Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lintangaksa16Avatar border
TS
lintangaksa16
Cerpen HOROR "Kisah Tragis Keluarga Penyair"
Cerpen HOROR "Kisah Tragis Keluarga Penyair"

Part 1

Tentang Kepergian

Ada yang datang hari ini, setelah kemarin ada yang pergi. Bergantian menepi dan singgah di perjalanan. Sama saja dengan prosesnya revolusi untuk pergantian tiap detik yang dilewati.

Ada banyak alasan untuk pergi, dan rasa malu untuk kembali. Keseribu keinginan menepi, menjejak serta menyinggahi hal lain. Pada dasarnya ini memang proses kehidupan. Yang datang akan pergi, dan yang pergi karena memiliki alasan yang pasti. Tanpa peduli, yang tertinggal di sana adalah runtuhan cerita yang nantinya melukai. Mengapa? Karena kerinduan akan datang bersama senyum getir yang memilukan.

Walau faktanya aku benci kepergian, namun secara sadar atau tidak aku juga pernah melakukannya. Hal yang paling simple adalah, bergonta-ganti pasangan, ataupun teman. Bukankah itu menyakitkan untuk yang ditinggalkan? Bubar karena hal sepele yang dibesarkan.

Tapi tanpa kepergian, kita tak akan pernah beranjak. Diam di tempat. Di mana kita selalu mengaggap kepergian adalah hal yang amat menyakitkan. Padahal pada realitanya kita juga sering mengikuti jejak kepergian. Ketika kita memutuskan cari uang di perantauan, kita banyak meninggalkan orang tersayang. Apakah itu menyakitkan? Tentu saja, kita meninggalkan orang tua dan sanak saudara. Bagi yang telah menikah meninggalkan anak & istri adalah sesuatu yang paling menusuk hati.

Tentu dari kepergianlah, pembelajaran berharga didapat. Ketika sesuatu yang kita sayang pergi untuk sementara ataupun selamanya. Di sanalah, waktu-waktu serta puing-puing kesadaran akan bermunculan, bahwa keabadian itu tidak ada. Yang namanya perjalanan, telah lama atau barunya pasti sewaktu-waktu bisa saja singgah.

Dari Aku Yang Merinduan Kepergian Untuk Perjalanan.

"Tidak semua luka bisa sembuh, tidak semua pergi bisa pulang."
-Fiersa Besari

08.30 PM

Usai mengetikkan kata terakhir, Aksa menyimpan tulisannya. Mungkin suatu saat nanti dia akan merindukan tulisan ini. Apalagi saat sepi kembali datang. Dia menghela napas. Berpikir sejenak lalu mengambil ponsel di atas ranjang. Membuka data, tapi sayang tak ada pesan dari siapa pun selain pesan grup.

Sepi sekali bukan?

Aksa mematikan data, melempar ponselnya sembarang di ranjang lalu mematikan laptopnya. Niat untuk membuat tulisan lain diurungkan. Ada banyak hal yang sedang berkecamuk di hatinya. Mungkin sedikit terlelap akan membuatnya lebih tenang.

Mata itu kini terpejam, guratan lelah terlihat jelas, kilatan kesal juga tampak nyata. Suara dengkuran mulai menggema hingga sesaat kemudian. "Astagfirullah," seru Aksa sambil mengucek matanya. Dia tadi seperti bermimpi sedang terpeleset dari suatu tempat.

"Hah, mimpi macam ini lagi," gerutunya kesal lalu kembali menarik selimut hendak melanjutkan tidur cantiknya di pagi hari.

Baru sedetik dia memejamkan mata, terasa hawa dingin yang tiba-tiba masuk ke dalam pori-pori kulitnya. Jelas ini masih pukul 08.54 PM ini masih pagi, dan diluar mentari sedang teriknya. Tetapi kenapa suhu ruangan ini terasa sangat dingin? Di kamar ini tidak ada AC maupun kipas angin. Lalu apa ini?

Bulu kuduk Aksa seketika berdiri. Bukan kah tadi baik-baik saja? Ini adalah hari kedua ia tinggal di rumah barunya. Kemarin-kemarin tidak ada perasaan semacam ini. Lagi-lagi Aksa coba menepis pikiran buruk tentang "rumah angker" jelas ini masih pagi, mana ada hantu di saat matahari sedang menyingsing. "Hah, dasar aku," Aksa menepuk dahinya pelan.

Prankkkkk ....
Suara benda jatuh dari ruang tamu, Aksa bangkit untuk memeriksa. Saat sampai di ruang tamu sebuah foto peninggalan rumah ini terjatuh. Dalam foto tersebut terdapat sepasang suami-istri dengan dua anak kembar. Foto itu sangat kusam, warnanya sudah menguning. Tetapi wajah-wajah dalam foto tersebut masih terlihat jelas. Satu anak dalam foto itu terlihat seperti tidak sedang bahagia, wajahnya terlihat pucat dengan lebam di sekitar bibir dan bagian mata.

Aksa segera mengambil sapu untuk membersihkan serpihan kaca yang pecah. "Huh, dasar Mama! Kenapa foto bekas pemilik rumah ini masih ada? Ini sudah terlihat lapuk." Aksa cekatan memunguti serpihan kaca tersebut lalu memasukannya ke dalam kantong plastik.

Saat ingin membuang kantong tersebut, sekelebat bayangan lewat dari gorden samping ruang tamunya. Aksa terperanjat. Apakah dia salah lihat? Tadi itu siapa? Rumah ini sepi, tidak mungkin juga Mama pulang lalu berlari di depan gorden.

Aksa ayolah, itu hanya perasaanmu saja. Aksa keluar dari pintu samping untuk membuang kantong plastik tersebut, dan saat itu juga matanya melihat sosok anak kecil sedang menangis di taman depan rumahnya. Gadis kecil itu terlihat pucat, matanya putih kehitaman.

Gadis kecil itu menatapku?
Lagi-lagi Aksa terperanjat. Kini tubuhnya semakin menggigil, hawa panas mentari tak masuk sama sekali dalam tubuhnya. Dingin. Tubuhnya terasa lemas. Bocah itu? Bocah itu sangat mirip dengan gadis dalam foto tadi. Foto yang baru saja ia buang pada tong sampah depan rumahnya. Apakah dia? ....

-Bersambungemoticon-Cape deeehh

1. Part 1
2. Part 2
Diubah oleh lintangaksa16 22-04-2020 15:35
putramelankolis
nona212
ariefdias
ariefdias dan 34 lainnya memberi reputasi
35
1.5K
28
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan