- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Berita Olahraga
CUCU SOMANTRI MUNDUR, BUKTI KETIDAKBECUSAN MEMIMPIN ORGANISASI


TS
beritahangat840
CUCU SOMANTRI MUNDUR, BUKTI KETIDAKBECUSAN MEMIMPIN ORGANISASI

Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru Cucu Somantri menyampaikan pengunduran dirinya pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Liga Indonesia Baru, Senin, 18 Mei 2020.
Rapat baru beberapa saat dibuka setelah roll-call peserta RUPSLB dari para pemilik klub Liga 1, jajaran direksi dan komisaris PT LIB, serta perwakilan PSSI, Cucu sudah mengucapkan niatnya untuk mundur.
“Saya akan mundur dari PT LIB. Saya mau cepat mengundurkan diri. Saya tak mau berlarut-larut, semua untuk menghargai para pemegang saham,” kata mantan Pangdam Bukit Barisan itu terbata-bata.
Salah seorang peserta RUPSLB, Firman Achmadi, juga pensiunan jenderal berbintang, meminta ketegasan. “Kalau mau mundur, segera saja mundur. Jika Bapak sudah mundur, apapun yang Bapak sampaikan itu tidak akan berlaku. Pimpinan rapat segera diambil alih PSSI,” kata perwakilan Borneo FC itu.
Cucu Somantri tampak kehabisan senjata dan kehabisan harga diri pula. Sebelum RUPSLB berlangsung, borok-borok pria 59 tahun itu diangkat habis ke permukaan. Dimulai dari aji mumpung memasukkan anak laki-lakinya, Aditya Pradana Wicaksana, bocah ingusan berusia 33 tahun yang tak punya pengalaman sama sekali di dunia sepak bola, menjadi General Manager PT LIB. Ironisnya, pengangkatan Adit di posisi setinggi itu sama sekali tak melalui prinsip good corporate governance, yakni tak melalui jalur persetujuan direksi dan pemegang saham.
Dipimpin Cucu, pengelolaan LIB pun morat-marit. Pelaksanaan kick-off kompetisi Liga 1 dan Liga 2 memang berjalan tepat waktu, tapi itu lebih karena keteguhan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan memegang janji sejak Kongres Bali, akhir Januari 2020.
“PSSI sekarang harus berbeda. Apa yang dijanjikan tidak boleh meleset seperti era sebelumnya,” kata pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.
Pengelolaan uang dari berbagai pemasukan PT Liga -baik dari sponsor maupun hak siar- tidak diungkap Cucu secara transparan. Ibaratnya, uang dari luar masuk ke kantong kanan kirinya tanpa melalui proses resmi pembukuan perusahaan.
Demikian pula terkait janji mengucurkan subsidi pada klub. Belakangan ketahuan ia berencana memotong subsidi termin kedua pada para peserta Liga 1 dan Liga 2. Untuk Liga 1, dari jatah Rp 520 juta akan dipangkas jadi Rp 350 juta, sementara bagi klub Liga 2 akan dikurangi dari Rp 250 juta jadi Rp 100 juta.
Dalam surat bernomor 187/LIB-COR/V/2020 yang ditujukan ke PSSI, LIB memberikan usulan bahwa mereka hanya akan membayar 67 persen subsidi dari kesepakatan. Keputusan itu diambil berdasarkan laporan arus kas (cash flow) untuk klub Liga 1 dan 40 persen untuk klub Liga 2 musim 2020.
Rencana itu ditolak mentah-mentah PSSI melalui surat bertandatangan Plt. Sekjen Yunus Nusi.
"Sebagai operator Liga 1 dan Liga 2, sudah menjadi kewajiban dari PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) untuk melakukan pembayaran subsidi kepada klub-klub Liga 1 maupun Liga 2 dengan jumlah yang telah disepakati sebelumnya,” kata Yunus Nusi.
Pada RUPSLB, Cucu kembali menyatakan alasannya mengangkat rencana pemotongan subsidi.
“Bila subsidi dibayar full, maka karyawan PT LIB tidak gajian,” katanya. Jelas sekali ia menomorduakan kepentingan klub, yang notabene para pemilik saham PT LIB. Bandingkan dengan para pemilik klub, yang sampai menggadaikan tanah, rumah dan melego mobil demi memenuhi kewajiban membayar gaji para pemain dan pelatih di masa pandemi.
Tak tahan satu per satu aibnya dibuka, Cucu pun melayangkan surat pengunduran diri. Tingkahnya diikuti dua komisaris yang selama ini menjadi pengikut setianya: Sonhadji dan Hasani Abdulgani. Satu komisaris lain, Hakim Putratama, juga undur diri karena alasan berbeda. Hakim ingin berkonsentrasi di core bisnisnya sebagai bankir.
Beberapa narasi sempat mencuat di media sosial tak lama setelah peluit panjang RUPSLB ditiup. Cucu dianggap patriot dan berjiwa ksatria dengan mengambil sikap mundur dari tampuk pimpinan PT LIB. Padahal, cuitan di medsos itu tak tahu kisah sebenarnya. Cucu segera lari sebelum ia lebih kelihatan malunya. Terdeteksi juga, mereka yang memuji-muji Cucu di berbagai postingan media sosial merupakan penjilat dan kekasih gelapnya.
Masalah subsidi yang tak bisa direalisasikan Cucu pun segera beres setelah Ketua Umum PSSI mengambil langkah tegas.
“Saya telah mendapatkan laporan dari komisaris dan direksi yang tersisa tentang proses RUPS-LB hari ini sekaligus keluhann rekan-rekan.
Oleh karenanya, dengan kewenangan yang saya punya, malam ini saya memutuskan untuk memerintahkan kepada direksi yang tersisa agar esok sore selambatnya segera melakukan pembayaran subsidi kepada seluruh klub Liga 1 sebesar Rp. 520.000.000.
Demikian kiranya rekan-rekan, mari kita tetap bersama-sama membangun sepakbola ini agar bisa survive dari cobaan bencana corona yang sedang melanda negeri tercinta ini,” demikian tulis Iwan Bule dalam percakapan kepada para pengelola Liga di fitur percakapan telepon pintar.
Ah, Cucu Somantri memang pandai berkelit dan membangun narasi. Mundur dari PT LIB adalah keniscayaan baginya untuk menyelesaikan diri dari buruk muka selama lima bulan menjadi direktur utama. Tapi, publik juga tidak bego-bego amat untuk melihat apa yang terjadi. Bahwa ia memang tidak becus dan tidak layak ada di organisasi sebesar PT LIB. Bukan klaim sebagai ‘gentleman’ seperti yang disuarakan para ‘buzzer’ dan simpanannya di medsos.
Selamat bangkit kembali liga kompetisi kita, terus jayalah PSSI, menuju kejayaan sepak bola Indonesia di pentas dunia!






tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
589
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan