Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

FootballStoryAvatar border
TS
FootballStory
2 Cerita Berbeda Dari Permainan Mengurung Barcelona

Juventus berhasil membungkam permainan Barcelona di leg pertama perempat final UCL 2016/17. Bermain di Juventus Stadium, Zebra Turin berhasil nyekor 3 gol tanpa balas. 3 gol tersebut berhasil dilesatkan Paulo Dybala (2) dan Giorgio Chiellini.

Sebenarnya laga ini berjalan cukup seimbang, namun jika dilihat dari skor akhir rasanya tidak. Kedua tim tercatat menceploskan tembakan yang tidak beda jauh, 14 untuk Juve dan 16 untuk Barca. Soal ball possesion sudah menjadi tradisi rasanya jika Barca menguasai bola lebih banyak, 32% : 68% Barca berhasil mengeksploitasi bola.

Banyak yang meragukan, Juventus yang tidak banyak menguasai bola justru menjadi kesebelasan yang berhasil mengendalikan jalannya pertandingan. Mereka berhasil membuat Barca bermain sesuai keinginan Nyonya Tua, sehingga Barca yang memiliki trio sekaliber MSN sulit menciptakan peluang.

Terbukti pada 45 menit pertama terlihat Barca cukup kesulitan menciptakan peluang, Juve mencatatkan 9 tembakan, Barca hanya mencatatkan 6 tembakan. Sistem pertahan Juventus berjalan mulus sesuai skema awal, dengan mengurung false nine andalan mereka, Lionel Messi.

Barca sendiri menerapkan pola serangan 4213 di awal pertandingan. Messi yang biasanya beroperasi di sisi kanan serangan, kala itu lebih dominan bermain di area tengah. Rakitic yang justru bermain agak melebar kekanan ketika Barca melancarkan serangan.
Quote:


Namun permainan Messi di area tengah tidak berjalan semulus permainan² sebelumnya, kali ini yang Barca hadapi adalah tim Italia yang notabene akrab dengan pertahanan berlapis (catenaccio), hal tersebut bukan omong kosong semata melihat keberhasilan Juve mengantisipasinya dengan baik pada babak pertama. Skuat asuhan Allegri ini merapatkan jarak antar pemain di area tengah untuk memasung pergerakkan Messi. Jarak yang rapat tersebut membuat lebih dari susahnya Messi bergerak, mereka juga membuat pusing kreator lini tengah Barca untuk mengalirkan bola kedepan.

Saat bertahan, Juventus membentuk pola 4-4-2 yang amat tradisional. Dybala dan Higuain adalah tembok pertama yang memberi tekanan pada skema serangan Barca di area ⅓ tengah. Sementara itu 2 midfielder Juve, Khedira dan Pjanic ditigaskan untuk menutup jalur suplai bola pada Messi.



Tidak hanya terfokus pada Messi, skema ini dibarengi peran Dani Alves, full-back kanan Juventus yang secara khususon menjaga penyerang dari sayap kiri Barca, Neymar Junior. Pada gambar tak terlihat keberadaan Alves, karena posisi Alves tergantung posisi Neymar yang pada situasi di atas juga tidak terlihat penampakannya. Dalam laga ini Alves berhasil menyelesaikan tugas dari Allegri dengan baik, Neymar yang pergerakkannya selalu dikawal olehnya tidak terlalu mengancam pertahanan Juve.

Messi yang sudah dikandangin, serta pergerakkan Neymar yang dimatikan, ditambah kehadiran Alex Sandro disisi kiri yang langsung mencekal alur serangan Barca dari kanan yang dimainkan oleh Rakitic, 3 hal tersebut membuat alur serangan Barca sering terlalu lama tertahan di area ⅓ lapangan tengah. Umpan-umpan panjang yang menyilang antar sayap kerap dilakukan untuk memecah pertahanan Juve yang sangat rapat, meskipun Barca tidak terbiasa dengan permainan tersebut.

Terkuncinya Messi, Neymar, dan Rakitic, Barca akhirnya lebih banyak mengandalkan Iniesta dalam memimpin serangan dan juga tak membuahkan hasil, Suarez yang bertugas menerobos penjagaan Bonucci dan Chiellini pun tak mampu berbuat banyak setelah 3 kreator serangan mereka dibuat mati, disiplin dan sigapnya skema permainan Juve tanpa kompromi membuang bola yang masuk kedalam kotak 12 pas, gawang Juve pun aman dari ancaman berarti.

Soal skema serangan, Juventus mengandalkan quick-counter lewat speed kedua sayap Cuadrado dan Mandzukic yang tak mampu dibendung Jeremy Mathieu, Pique, Umtiti, Sergi Roberto. Sudah jatuh tertimpa tangga, 4 bek sejajar yang sudah dibuat tak berdaya lewat quick-counter Juve ditambah Javier Mascherano yang gagal total memainkan peran Sergio Busquets. Jarak yang cukup lebar antara gelandang dan bek membuat Dybala 2x nyekor dengan minim pengawalan.

Cerita berbeda datang dari negeri Ratu Elisabeth, tepatnya dipinggir kota Manchester dimana United sudah bermain cukup baik namun masih belum bisa meredam permainan Barca, Mengapa?

Solskjær tak memainkan skema defend lalu quick counter seperti yang telah banyak diprediksi sebelumnya. Namun hal tersebut bukan berarti United bisa maximal dalam menguasai jalannya pertandingan. United bahkan belum bisa memecah tradisi Barca yang selalu mendominasi ball possesion, dalam hal ini Barca mencapai 64% penguasaan bola.

Namun soal tembakan, Barca hanya mencatat 5x shot dengan 3 on traget, sedangkan United bisa mencapai dua kali lipat dari Barca yakni 10x shot dengan kesedihan tidak ada satupun yang on target.

Kalahnya penguasaan bola, United justru bisa menekan Barca sehingga boleh dikatakan mereka sulit untuk build serangan dari belakang dengan gaya umpan pendek yang menjadi filosofi mereka. Berdasarkan data dari Wyscout, permainan lebih dominan berada di middle third Barca (51%) dan di area pertahanan Barca (27%). Hanya 23% dimainkan di area pertahanan United.


Berbeda dengan Juve, United jauh mengurung Barca dari defensiv area. Di wilayah tersebut, 4 bek sejajar milik Barca yang dikomandoi Pique ditekan habis oleh para pemain United hal tersebut tentunya memaksa pemain bertahan Barca untuk build serangan dengan umpan jauh. Tidak perlu diragukan lagi Liga Inggris adalah liga yang kuat secara fisik dan paling jago dalam persoalan duel udara, Solskjær memanfaatkan hal tersebut dengan memiliki pemain seperti Smalling, Lindelöf, dan McTominay yang jauh lebih baik soal duel udara dibanding trio sekaliber kenamaan Messi, Coutinho, dan Suárez, bahkan Messi pun dibuat bonyok oleh Smalling. Sepanjang laga kita juga bisa melihat United mendominasi aerial duel dan berhasil memanfaatkan bola kedua, dimana kedua hal tersebut adalah hal yang lazim dimainkan di liga Inggris.


Pada situasi bertahan, United terlihat jelas menerapkan 5 bek sejajar yang sangat rapi dirancang oleh Solskjær, hal tersebut memperluas ekspansi Barca di area flank, tapi tidak banyak kesempatan untuk memberi umpan ke tengah mengingat 5 bek sejajar yang tertata rapi disana.

Namun jika diteliti lebih dalam, Solskjær tidak sekedar menumpuk pemain dibelakang. Karena pada situasi tersebut United hanya menutup area tengah pertahanan dengan tidak melakukan pressing untuk memaksa Barca memainkan bola ke belakang. Ketika bola sampai ke pemain bertahan Barca, baru setelah itu United menerapkan pressing seperti yang tadi sudah dijelaskan.


Sekarang kita bahas alasan yang dapat diterka mengenai gol Barca ke gawang De Gea.

Gol Barca sangat tercermin sat mereka berusaha mengeksploitasi sisi kanan United, dimana ada Ashley Young yang diplot pada posisi tersebut, seperti yang kita tau permainan Young tidak sebagus dulu dan kerap mendapat catatan buruk ketika bermain apalagi untuk menghadapi seorang Lionel Messi. Berawal dari bola kiriman Sergio Busquets ke sisi Young, Messi mengontrol permainan selanjutnya.


Tak hanya ada Young, Lindelof dan Smalling juga ada dikanan untuk mengcover defend kanan United. Messi mengirim umpan jauh kepada Suárez, dimana ada Shaw dan Fred, tapi kedua pemain tidak mencoba untuk menjegal Suárez, memenangi duel udara, atau sekedar menutup tembakan. Alhasil bola sundulan Suárez sedikit terdefleksi oleh Shaw.

Kesimpulan
Secara taktik Allegri jauh lebih baik dari Enrique, dan tak jauh beda Ole yang sebenarnya lebih baik dari Valverde, mengapa bisa begitu? Kala Juve kontra Barca pada 2017 bisa dibilang squad kedua tim seimbang namun soal kepelatihan Allegri dikatakan lebih unggul secara taktis dan pengalaman. Terlihat dari cara Allegri merancang dengan rapi sistem pertahanan Juve dan membangun serangan dengan cepat plus 3 penyelesaian tuntas. Berbeda dengan Ole yang memiliki kualitas tim dibawah kualitas Barca. United sebenarnya cukup baik soal pertahanan. Reaksi De Gea kepada pemain bertahan United memperlihatkan koordinasi pertahanan United memang sedang berantakan saat gol tersebut terjadi, namun setelahnya mereka belajar dari kesalahan dengan tidak terjadi lagi hal² semacam itu. Simpelnya, saat menyerang usaha United terbilang sia² karena mereka tidak memiliki skema yang jelas saat menyerang berbeda dengan Barca apalagi Juve; namun ketika bicara mengenai persoalan transisi bertahan ke menyerang, Barca kalah bagusnya dengan United.

Quote:


Bagaimana Menurut Ente Perihal Mengkaji Permainan Kedua Tim? Langsung Diskusikan Dibawah!
emoticon-Rate 5 Staremoticon-Cendol Gan

si.matamalaikat
avhidalamsyah
tien212700
tien212700 dan 24 lainnya memberi reputasi
25
5K
67
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan