Ane adalah salah satu penyintas Covid19, cerita ini ane expose agar dapat menjadi inspirasi bagi agan-aganwati semua bahwa virus ini memang berbahaya dan dapat membawa kematian. Jangan pernah menganggap remeh virus ini dengan alasan apapun juga. Tetap jaga pola hidup sehat dan prosedur kesehatan yang di anjurkan oleh pemerintah.
Semua kisah ini bersumber dari pengalaman pribadi dan benar adanya. Ane sengaja posting dalam gaya bahasa anak kaskus dan dibagi menjadi 3 chapter :
1. Asal muasal ane tervonis Covid19
2. Masa isolasi dan perawatan
3. Keluar dari rumah sakit dan dinyatakan sembuh.


Semua bermula saat ane berencana untuk bepergian keluar kota untuk kepentingan dinas kantor dipertengahan mei lalu, dikarenakan perjalanan luar kota mewajibkan ada bukti surat hasil rapid/swab test (non reaktif/negatif) berangkatlah ane ke salah 1 rumah sakit di kota bekasi. Hari itu tanggal 15 Mei 2020 pukul 10 pagi ane melakukan tes rapid dan dijanjikan hasilnya keluar jam 15.00 sore.
Jam 14.40 ane ditelp oleh pihak rumah sakit dan yang ane takutkan benar-benar terjadi : ane REAKTIF gan !


Sesaat jadi blank dan kalut tapi pelan-pelan ane bisa menguasai diri............
Prosedur dari pihak rumah sakit bila hasil tes reaktif adalah wajib swab PCR test untuk memastikan apakah ane benar positif Covid19 atau tidak, masalahnya adalah......ane bukan warga kota Bekasi melainkan warga kab. Bogor. Test swab PCR yang di tanggung pemerintah daerah setempat dikhususkan sesuai KTP domisili jadi gak ada ceritanya warga Bogor tes swab di Bekasi....kecuali.....mau bayar mandiri....dan kudu siapin duit 2 jutaan , berhubung kantor ane tidak menfasilitasi swab test maka pulang dari rumah sakit di bekasi ane langsung mencari tau call center kab. Bogor via mbah google. Alhamdulillah dapat nomor WAnya dan cukup responsif komunikasinya.


Hasil diskusi dengan call center ane di jadwalkan untuk melakukan swab di salah 1 puskesmas yang ditunjuk.

Tanggal 17 Mei 2020 ane dikontak oleh tim dari puskesmas dan diminta datang siang hari sekitar jam 12 siang, begitu ane datang ternyata yang mau di swab test lumayan banyak. Mau tidak mau harus antri dalam kondisi saling berjauhan, tim swab terdiri dari 2 orang dengan APD lengkap. Kita diminta duduk dengan posisi kepala menengadah keatas.
Tahap pertama adalah pengambilan sampel Nasofaring. Cotton bud panjang dicolokin kedalam lobang hidung sampe mentok ke tulang dalam hidung trus diputer2 sebentar habis itu ditarik keluar. Sumpah.... Rasanya gak nyaman banget!!
Tahap kedua pengambilan sampel Osofaring yaitu daerah dipangkal tenggorokan, ini juga kalau gak kuat sensasinya seperti mual mau muntah.
Kelar 2 sampel tadi ane dimintain copy identitas dan nomor telpon utk validasi dan pemberitahuan hasil swab nantinya, setelah itu pulang dan wajib isolasi mandiri.

Butuh waktu 15 hari sampai ane dapat hasil swab test, ane juga gak paham kenapa kabupaten Bogor segitu lamanya....

Entah mungkin kepotong libur lebaran entah juga mungkin karena saking banyaknya yang ditest tapi yang jelas jeda antara awal swab dan hasil keluar itu gak reliable banget. Anw swab 17 mei, hasilnya keluar 1 juni.... Kalau liat pedoman dinkes : isolasi mandiri 14 hari ane seharusnya kelar tetapi karena hasilnya baru keluar 1 Juni alhasil ane harus isolasi tahap 2..
Dan disinilah dimulai drama ruwetnya saudara-saudara semua...

------ Bersambung karena capek ngetiknya--