Sampai di penginapan nan murah meriah ini muka saya masih bertekuk. Bekas-bekas kebetean saya sama mama masih menjejak lewat manyunnya bibir saya kala itu. Tapi tetap saya profesional mengurus akomodasi buat keluarga. 

Saya memutuskan untuk tambah extra bed dan sarapan buat adek yang ternyata dikenai Rp 150 ribu. Itu emang penginapannya murah banget sih. Saya cuma bayar Rp 300 ribuan untuk 3 bed dengan TV dan kamar mandi di dalam serta air panas. Gak perlu AC lah ya karena udah menggigil banget hawa di sini. 

Namanya Lembah Safari Cisarua Bogor. Letaknya sekitar 2 km dari Taman Safari dan menjorok ke bawah (bener-bener lembah) jadi ga kelihatan tuh gedungnya. Namun pas masuk terasa betapa besar resort ini. Lumayan lengkap ada taman bermain anak, kolam renang dan paviliun untuk keluarga. Saya sih gak sempat berjalan-jalan di sana karena menggigil wkwkw. 



Nah, untuk kebetean saya menemukan peraduannya. Paan sik!. Ya, ada tukang baso malang gerobak yang menyambut saya di muka hotel langsung gas pesen tanpa babibu. Benar saja mood saya seketika membaik. Nah, PR selanjutnya adalah mencari makan malam di sekitar dan ternyata lumayan sulit. Ada sih restoran besar, kebetulan banget yang warung-warung pinggir jalan lagi tutup. Terpaksa deh beli di situ yang harganya lumayan nguras kantong dengan porsi besar dan rasa standar. 

Esok paginya, kita menikmati udara yang penuh oksigen begitu berharga. Pilihannya menikmati pagi itu adalah berenang. What! berenang di udara sedingin itu haha. Parah sih. Tapi si papa mama meyakini bahwa dingin hanyalah dingin kalau udah dicelup juga gak dingin. Maka jadilah kita berenang cuma bertigaan di sana. Saya yang gak pernah tahu papa jago berenang dibuat takjub karena dia bisa salto dan renangnya pun jauh, cckckck. Saya pun ngakak tak terkira melihat kelakuan papa mama saya ini yang begitu senang di dalam air. 



Saya mah apalah-apalah, cuma bisa meluncur lagi dan lagi dan ternyata lama-lama dingin hahaha. Dan hujan gerimis bikin kami bubar setelah kami sarapan di pinggir kolam renang dengan cuma nasi goreng dan setangkap roti. Eits tapi ini ternyata belum selesai, selepas mandi dan bersih-bersih si papa udah siap-siap main tenis meja tak tok dan memancing kami semua buat ikutan beraksi meski saya payah banget. Hahaha... yang penting kan action ya urusan bisa apa gak belakangan lah hahaha. 

Tapi saya menyerah dan mengalah kembali ke kamar untuk bekerja. Setelah bertarung sama mama yang gak ada ujungnya karena saya ngilangin bola ping pong kemana-mana wkwkw. Mama pun mencolek saya dan bilang bahwa dia menikmati 2 hari berkualitas kami karena kami memang jarang pergi keluar bersama. Mungkin ini cuma hal sederhana yang bisa diberikan anak-anaknya tapi saya dan adik bangga bisa memberikan kenang2an yang seuprit ini buat mereka berdua. Jadi kami tidak sibuk dengan kebahagiaan masing-masing kan.

Pulangnya kami bingung hendak kemana lagi, saya sempat singgah di Cimory Riverside ternyata papa mama gak terlalu tertarik. Makanya saat matahari semakin tinggi dan kami belum makan kami masih muter-muter bingung hendak ke mana? Akhirnya pilihan jatuh ke Devoyage. 




Di sini pun hanya sebentar karena pengunjung begitu ramai dan kami cenderung tidak bisa menikmati. Apalagi belum makan apapun. Malah akhirnya kita makan di rest area hahha. Jadi di Devoyage itu emang khusus buat foto-foto instagramable dengan miniatur menara Eifel yang jadi primadonanya sampai kanal-kanal mirip venecia. Cuma kalau ramai dan gak bisa foto ya buat apa hehehe. Semuanya kembali pada prinsip dasar yaitu makan gak makan yang penting sama-sama kan. Wink*

Cerita saya, bisa jadi inspirasi bagi kalian yang jarang banget bisa quality time dan traveling bareng keluarga dengan sederhana dan murah. Video lengkapnya bisa dilihat di sini ya.   Ceritanya lihat di sini