Tagar yang Membuat Kecewa

Apa jadinya kalau keadaan makin rumit seperti ini? Bisakah kita memahami keresahan para tenaga medis yang berkutat melakukan kewajiban mereka sampai mengenyampingkan kepentingan keluarga demi melayani dan menolong pasien dan penderita Covid19, disamping tentu saja penyakit lainnya, sementara banyak yang bersikap masa bodo dan suka-suka seakan pandemi ini terlihat biasa-biasa saja?

Tanda pagar Indonesia Terserah telah digunakan sejak Jumat, 15 Mei 2020. Lalu kemudian menjadi viral di twitter, tagar ini udah dipakai oleh sedikitnya 27 ribu kali saat berita soal ini mencuat di media Indonesia. Miris, jadinya membaca protes tenaga medis Indonesia yang menyayangkan kebijakan pemerintah dalam hal penanganan Covid19.

Image Source

Dimana beberapa kebijakan yang disayangkan tenaga medis adalah larangan mudik yang dianggep sia-sia, juga kebijakan Gugus Tugas yang membolehin pekerja berusia di bawah 45 tahun bisa balik ke kantor. Kebijakan ini dinilai tumpang tindih sama penerapan PSBB, terus lanjut lagi munculnya pelanggaran lain, seperti surat keterangan sehat yang dipalsu dan disalahgunakan.

Lalu, bagaimana dengan para tenaga medis kita? Apa ada yang memperhatikan suara hati mereka? Ada yang sampai ditolak pulang ke rumah karena sempat menangani pasien corona sehingga ketika hendak pulang ke rumah, kedatangannya ditolak oleh warga sekitar rumahnya.



Terus, bagaimana jika mereka sudah angkat tangan seperti itu? Bisakah pasien covid19 itu sembuh dengan sendirinya tanpa campur tangan mereka? Disaat mereka menghabiskan waktu di rumah sakit, mengesampingkan tugas mereka di rumah demi bekerja sama dengan teman-teman paramedis lainnya, mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran. Ternyata berbalas kebijakan pemerintah yang seakan-akan berpotensi memperluas penyebaran Covid19.

Tagar(tanda pagar) ini juga menjadi ungkapan kekesalan dan kekecewaan dari beberapa pengguna twitter yang ikut mencuitkan komentar mereka terhadap situasi yang kini sedang terjadi, apalagi masa PSBB akan segera berakhir. Apakah bisa menjamin tak akan ada lagi masyarakat yang tidak terjangkit dan tertular virus Covid19?


Ikutan miris, 'kan? Bisakah kita sedikit berempati pada perjuangan mereka? Bisakah kita sedikit saja bersabar dan tetap stay safe at home?


Sampai @TheRapUp_ID mengaransemen sebuah lagu sebagai bentuk ekspresi kekecewaannya terhadap beauty vlogger dan warga +62 lainnya. Video musik ini sampai di-apresiasi oleh dr.Berlian I.Idris, salah satu dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, FKUI, seorang Master of Public Health, doctor of science. NIHES, Erasmusme, Belanda. Dalam cuitannya di laman twitter.



Semoga situasi yang diharapkan bisa kondusif jelang lepas Ramadhan bisa tercapai dan tidak terjadi kericuhan akibat dari sikap masa bodo para tenaga medis kita yang belum tentu bisa merayakan hari lebaran bersama keluarganya.

Sudah saatnya kita benar-benar peduli, bukan mementingkan kepentingan pribadi dan ego kita semata-mata tanpa memperdulikan nasib dan pengorbanan para tenaga medis yang tentu sama ingin dan harapnya bisa berkumpul dengan keluarga mereka di rumah.

Sekian ulasan ane, semoga dengan bahasan topik ini bisa membuka mata hati kita agar tetap bersabar di rumah saja, jalanilah sisa Ramadhan dengan hati yang kembali bersih dan sedikitnya bisa memberi simpati kepada oranglain

Sebagai penutup thread , mari kita sama-sama menyimak kritik sosial yang disampaikan @TheRapUp_ID berikut, sampai jumpa di threadane selanjutnya. Wassalam



Sumur TS: Sumur 1, Sumur 2dan Twitter