Kaskus

News

Akong.JiuguiAvatar border
TS
Akong.Jiugui
Kapan Politikus Amerika Sadari Kesalahannya?


“Apakah Meksiko harus bertanggungjawab atas wabah AS putaran baru? ” Inilah keluhan dari Harian El Financiero, Meksiko di situs webnya baru-baru ini. Di depan rapat diskusi penanganan wabah COVID-19 Gedung Putih pada 11 Juni yang lalu, pemimpin Amerika Serikat menyalahkan wisatawan Meksiko sebagai penyebab meningkatnya kembali wabah COVID-19 di AS, dan menekankan keadaan ini tidak berkaitan dengan “pemulihan ekonomi”. Dari Tiongkok sampai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari Uni Eropa sampai Amerika Latin, pemerintah Amerika Serikat kali ini berupaya  menimpakan kesalahan kepada pihak lain. Hal ini dapat dijelaskan dengan satu kalimat yang sering dikatakan oleh warga Amerika Latin :“Surga terlalu jauh, dan Amerika Serikat terlalu dekat. ”

Kali ini politikus AS memilih Meksiko sebagai sasarannya, salah satu sebabnya ialah, dewasa ini kasus covid-19 yang baru dalam negeri AS kebanyakannya ditemukan di komunitas orang Amerika Latin. Gedung Putih mencurigai kasus tambahan mungkin disebabkan “imigran” dari Meksiko. Alasan ini sangat konyol sekali. Bagi Meksiko memang tidak adil. Karena jauh pada Maret tahun ini, AS dan Meksiko sudah menandatangani perjanjian imigran, pertukaran personil antara kedua pihak sudah dikurangi dengan skala besar. The Associated Press melaporkan, pemimpin AS menyalahkan Meksiko sebagai penyebab wabah mungkin beralasan krisis wabah, mencapai tujuan agar mendorong kebijakan perbatasan imigran.
Para ahli menunjukkan, ada beberapa unsur yang mengakibatkan meningkatnya kembali wabah AS belakangan ini, pertama, jutaan warga AS berwisata selama Hari Peringatan (Memorial Day) pada akhir Mei yang lalu. Kedua, di seluruh AS terjadi demonstrasi yang memprotes kekerasan polisi dan rasisme. Kesemua itu meningkatkan resiko penularan wabah.
Pada kenyataannya, situasi wabah AS yang semakin memburk  sama sekali disebabkah kelalaian politikus AS yang meremehkan peringatan dan tidak melakukan pencegahan dan pengontrolan wabah. Penelitian dari Universitas Columbia AS menunjukkan, sekurang-kurangnya 36 ribu orang kehilangan jiwa akibat keterlambatan aksi pencegahan wabah AS.

Terhitung sampai sekarang, jumlah kasus positif di AS tetap meningkat, masyarakat AS masih berjuang demi keselamatan jiwa. Apakah fakta ini dapat ditutupi oleh politikus AS yang menimpakan keselahan? Kapan politikus AS  bisa menyadari kesalahan dirinya? 


http://indonesian.cri.cn/20200614/e3...331cb4b0.html

nona212Avatar border
gembalaonta212Avatar border
gembalaonta212 dan nona212 memberi reputasi
0
685
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan