Hari sudah mulai menjelang malam, matahari sudah tidak terlihat lagi. Cuaca juga tidak begitu mendukung, gerimis dan gemuruh suara petir mengiringi langkah Lono."ooo... walah gerimis kok awet bener nggak reda-reda" keluh Lonoyang sedang berjalan menuju warung untuk membeli sebungkus rokok. Lono berjalan sendiri tak ada yang menemani, kebetulan Lono memang seorang pria jomblo nggak laku-laku. Tetangga juga pintunya tertutup semua, yah maklum kebiasaan di kampung memang biasa menutup pintu ketika menjelang maghrib dan sesudahnya. Jarak antara rumah ke rumah di kampung Lono lumayan jauh tidak rapat seperti di kota-kota.

Lono berjalan santai meski gerimis, suasana sangat sepi sekali, dia menoleh ke kanan dan kiri memastikan apakah ada pintu tetangga yang terbuka agar sedikit berkurang rasa takutnya. Dan ternyata harapan Lono zonk, tak satupun pintu yang terlihat terbuka.

Pas dia berjalan melintasi tenggangan antara rumah satu dengan yang satunua lagi, yang kira-kira 50 meteran, Lono tiba-tiba merinding dan berdiri bulu kudugnya. "Ihhhihhhh... hih... hiih..." terdengar lirih suara seorang wanita tertawa kecil, Lonopun gemetaran mendengar suara itu, di menoleh ke kanan, kiri juga belakang, tak ada seseorang yang terlihat. "Ihhhihhhh...hih...hih..." Lono semakin ketakutan, kemudian dia mengarahkan pandangannya ke atas pohon kelapa yang tepat berada di sisi kirinya. Terlihat sosok wanita rambutnya panjang berpakain panjang berwarna merah. "Wuasemmmm.... kuntilanakkk" Sontak Lono berteriak kaget dan ketakutan. Dia hanya bisa berkata dan tak dapat menggerakkan dirinya saking takutnya dia sampai mengompol di tempat.

selamat membaca & terima kasih

bgssusanto88