iNews.id - Kebijakan pemerintah Indonesia dalam menghadapi wabah corona disebut membingungkan dan menimbulkan kekacauan. Kritik itu dilontarkan politikus Gerindra, Fadli Zon melalui akun Twitternya @fadlizon, Rabu (20/5/2020) malam.

Fadli mengatakan wabah corona sangat memukul sektor perekonomian Indonesia. Dia menyebut hal itu mengungkap daya dukung negara dalam menghadapi krisis sangat lemah.

"Menghadapi Covid-19 kita perlu leadership dan organization. Tanpa ini sulit kita bisa keluar dari krisis dan mengatasi masalah. Berbagai kekacauan kebijakan dan kebingungan menghadapi Covid-19 belakangan ini sangat terkait kurangnya kepemimpinan dan organisasi," kata Fadli.

Dia mengatakan kelemahan pemerintah dalam menghadapi corona terlihat dengan tidak ditetapkannya kebijakan karantina wilayah. Daya dukung kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pun dirasa kurang dengan adanya pelonggaran.

Mantan wakil ketua DPR itu juga mengkritik kebijakan pemerintah yang mengklaim Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai upaya tanggap darurat menghadapi wabah corona.

"Di mana letak tanggap daruratnya jika itu sebenarnya adalah program reguler pemerintah," ucapnya.

Selanjutnya Fadli juga mengkritik inkonsistensi pemerintah dalam menerapkan kebijakan. Salah satunya program cetak sawah baru yang diinstruksikan Presiden Joko Widodo namun anggarannya malah direalokasi untuk percepatan penanganan virus corona.

Menurutnya yang dibutuhkan Indonesia saat ini yaitu pemimpin berkarakter menciptakan solidaritas. Namun Fadli mengatakan hal itu sulit diwujudkan dari pemimpin yang kata-katanya sulit dipegang.

"Hal-hal semacam itu, menurut saya sangat merusak wibawa pemerintah. Tak heran jika kemudian di media sosial muncul tagar #indonesiaterserah. Itu merupakan tanda publik tak lagi peduli dengan pernyataan pemerintah," kata Fadli.

Fadli bersyukur pasca-reformasi ada desentralisasi sehingga kepala daerah dapat melaksanakan kebijakan yang inovatif dan efektif. Selain itu banyak unsur di luar pemerintah seperti komunitas yang bisa bergerak bersama menghadapi pandemi ini.

"Di tengah rusaknya wibawa negara dan pemerintah, hal ini cukup menolong ikatan solidaritas kita. Dengan ikatan-ikatan tadi kita bisa menyusun tenaga untuk bangkit dari keterpurukan ini," ucapnya.