- Beranda
- Komunitas
- News
- Bisnis
[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!


TS
fanya06
[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Welcome to my thread
Hallo kaskuser, jumpa lagi di thread saya.
Seperti yang kita tahu, bahwa Pandemi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia memberikan banyak dampak besar untuk proses perdagangan penduduk Indonesia termasuk perdagangan kopi Arabika Gayo. Selama pandemi Corona (Covid-19) Sektor kopi terus mengalami tantangan penurunan harga, ditambah pandemi yang terjadi saat ini turut memperbesar tantangan tersebut.
![[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!](https://s.kaskus.id/images/2020/06/11/10699099_202006111113580667.jpg)
Meskipun di daerah saya, yaitu di Dataran Tinggi Gayo, Takengon Aceh Tengah tidak ada larangan untuk keluar bekerja di kebun. Namun sepinya aktivitas perdagangan dunia membuat proses jual beli kopi bukan hanya anjlok, tetapi nyaris tidak ada yang membeli.
Penutupan perbatasan lintas negara dan pembatasan sosial telah mengganggu rantai pasokan dan permintaan. Akibatnya, pasokan tidak dapat disalurkan dan konsumsi tertekan.
Padahal pertengahan bulan April hingga Mei lalu adalah puncak musim kopi yang sangat dinantikan bagi para petani setelah setengah tahun menunggu. Ironisnya, justru para petani kesulitan menjual buah kopinya karena para pembeli kopi berhenti dari aktivitasnya. Jika pun ada yang membelinya harganya sangat jauh dari harga normal.
![[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!](https://s.kaskus.id/images/2020/06/11/10699099_202006111114550987.jpg)
Dalam konteks situasi seperti itu, kami sebagai petani kopi harus berjuang untuk tetap mempertahankan roda ekonomi yang memang hanya mengandalkan hasil kopi saja.
Berikut ini adalah cara para petani kopi mempertahankan roda perekonomian mereka:
1. Menjual Buah Kopi Gelondong Secara Langsung
![[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!](https://s.kaskus.id/images/2020/06/11/10699099_202006111114210782.jpg)
Menjual kopi gelondong, atau kopi yang baru saja dipetik kepada pengepul adalah cara instan yang diambil sebagian orang untuk tetap bisa menikmati hasil keringat mereka secara langsung. Meskipun harganya sangat jauh dari harga normal namun setidaknya kami para petani masih bisa membuat roda perekonomian tetap bergerak di tengah pandemi.
2. Menggiling Kopi Sendiri
![[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!](https://s.kaskus.id/images/2020/06/11/10699099_202006111115040820.jpg)
Menggiling Kopi sendiri adalah opsi yang sebagian petani lakukan untuk tetap mendapat keuntungan. Karena harga kopi yang telah digiling (baca:gabah) masih sedikit mahal dibanding dijual utuh dalam bentuk buah kopi gelondong. Untuk petani yang tidak mempunyai mesin giling, mereka biasanya langsung membawa hasil petik kepada orang yang memberikan jasa giling kopi. Para petani kopi cukup membayar dengan potongan kilo 1/10 kg buah kopi.
3 . Menimbun Ijo labu Kopi atau Greenbee
![[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!](https://s.kaskus.id/images/2020/06/11/10699099_202006111115220324.jpg)
Menimbun sebagain kopi yang telah menjadi Ijo labu atau greenbee kering untuk sementara hingga harga kembali normal banyak dilakukan oleh para petani kopi. Meskipun masih harus bekerja ekstra karena proses pembuatan greenbe tidaklah mudah, dari proses menggiling kemudian menjemur yang tidak cukup dalam tiga hari. Hal ini mereka lakukan demi tetap mendapat keuntungan dari buah kopi.
4. Membuat Kopi Bubuk Roasting Sendiri
![[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!](https://s.kaskus.id/images/2020/06/11/10699099_202006111115340028.jpg)
Dikalangan masyarakat Gayo, bubuk kopi Roasting adalah salah satu bubuk kopi yang harganya lumayan mahal. Petani mengambil kesempatan ini untuk membuat bubuk kopi sendiri lalu menjualnya secara online. Biasanya untuk proses penggilingan dan packing bubuk kopi, para petani cukup membawa ke jasa giling disekitar daerah mereka. Harga yang diminta untuk jasa penggilingan pun cukup bervariasi, berkisar antara, Rp.25000 sampai Rp.30.000 per kilonya.
Meskipun Covid-19 telah membuat para petani kopi merasa tercekik, namun dibalik itu juga pandemi Corona justru tanpa sengaja membuat para petani bukan saja bertani, melainkan menjadi pelaku bisnis kopi dadakan itu sendiri. Para petani yang tadinya hanya tahu menjual secara langsung namun karena adanya pandemi mereka menjadi tahu cara menggiling kopi, menjemur, atau bahkan menggilingnya sendiri menjadi bubuk kopi.
Oke, sekian thread saya kali ini. Semoga bisa bermanfaat. Jangan lupa beri cendol, rate, tulis komentar dan bagikan ke akun media sosial kalian ya. Terima kasih.
Penulis : fanya06
Sumber referensi dan sumber gambar : Opini pribadi, dokumen pribadi
Welcome to my thread
Hallo kaskuser, jumpa lagi di thread saya.
Seperti yang kita tahu, bahwa Pandemi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia memberikan banyak dampak besar untuk proses perdagangan penduduk Indonesia termasuk perdagangan kopi Arabika Gayo. Selama pandemi Corona (Covid-19) Sektor kopi terus mengalami tantangan penurunan harga, ditambah pandemi yang terjadi saat ini turut memperbesar tantangan tersebut.
![[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!](https://s.kaskus.id/images/2020/06/11/10699099_202006111113580667.jpg)
Meskipun di daerah saya, yaitu di Dataran Tinggi Gayo, Takengon Aceh Tengah tidak ada larangan untuk keluar bekerja di kebun. Namun sepinya aktivitas perdagangan dunia membuat proses jual beli kopi bukan hanya anjlok, tetapi nyaris tidak ada yang membeli.
Penutupan perbatasan lintas negara dan pembatasan sosial telah mengganggu rantai pasokan dan permintaan. Akibatnya, pasokan tidak dapat disalurkan dan konsumsi tertekan.
Padahal pertengahan bulan April hingga Mei lalu adalah puncak musim kopi yang sangat dinantikan bagi para petani setelah setengah tahun menunggu. Ironisnya, justru para petani kesulitan menjual buah kopinya karena para pembeli kopi berhenti dari aktivitasnya. Jika pun ada yang membelinya harganya sangat jauh dari harga normal.
![[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!](https://s.kaskus.id/images/2020/06/11/10699099_202006111114550987.jpg)
Dalam konteks situasi seperti itu, kami sebagai petani kopi harus berjuang untuk tetap mempertahankan roda ekonomi yang memang hanya mengandalkan hasil kopi saja.
Berikut ini adalah cara para petani kopi mempertahankan roda perekonomian mereka:
1. Menjual Buah Kopi Gelondong Secara Langsung
![[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!](https://s.kaskus.id/images/2020/06/11/10699099_202006111114210782.jpg)
Menjual kopi gelondong, atau kopi yang baru saja dipetik kepada pengepul adalah cara instan yang diambil sebagian orang untuk tetap bisa menikmati hasil keringat mereka secara langsung. Meskipun harganya sangat jauh dari harga normal namun setidaknya kami para petani masih bisa membuat roda perekonomian tetap bergerak di tengah pandemi.
2. Menggiling Kopi Sendiri
![[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!](https://s.kaskus.id/images/2020/06/11/10699099_202006111115040820.jpg)
Menggiling Kopi sendiri adalah opsi yang sebagian petani lakukan untuk tetap mendapat keuntungan. Karena harga kopi yang telah digiling (baca:gabah) masih sedikit mahal dibanding dijual utuh dalam bentuk buah kopi gelondong. Untuk petani yang tidak mempunyai mesin giling, mereka biasanya langsung membawa hasil petik kepada orang yang memberikan jasa giling kopi. Para petani kopi cukup membayar dengan potongan kilo 1/10 kg buah kopi.
3 . Menimbun Ijo labu Kopi atau Greenbee
![[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!](https://s.kaskus.id/images/2020/06/11/10699099_202006111115220324.jpg)
Menimbun sebagain kopi yang telah menjadi Ijo labu atau greenbee kering untuk sementara hingga harga kembali normal banyak dilakukan oleh para petani kopi. Meskipun masih harus bekerja ekstra karena proses pembuatan greenbe tidaklah mudah, dari proses menggiling kemudian menjemur yang tidak cukup dalam tiga hari. Hal ini mereka lakukan demi tetap mendapat keuntungan dari buah kopi.
4. Membuat Kopi Bubuk Roasting Sendiri
![[COC Bisnis] Pandemi Covid-19 Mencekik Petani Kopi, Begini Cara Mereka Bertahan!](https://s.kaskus.id/images/2020/06/11/10699099_202006111115340028.jpg)
Dikalangan masyarakat Gayo, bubuk kopi Roasting adalah salah satu bubuk kopi yang harganya lumayan mahal. Petani mengambil kesempatan ini untuk membuat bubuk kopi sendiri lalu menjualnya secara online. Biasanya untuk proses penggilingan dan packing bubuk kopi, para petani cukup membawa ke jasa giling disekitar daerah mereka. Harga yang diminta untuk jasa penggilingan pun cukup bervariasi, berkisar antara, Rp.25000 sampai Rp.30.000 per kilonya.
Meskipun Covid-19 telah membuat para petani kopi merasa tercekik, namun dibalik itu juga pandemi Corona justru tanpa sengaja membuat para petani bukan saja bertani, melainkan menjadi pelaku bisnis kopi dadakan itu sendiri. Para petani yang tadinya hanya tahu menjual secara langsung namun karena adanya pandemi mereka menjadi tahu cara menggiling kopi, menjemur, atau bahkan menggilingnya sendiri menjadi bubuk kopi.
Oke, sekian thread saya kali ini. Semoga bisa bermanfaat. Jangan lupa beri cendol, rate, tulis komentar dan bagikan ke akun media sosial kalian ya. Terima kasih.
Penulis : fanya06
Sumber referensi dan sumber gambar : Opini pribadi, dokumen pribadi
Diubah oleh fanya06 11-06-2020 13:12






delia.adel dan 25 lainnya memberi reputasi
26
2K
53


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan