- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bandingkan Peluang Sandiaga & AHY Maju Pilpres 2024, Yunarto:Orang Lebih Cari yg Unik


TS
User telah dihapus
Bandingkan Peluang Sandiaga & AHY Maju Pilpres 2024, Yunarto:Orang Lebih Cari yg Unik
TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat politik Yunarto Wijaya menjelaskan peluang Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk maju di ajang Pemilihan Presiden 2024 setelah membocorkan empat inisial yang diprediksi bakal maju.
Seperti diketahui, Yunarto Wijaya sebelumnya telah memaparkan empat sosok pontensial yang akan berlaga di Pilpres 2024.
Keempat sosok itu diungkap Yunarto Wijaya berdasarkan hasil survey yang telah dilakukannya sekitar Februari 2020 lalu.
Yunarto Wijaya memaparkan insial sosok potensial yaitu P, A, G, S.
Kini Yunarto Wijaya dalam vlog Robert Harianto dilansir TribunJakarta pada Selasa (16/6/2020), justru blak-blakan menjelaskan sosok yang berpotensial maju di Pilpres 2024.
• Terbongkar Jerih Payah Baim Wong di YouTube Terbayar, Bisa Beli Rumah Mewah dan Mobil
"Untuk Sandiaga Uno di posisi empat itu merupakan orang yang telah punya modal di 2019 lalu. Walaupun kita katakan dia telah lama berkarier politik itu sebenarnya enggak juga."
"Lompatan dia cepat banget, tiba-tiba sudah masuk level Pilkada tingkat 2 dan langsung menang saat menghadapi Ahok. Dia langsung jadi cawapres kemudian, padahal saat itu banyak orang berpikir AHY dan sosok lainnya yang bakal maju," ujar Yunarto Wijaya.
Yunarto menilai, posisi Sandiaga Uno di urutan keempat sebenarnya tidak mengejutkan bagi publik karena tingkat pengenalannya sudah lebih tinggi dibandingkan kepala daerah.
"Dia juga punya atribut yang sesuai dengan calon pemilih nantinya yaitu generasi milenial. Sandiaga Uno itu muda, ngehype, dia juga mewakili latar belakang berbeda dengan darah biru atau anak jenderal," beber Yunarto Wijaya.
Menurut Yunarto Wijaya, Sandiaga Uno merupakan perwakilan kelas menengah yang terjun ke dalam politik.
• Jelang Sidang 18 Juni, Ini Keinginan Sekjen Sunda Empire Tulis Buku Nasionalisme & Dirikan Yayasan
"Dia juga tetap di Gerindra tetapi posisinya lebih sulit secara nyata untuk maju jika tak memiliki partai karena ujungnya kita harus memenuhi presidential threshold. Kalau dia berdiri sendiri maka orang mempertanyakan nanti maju lewat partai apa, gimana caranya dia dapat dukungan kalau tak beli?" jelas Yunarto Wijaya.
Yunarto menyatakan, Sandiaga Uno kemungkinan harus melawan ketua umum partainya yang memiliki ambisi juga.
"Jadi dia masuk ke Gerindra yang notabenenya punya capres lebih kuat, punya orang yang jabatannya senior dan pemilik partai. Ini yang jadi pertanyaan, apakah keberadaannya di Gerindra nantinya akan jadi aset atau liability," papar Yunarto Wijaya.
Lebih lanjut, Yunarto Wijaya menuturkan sosok Sandiaga Uno yang lebih kuat dikonotasikan sebagai individunya daripada seorang anggota partai.
"Sayang kalau Sandiaga Uno tak dikonotasikan sebagai sosok kaya, tajir, ganteng, pintar dan badannya bagus. Hal tersebut memiliki efek marketing yang lebih besar dibandingkan identitas partai," imbuh Yunarto Wijaya.
• Baim Wong Ungkap Penghasilan Terbesarnya dari YouTube, Melaney Ricardo: Astaga Luar Biasa!
Yunarto mengaku, atribut marketing politik yang menempel dengan sosok Sandiaga Uno berbeda dengan marketing politik tradisional.
"Dulu kita bicara tegas atau merakyat, dia ada di wilayah abu-abu. Gue gak berani mendahului karena dalam waktu dekat ada kegiatan besar di Gerindra, jadi kita tunggu aja. Walaupun 34 kepengurusan Gerindra di tingkat provinsi menginginkan Prabowo Subianto maju kembali di Pilpres 2024," jelas Yunarto Wijaya.
Dengan analisa Yunarto Wijaya itu, Robert Harianto menuturkan dua sosok muda dalam politik yaitu Sandiaga Uno dan AHY
Meski demikian, Yunarto Wijaya menjelaskan kedua sosok tersebut memiliki usia yang berbeda sehingga tak bisa dikatakan sama-sama sosok muda.
"Tetapi Sandiaga punya atribut kualitatif yang cenderung ke generasi muda. AHY itu benar-benar muda, baru berusia 40an tahun tetapi variabel pop Sandiaga Uno dekat dengan anak muda," imbuh Yunarto Wijaya.
Dengan munculnya Sandiaga Uno dan AHY, Yunarto Wijaya lantas membandingkan peluang keduanya untuk maju di Pilpres 2024.
"Kalau bicara dari sisi atribut marketing politik, Sandiaga lebih kuat karena dia punya modal lebih besar, dia mengalahkan AHY di Pilkada DKI 2017. Dia bagaimanapun berdiri sendiri sebagai variabel brand, dia bukan anak tokoh besar."
"Dia bukan anak proklamator dan tokoh besar lainnya yang terkadang jadi beban. Orang kalau melihat AHY itu simbol Yudhoyono junior. Sandiaga berhasil mendirikan brandnya independen di politik, itu kekuatan besar yang membentuk keunikan," tegas Yunarto Wijaya.
Yunarto menerangkan, saat ini masyarakat lebih mencari keunikan sosok tokoh yang akan dipilihnya nanti.
"Orang lebih mencari yang unik dan memiliki brand terbaru, that's why Jokowi sebagai sosok sederhana, Ahok dengan brand marah-marah dan segala macam itu punya daya ledak lebih besar. Sandi lebih punya itu," terang Yunarto Wijaya.
Yunarto menilai, latar belakang keturunan darah biru yang tadinya dianggap modal besar untuk maju berpolitik saat ini justru dianggap hambatan.
"Kalau dia hanya diposisikan sebagai anak SBY, maka itu jadi hambatan. Tetapi jika bisa melengkapi dengan atribut baru seperti dia lulusan terbaik dan sebagainya, dia bisa jadi besar juga," kata Yunarto Wijaya.
Dengan asumsi kondisi ceteris paribus, lanjut Yunarto Wijaya, akan sulit bagi AHY untuk mengalahkan posisi Sandiga Uno yang berada di urutan keempat.
https://jakarta.tribunnews.com/amp/2...-unik?page=all



Diubah oleh User telah dihapus 17-06-2020 12:51






nomorelies dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.5K
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan