang yang sakit hati di dunia ini. Dan, semua merengek mengaduh!.
___
Keadaan berikutnya berbalik padaku. Aku kehilangan pegangan. Hati dan jiwaku koyak. Cintaku tak tergapai. Bahkan, tak sempat mendarat ke bumi untuk mencoba tumbuh!.
___
Benar, manusia dapat menyaksikan. Namun soal perasaan tak akan ada yang mengerti selain dirinya sendiri dan sesama perasa sepenanggungan.
___
Pantas, jika Sayyidina Ali berpesan pada Hasan Ra. "Orang asing adalah ia yang tak memiliki tambatan hati."
___
Ya, tanpa tambatan hati yang mengerti. Hingar bingar adalah kesunyian mencekik. Sinar mentari tak lagi hangat. Malam kemurungan yang tak pernah usai.
___
Sembari tergugu, mengharu-birukan diri.
Aku membaca puisi paling modern dari Aa'dah Ahmad Samaan, Damaskus, Syiria.
___

___