- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Meskipun Google Pintar, Ia Tak Pandai Mengajar


TS
liliek.pur
Meskipun Google Pintar, Ia Tak Pandai Mengajar
Siapa sih, manusia yang hidup di era digital ini tak pernah berinteraksi dengan mesin pencari bernama Google yang amat tenar?
Perangkat yang satu ini memang nyaris bisa memberikan apa saja. Seandainya ia adalah sebuah toko, maka tak diragukan lagi, dialah toko serba ada yang sesungguhnya dan bukan sekadar nama.
Ia dibutuhkan oleh orang-orang dewasa yang harus menyelesaikan pekerjaannya dari rumah, serta anak-anak yang harus belajar, juga di rumah. Belum lagi pebisnis yang mecari peluang untuk memasarkan dagangan mereka. Juga mahasiswa yang sudah bertahun-tahun tidak menyelesaikan skripsi mencari contekan, eh maksud saya mencari data sebagai bahan penelitian.
ATM yang meng-klaim dirinya beroperasi 24 jam masih kalah sama Google. Kita masih sering menemukan aTM yang meminta maaf karena mengalami gangguan, sementara Google nyaris tak pernah melakukannya.
Di balik timbunan jasa-jasa yang telah disumbangkan bagi umat manusia, Google juga tak sedikit menyimpan potensi bencana. Mesin yang disebut-sebut sangat pintar itu tak jarang membuat penggunanya kesasar.
Selama masa anak-anak sekolah belajar di rumah, tentu saja tunas-tunas muda itu sering berinterksi dengan mesin pencari, dan Google menjadi yang terdepan dalam hal ini. Maka kita harus berhati-hati menghadapi keadaan ini.
Bisa saja muncul pilihan belajar memainkan terompet atau belajar membuat sambal ketika seorang anak mengetikkan kata “belajar” pada pencarian Google. Padahal maksud si anak hendak belajar matematika atau pelajaran sekolah yang lainnya.
Jika pilihan yang diambil sekadar belajar memainkan gitar atau belajar merangkai bunga segar, tentu bukan suatu masalah besar, meskipun tak sesuai dengan tujuan yang hendak disasar. Namun coba bayangkan bila yang membikin hati anak-anak terkesan ternyata belajar merakit petasan.
Di sinilah letak perlunya orangtua mendampingi anak. Karena, selain menghindarkan anak agar tidak tersesat dalam rimba maya yang melenakan, juga bisa berfungsi sebagai sarana mendekatkan diri kepada generasi pelanjut kita nanti.
Suatu saat kita memang akan kewalahan menanggapi pertanyaan anak-anak. Kita bisa menyampaikan kepada mereka bahwa kita belum memiliki pengetahuan terhadap hal yang ditanyakan. Namun kita akan segera mencarikan jawabannya.
Tak masalah jika akhirnya kita mencari jawaban melalui bantuan Google juga, karena kita tahu bahwa Google bisa membantu kita dalam urusan ini.
Sumber
Perangkat yang satu ini memang nyaris bisa memberikan apa saja. Seandainya ia adalah sebuah toko, maka tak diragukan lagi, dialah toko serba ada yang sesungguhnya dan bukan sekadar nama.
Ia dibutuhkan oleh orang-orang dewasa yang harus menyelesaikan pekerjaannya dari rumah, serta anak-anak yang harus belajar, juga di rumah. Belum lagi pebisnis yang mecari peluang untuk memasarkan dagangan mereka. Juga mahasiswa yang sudah bertahun-tahun tidak menyelesaikan skripsi mencari contekan, eh maksud saya mencari data sebagai bahan penelitian.
ATM yang meng-klaim dirinya beroperasi 24 jam masih kalah sama Google. Kita masih sering menemukan aTM yang meminta maaf karena mengalami gangguan, sementara Google nyaris tak pernah melakukannya.
Di balik timbunan jasa-jasa yang telah disumbangkan bagi umat manusia, Google juga tak sedikit menyimpan potensi bencana. Mesin yang disebut-sebut sangat pintar itu tak jarang membuat penggunanya kesasar.
Selama masa anak-anak sekolah belajar di rumah, tentu saja tunas-tunas muda itu sering berinterksi dengan mesin pencari, dan Google menjadi yang terdepan dalam hal ini. Maka kita harus berhati-hati menghadapi keadaan ini.
Bisa saja muncul pilihan belajar memainkan terompet atau belajar membuat sambal ketika seorang anak mengetikkan kata “belajar” pada pencarian Google. Padahal maksud si anak hendak belajar matematika atau pelajaran sekolah yang lainnya.
Jika pilihan yang diambil sekadar belajar memainkan gitar atau belajar merangkai bunga segar, tentu bukan suatu masalah besar, meskipun tak sesuai dengan tujuan yang hendak disasar. Namun coba bayangkan bila yang membikin hati anak-anak terkesan ternyata belajar merakit petasan.
Di sinilah letak perlunya orangtua mendampingi anak. Karena, selain menghindarkan anak agar tidak tersesat dalam rimba maya yang melenakan, juga bisa berfungsi sebagai sarana mendekatkan diri kepada generasi pelanjut kita nanti.
Suatu saat kita memang akan kewalahan menanggapi pertanyaan anak-anak. Kita bisa menyampaikan kepada mereka bahwa kita belum memiliki pengetahuan terhadap hal yang ditanyakan. Namun kita akan segera mencarikan jawabannya.
Tak masalah jika akhirnya kita mencari jawaban melalui bantuan Google juga, karena kita tahu bahwa Google bisa membantu kita dalam urusan ini.
Sumber
0
367
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan