Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Kenapa Banyak Virus Berasal dari Kelelawar Bisa Mematikan?
Kenapa Banyak Virus Berasal dari Kelelawar Bisa Mematikan?

Kenapa Banyak Virus Berasal dari Kelelawar Bisa Mematikan?

Jakarta- Bukan suatu kebetulan jika sejumlah virus mematikan dalam beberapa tahun belakangan seperti SARS, MERS, Ebola, Marburg dan yang terbaru 2019-nCoV yang menyebabkan COVID-19 diperkirakan berasal dari kelelawar. Kenapa banyak virus mematikan berasal dari hewan ini?
Anehnya, meski virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit serius dan seringkali mematikan bagi manusia, kelelawar sendiri tampaknya kebal terhadap virus yang dibawanya tersebut.

Sebuah penelitian terbaru dari University of California (UC) Berkeley, Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa respons kekebalan yang kuat dari kelelawar terhadap virus dapat mendorong virus untuk bereplikasi lebih cepat.

Dengan demikian, ketika virus melompat ke mamalia dengan sistem kekebalan rata-rata seperti manusia, virus itu akan menimbulkan kekacauan di dalam tubuh yang bisa menyebakan kematian.

Beberapa kelelawar, termasuk yang diketahui sebagai sumber penyebaran infeksi virus pada manusia, telah terbukti menjadi 'rumah' bagi sistem kekebalan yang terus-menerus dipersiapkan untuk meningkatkan pertahanan terhadap virus.

Infeksi virus pada kelelawar ini menyebabkan respons cepat yang menghalangi virus keluar dari sel. Meskipun dapat melindungi kelelawar agar tidak terinfeksi dengan viral load yang tinggi, sistem kekebalan ini mendorong virus bereproduksi lebih cepat di dalam inang sebelum sistem pertahanan disiapkan.

Seperti dikutip dari Phys.org, hal ini menjadikan kelelawar sebagai reservoir unik dari virus yang cepat bereproduksi dan sangat mudah menular.

Sementara kelelawar dapat menolerirnya, saat virus tersebut pindah ke makhluk hidup yang tidak memiliki sistem kekebalan respons cepat, maka virus tersebut dengan cepat membanjiri inang baru mereka, yang menyebabkan tingkat kematian tinggi.

"Beberapa kelelawar mampu meningkatkan tanggapan antivirus yang kuat ini, tetapi juga menyeimbangkannya dengan respons anti-peradangan," Cara Brook, seorang postdoctoral Miller Fellow di UC Berkeley yang menjadi peneliti utama riset ini.

"Sistem kekebalan tubuh kita akan menghasilkan peradangan luas jika mencoba strategi antivirus yang sama seperti ini. Tetapi kelelawar secara unik bisa menghindari ancaman imunopatologi," tambahnya.

Para peneliti juga mencatat, gangguan terhadap habitat kelelawar tampaknya memberi tekanan pada hewan ini dan membuat mereka menumpahkan lebih banyak virus dalam air liur, urin, dan feses mereka yang dapat menginfeksi hewan lain.

"Ancaman lingkungan yang meningkat terhadap kelelawar dapat menambah ancaman zoonosis," kata Brook.

Brook sendiri bekerja dengan program pemantauan kelelawar yang didanai oleh DARPA (Badan Proyek Penelitian Pertahanan Lanjutan AS) yang saat ini sedang berlangsung di Madagaskar, Bangladesh, Ghana dan Australia. Proyek bernama Bat One Health ini mengeksplorasi hubungan antara hilangnya habitat kelelawar dan penyebaran virus kelelawar ke hewan lain dan manusia.

"Intinya adalah bahwa kelelawar berpotensi istimewa dalam hal menampung virus," kata Mike Boots, ahli ekologi penyakit dan profesor biologi integratif UC Berkeley.

"Ini bukan terjadi secara acak bahwa banyak dari virus berasal dari kelelawar. Kelelawar bahkan tidak berhubungan dekat dengan kita, jadi kita tidak akan menyangka mereka menjadi tuan rumah bagi banyak virus manusia. Tetapi penelitian ini menunjukkan bagaimana sistem kekebalan kelelawar dapat mendorong virulensi yang mengatasi ini," jelasnya.
sumber

*******

Soal Kampret, eh Kelelawar, TS udah pernah bahas di Lonje beberapa waktu lalu. Tapi saat itu bukan membahas mengenai kelelawar secara harfiah sebagai hewan mamalia, tapi lebih kepada perumpamaan sejenis manusia yang tabiatnya mirip dengan kelelawar saat itu.

Dan ternyata mereka belum juga musnah. Justru mereka bermutasi menjadi bentuk yang lain dengan spesies berbeda. Dari mamalia menjadi reptilian.

Ane gak mau membahas tentang virologi dalam hal ini. Karena ini BP, maka ane lebih membahas ke unsur filosofinya, bagaimana seorang, eh seekor kampret, maaf, kelelawar, bisa menyebarkan virus yang begitu mematikan bagi manusia berakal dan beradab.

Kita mulai.

Dunia Kelelawar (baca : Kampret).

Kelelawar adalah hewan mamalia yang kita tahu benar bahwa mereka hanya akan mencari makan dimalam hari. Seperti dikomando, ribuan kelelawar akan keluar sarangnya yang pengap dan bau mengikuti seekor kelelawar yang lebih dulu terbang keluar sarang. Anggap saja yang duluan keluar itu koordinatornya.

Hewan nocturnal (baca : mencari rejeki di malam hari) ini luar biasa berisiknya. Mereka akan terus mencicit saat mencari makan. Ibarat kata, kalau tidak mencicit ya tidak makan. Selain untuk berkomunikasi dengan kawanannya, mereka juga menggunakannya untuk menentukan arah. Ini seperti sekelompok orang yang suka membuat tagar di Twitter. Tagar itu adalah arahnya, dan twit mereka adalah cicitannya. Mereka akan terus seperti itu sepanjang hidupnya karena itulah dunia mereka.

Hak Imunitas dan Kebenaran.

Kelelawar (sekali lagi baca : Kampret), dijadikan tersangka penyebar virus mematikan,sementara mereka sendiri aman terhadap virus tersebut. Ini seperti sekelompok orang yang terbiasa menyebar kemelut di masyarakat, menyebar isu dan fitnah layaknya virus mematikan. Mereka tak akan pernah merasa bersalah, karena mereka merasa terlindungi oleh agama. Jadi sebenarnya bukan agama yang mereka bela, tetapi justru mereka bersembunyi dibalik tameng agama. Dan ketika mereka menyebar virus ke tengah masyarakat, mereka akan selalu merasa aman sebab bagi mereka, kebenaran adalah milik mereka. Oleh sebab itu mereka akan terus menyebar virus melalui ucapan langsung di kehidupan sehari-hari, maupun melalui sosial media.

Simbiosis Mutualisme dan Komensalisme.

Didalam menyebarkan virus, kelelawar terkadang tak lagi melalui perantara. Terkadang juga harus melalui perantara. Dan perantara ini bisa hewan, bisa manusia. Dan kuat dugaan jika melalui manusia, maka manusia tersebut akan menyantap kelelawar. Dari sanalah virus akan mendapatkan inang.

Berkaca pada kejadian tersebut, ini mirip sekelompok orang yang terbiasa menyebar isu menyesatkan layaknya virus yang bisa membunuh jutaan orang.

Dalam penerapannya, kelompok orang ini menjalankan simbiosis mutualisme. Biasanya kelompok manusia ini akan bekerjasama dengan pihak yang membayar mereka. Jadi benar-benar murni bisnis. Bisnis bertopeng agama. Pihak yang membayar bisa saja tak peduli, yang penting tujuan mereka tercapai.

Tapi ada juga yang menjalankan simbiosis komensalisme. Pihak yang berkepentingan meminta tolong kepada kelompok manusia ini untuk menyebar virus hoax dimasyarakat. Biasanya isunya terkait Komunis, Kafir, China, Kacung, dan lain-lain. Tapi mereka juga membangun halu pada diri mereka sendiri dengan menanamkan rasa bangga yang semu seolah bangsa ini paling hebat dan paling maju di dunia demgan menertawakan bangsa lain yang faktanya jauh lebih maju pencapaiannya dalam bidang apapun juga. Kelompok ini sukarela melakukannya karena bagi mereka hal itu adalah ibadah. Ladang amal bagi mereka, dan lagi-lagi, menjadikan agama sebagai tameng mereka. Biasanya tipe seperti ini butuh pemimpin yang paling sering bersuara di masyarakat. Bisa dari politikus, bisa dari kaum agama. Dari sinilah terbangun simbiosis komensalisme. Pihak yang jelas punya kepentingan mendapat untung besar, dan yang menjalankan tak merasa dirugikan karena merasa menjalankan tuntunan agama.

Begitulah. Dan mungkin saja kelelawar membutuhkan inang hewan lain seperti.... Kadal mungkin. Dan Kadal inilah yang menjadi inang penyebaran virus mematikan tersebut.

Terakhir, anggap aja tulisan ini cuma candaan. Ini bukan oot atau ngelantur, cuma sekedar merefleksikan kehidupan kampret yang bermutasi atau mungkin menjadikan kadal sebagai inang untuk menyebarkan virus mematikan ditengah masyarakat.

Gak perlu ada yang marah. Situ kan bukan kelelawar.






tepsuzot
knoopy
anakjahanam721
anakjahanam721 dan 18 lainnya memberi reputasi
17
3.2K
53
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan