- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ketika PA 212 dan PKS Kompak Menolak Prabowo Maju Lagi di Pilpres 2024


TS
InRealLife
Ketika PA 212 dan PKS Kompak Menolak Prabowo Maju Lagi di Pilpres 2024
https://www.tribunnews.com/nasional/...i-pilpres-2024

PKS yang pada 2014 dan 2019 selalu berada di front terdepan mendukung Prabowo, kini enggan mendukung kembali mantan Panglima Kostrad itu.
2024 masih jauh sih, politik itu dinamis.

PKS yang pada 2014 dan 2019 selalu berada di front terdepan mendukung Prabowo, kini enggan mendukung kembali mantan Panglima Kostrad itu.
Quote:
Ketika PA 212 dan PKS Kompak Menolak Prabowo Maju Lagi di Pilpres 2024
Jumat, 12 Juni 2020 11:12 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Partai Gerindra kembali membuka kemungkinan mengusung Ketua Umum mereka, Prabowo Subianto, sebagai capres di pemilu 2024. Syaratnya, jika kader dan rakyat menghendaki.
Peluang Prabowo kembali maju menjadi capres disampaikan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani. Namun, dia menyebut pihaknya tak akan mengambil keputusan dengan terburu-buru.
"Tentang pencalonan presiden Pak Prabowo sekali lagi meminta agar segenap kader Partai Gerindra bersabar, hingga pada saatnya nanti kita akan mengambil keputusan yang terbaik," kata Muzani dalam keterangannya dalam akun Instagram resmi Partai Gerindra, Rabu (10/6/2020).
"Jika beliau (Prabowo) sehat, jika kader meminta, jika rakyat mengharapkan, tentu saja ini akan menjadi cara berpikir beliau, untuk mengambil keputusan pada waktu yang tepat," imbuhnya.
Pada Pilpres 2019 Gerindra bersama PKS, PAN, Partai Demokrat, Partai Berkarya, dan Partai Idaman mengusung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno menghadapi Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Pasangan itu kemudian kalah dan hanya memperoleh sekitar 44,5 persen.
Berbeda dengan Pilpres tahun lalu, Prabowo sepertinya tidak akan lagi didukung oleh partai lain jika maju kembali sebagai Capres 2024.
PKS yang pada 2014 dan 2019 selalu berada di front terdepan mendukung Prabowo, kini enggan mendukung kembali mantan Panglima Kostrad itu.
Alih-alih mendukung Prabowo, PKS memilih mengajukan kadernya sendiri sebagai capres.
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mengatakan, partainya tak mempermasalahkan
rencana Prabowo untuk maju lagi dalam kontestasi pemilihan presiden.
Menurut dia, selama Prabowo masih memenuhi persyaratan sebagai capres, tak ada salahnya maju kembali.
Apalagi, kata dia, setiap orang memiliki hak untuk membangun bangsa.
"Selama memenuhi syarat monggo. Haknya Pak Prabowo dan semua tokoh terbaik
negeri untuk maju. Selama niatnya membangun negeri kita dorong dan apresiasi," kata Mardani saat dihubungi, Kamis (11/6/2020).
Meski demikian, Mardani mengatakan pihaknya akan berupaya untuk mencalonkan
capres yang berasal dari kader sendiri. Saat ini, PKS masih akan membahas siapa kader yang layak maju dalam pilpres 2024.
"PKS akan membuat keputusan melalui Majelis Syuro. Tiap partai selalu berusaha memajukan kadernya," ucapnya. "Tahun 2024 PKS akan berusaha mengusung kadernya sendiri. Tapi PKS belum akan memutuskan dalam waktu dekat."
Tak hanya PKS yang enggan mendukung kembali Prabowo. Persaudaraan Alumni (PA) 212, kelompok-kelompok yang awalnya bergabung dalam Aksi 212 dan kemudian lantas ikut mendukung Prabowo pada Pilpres 2019, kini juga tak mau lagi mendukung mantan menantu Presiden Soeharto itu. Menurut Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif, Prabowo sudah selesai atau finis.
"Pilpres 2019 pengalaman sendiri bagi kami dan untuk perjuangan kami ke depan
bahwa Prabowo sudah finis. Biarkan saat ini Prabowo menikmati dan menyelesaikan tugasnya sebagai Menhan," ujar Slamet, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).
Ketimbang maju lagi sebagai capres, Slamet menilai Prabowo lebih baik menjadi
seorang negarawan dan membiarkan adanya calon presiden baru dan muda untuk
memimpin Indonesia.
"Cukuplah Prabowo di 2024 menjadi negarawan dengan memunculkan capres baru yang muda, karena kami yakin 2024 saatnya yang muda yang pimpin negeri. Apalagi umat punya catatan sendiri kepada Prabowo yang susah untuk dilupakan di 2019," kata dia.
Sulit Menang
Mengenai peluang Prabowo dalam Pilpres 2024, pengamat politik Universitas
Paramadina, Hendri Satrio, memprediksi akan sulit bagi Prabowo menang dalam
kontestasi tersebut.
"Ya mengagetkan juga kalau beliau (Prabowo) 2024 mau maju lagi. Tapi kalau prediksi saya sih akan sulit menang. Sulit ya, bukan nggak mungkin," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).
Hendri kemudian membeberkan analisisnya mengapa Prabowo sulit menang.
Salah satu alasannya, karena keputusan Prabowo bergabung dengan koalisi pemerintah dengan menjadi menteri pertahanan. Hendri menilai Prabowo akan kehilangan banyak suara akibat keputusannya tersebut.
Meski demikian, ia juga menilai Prabowo akan menjadi orang yang paling
berpengalaman jika turut serta dalam kontestasi politik 2024.
"Pastinya akan berpengaruh besar, karena sekarang kan dia ini meninggalkan ranah oposisi menjadi koalisi. Nah itu otomatis kan mengecilkan suara pemilihnya," kata dia. "Prabowo akan jadi orang paling berpengalaman kalau maju di kontestasi Pilpres, apapun hasilnya (kemarin-kemarin) dia itu orang paling berpengalaman," imbuhnya.(tribun network/dit/dod)
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
Jumat, 12 Juni 2020 11:12 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Partai Gerindra kembali membuka kemungkinan mengusung Ketua Umum mereka, Prabowo Subianto, sebagai capres di pemilu 2024. Syaratnya, jika kader dan rakyat menghendaki.
Peluang Prabowo kembali maju menjadi capres disampaikan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani. Namun, dia menyebut pihaknya tak akan mengambil keputusan dengan terburu-buru.
"Tentang pencalonan presiden Pak Prabowo sekali lagi meminta agar segenap kader Partai Gerindra bersabar, hingga pada saatnya nanti kita akan mengambil keputusan yang terbaik," kata Muzani dalam keterangannya dalam akun Instagram resmi Partai Gerindra, Rabu (10/6/2020).
"Jika beliau (Prabowo) sehat, jika kader meminta, jika rakyat mengharapkan, tentu saja ini akan menjadi cara berpikir beliau, untuk mengambil keputusan pada waktu yang tepat," imbuhnya.
Pada Pilpres 2019 Gerindra bersama PKS, PAN, Partai Demokrat, Partai Berkarya, dan Partai Idaman mengusung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno menghadapi Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Pasangan itu kemudian kalah dan hanya memperoleh sekitar 44,5 persen.
Berbeda dengan Pilpres tahun lalu, Prabowo sepertinya tidak akan lagi didukung oleh partai lain jika maju kembali sebagai Capres 2024.
PKS yang pada 2014 dan 2019 selalu berada di front terdepan mendukung Prabowo, kini enggan mendukung kembali mantan Panglima Kostrad itu.
Alih-alih mendukung Prabowo, PKS memilih mengajukan kadernya sendiri sebagai capres.
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mengatakan, partainya tak mempermasalahkan
rencana Prabowo untuk maju lagi dalam kontestasi pemilihan presiden.
Menurut dia, selama Prabowo masih memenuhi persyaratan sebagai capres, tak ada salahnya maju kembali.
Apalagi, kata dia, setiap orang memiliki hak untuk membangun bangsa.
"Selama memenuhi syarat monggo. Haknya Pak Prabowo dan semua tokoh terbaik
negeri untuk maju. Selama niatnya membangun negeri kita dorong dan apresiasi," kata Mardani saat dihubungi, Kamis (11/6/2020).
Meski demikian, Mardani mengatakan pihaknya akan berupaya untuk mencalonkan
capres yang berasal dari kader sendiri. Saat ini, PKS masih akan membahas siapa kader yang layak maju dalam pilpres 2024.
"PKS akan membuat keputusan melalui Majelis Syuro. Tiap partai selalu berusaha memajukan kadernya," ucapnya. "Tahun 2024 PKS akan berusaha mengusung kadernya sendiri. Tapi PKS belum akan memutuskan dalam waktu dekat."
Tak hanya PKS yang enggan mendukung kembali Prabowo. Persaudaraan Alumni (PA) 212, kelompok-kelompok yang awalnya bergabung dalam Aksi 212 dan kemudian lantas ikut mendukung Prabowo pada Pilpres 2019, kini juga tak mau lagi mendukung mantan menantu Presiden Soeharto itu. Menurut Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif, Prabowo sudah selesai atau finis.
"Pilpres 2019 pengalaman sendiri bagi kami dan untuk perjuangan kami ke depan
bahwa Prabowo sudah finis. Biarkan saat ini Prabowo menikmati dan menyelesaikan tugasnya sebagai Menhan," ujar Slamet, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).
Ketimbang maju lagi sebagai capres, Slamet menilai Prabowo lebih baik menjadi
seorang negarawan dan membiarkan adanya calon presiden baru dan muda untuk
memimpin Indonesia.
"Cukuplah Prabowo di 2024 menjadi negarawan dengan memunculkan capres baru yang muda, karena kami yakin 2024 saatnya yang muda yang pimpin negeri. Apalagi umat punya catatan sendiri kepada Prabowo yang susah untuk dilupakan di 2019," kata dia.
Sulit Menang
Mengenai peluang Prabowo dalam Pilpres 2024, pengamat politik Universitas
Paramadina, Hendri Satrio, memprediksi akan sulit bagi Prabowo menang dalam
kontestasi tersebut.
"Ya mengagetkan juga kalau beliau (Prabowo) 2024 mau maju lagi. Tapi kalau prediksi saya sih akan sulit menang. Sulit ya, bukan nggak mungkin," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).
Hendri kemudian membeberkan analisisnya mengapa Prabowo sulit menang.
Salah satu alasannya, karena keputusan Prabowo bergabung dengan koalisi pemerintah dengan menjadi menteri pertahanan. Hendri menilai Prabowo akan kehilangan banyak suara akibat keputusannya tersebut.
Meski demikian, ia juga menilai Prabowo akan menjadi orang yang paling
berpengalaman jika turut serta dalam kontestasi politik 2024.
"Pastinya akan berpengaruh besar, karena sekarang kan dia ini meninggalkan ranah oposisi menjadi koalisi. Nah itu otomatis kan mengecilkan suara pemilihnya," kata dia. "Prabowo akan jadi orang paling berpengalaman kalau maju di kontestasi Pilpres, apapun hasilnya (kemarin-kemarin) dia itu orang paling berpengalaman," imbuhnya.(tribun network/dit/dod)
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
2024 masih jauh sih, politik itu dinamis.






darwinsilb dan 26 lainnya memberi reputasi
23
11.5K
Kutip
175
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan