ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Asal Usul Sensor Dan Nasibnya Kini
Konten Sensitif


Pasti udah pada kenal dengan sensor kan? Sensor adalah penekanan terhadap kebebasan berbicara atau pemberantasan materi komunikasi yang bertentangan atau tidak sesuai dengan pemerintah atau organisasi media yang saat ini kita kenal sebagai lembaga sensor.

Lalu sejak kapan sensor ini ada? Sensor sudah dikenal sejak jauuuuuuhhh sekali sejak tahun 399 SM. Saat itu filsafat terkenal Socrates mengajarkan hal hal yang dianggap berbahaya kepada murid muridnya. Pemerintah Yunani pun langsung menghukum mati Socrates dengan menyuruhnya minum sianida.

Jadi sensor itu sebenarnya bukan hanya soal film namun juga media media lain seperti radio atau bahkan ucapan sekalipun. Di masa presiden soeharto dulu ada banyak orang yang menghilang hanya karna salah berucap, itu adalah salah satu bentuk sensor.

Namun sekarang sensor paling terkenal adalah sensor yang biasa kita lihat di televisi. Sensor itu dapat berupa pemotongan adegan, blur atau hitam putih.



Awalnya sensor ini tidaklah begitu mengganggu namun seiring berjalannya waktu sensor ini terasa semakin menyebalkan. Memang fungsi sensor adalah untuk melindungi penonton akan konten konten yang mungkin menganggu atau tidak membuat nyaman seperti adegan berdarah atau pornografi namun sensor saat ini (terlebih di indonesia) sudah terasa kelewat batas.



Coba lihat foto sendy si tupai diatas. Apakah jika blurnya dihilangkan itu akan mengganggu anda? Atau apakah anda punya fetish terhadap tupai sehingga foto diatas membuat anda s*nge? Kalau iya segera periksalah ke dokter.

Sensor film saat ini sangatlah mengganggu karna dinilai terlalu berlebihan. Kata kata semacam 'bodoh' dan sedikit belahan dada pun di sensor. Ini jelas mengurangi kenikmatan dalan menonton film. Percaya atau tidak dulu sensor film tidaklah separah itu.

Namun jika anda berpikir sensor di indonesia sangat parah maka anda salah. Indonesia hanya mendapat skala 6 dalam keketatan sensor.



Negara dengan sensor tertinggi adalah korea utara dimana segalanya dipantau oleh pemerintah sehingga rakyat bahkan tak boleh bebas memilih gaya rambut.

Di negara lain film atau kartun juga di sensor dan ada lo yang lebih parah dari indonesia. Contohnya thailand yang belahan dada pria pun ikut di sensor.

Konten Sensitif


Namun anehnya kenapa sensor di indonesia hanya ketat terhadap kartun saja? Banyak sinetron yang konten ceritanya jauh lebih dewasa dan tidak pantas seperti pelakor atau poligami namun bebas dari sensor. Ini adalah pertanyaan besar bagi perfilman negara ini.

Sensor memang baik karna bisa menjaring hal hal yang mungkin membuat masyarakat cemas namun penyensoran yang berlebihan tidaklah baik karna dapat semakin meningkatkan rasa penasaran akan hal yang di sensor. Contohnya rokok, tanpa di sensor pun kita tau jelas itu rokok dan banyak sekali orang yang merokok di tempat umum jadi apa gunanya menyensor rokok?

Semoga lembaga sensor mau berkaca akan keterbukaan dan sifat transparan. Bila ini terus berlanjut maka suatu saat seluruh layar kaca televisi hanya akan berisi blur.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
Diubah oleh ih.sul 19-06-2020 03:45
Junmai92
kekefadilah
theawolbranded
theawolbranded dan 46 lainnya memberi reputasi
47
35.4K
258
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan