Kaskus

News

extreme78Avatar border
TS
extreme78
Tekan COVID-19, Pemkot Surabaya Rombak Sejumlah Rumah Sakit
Tekan COVID-19, Pemkot Surabaya Rombak Sejumlah Rumah Sakit

Surabaya, CNN Indonesia -- Kerja keras Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam upaya menekan persebaran pandemi COVID-19 seperti tak ada habisnya. Selain melaksanakan rapid test massal di sejumlah wilayah, Pemkot Surabaya juga menjalin kerja sama dengan rumah sakit swasta untuk penambahan kapasitas bed di ruang isolasi. Penambahan kapasitas bed di ruang isolasi ini dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai persebaran COVID-19 agar tidak semakin meluas.

Langkah yang dilakukan Pemkot Surabaya itu rupanya juga diimbangi dengan dukungan dari dua rumah sakit swasta di Kota Pahlawan. Dua rumah sakit rujukan itu adalah RS Husada Utama dan RS Siloam Hospitals Surabaya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan RS Husada Utama dalam menyiapkan tambahan untuk kapasitas bed di ruang isolasi perawatan pasien COVID-19. Menariknya, ruang pertemuan di rumah sakit itu dirombak menjadi tempat untuk perawatan pasien.

"Kita maksimalkan RS Husada Utama dulu dengan 200 bed, terus ada sisa 40 bed yang belum dimanfaatkan. Kita juga dibantu RS Siloam Hospitals 40 bed," kata Risma dalam keterangan tertulis.

Namun demikian, rupanya Risma juga memikirkan alternatif lain jika nantinya kapasitas bed di ruang isolasi rumah sakit itu tidak mampu menampung. Karenanya, Pemkot Surabaya kemudian menjalin kerjasama dengan Asrama Haji Sukolilo dalam menyiapkan gedung untuk ruang observasi.


"Tapi kita upayakan di rumah sakit dulu, karena kita harus ekstra terutama tenaga medis," ujarnya.

Menurutnya, Pemkot Surabaya akan memaksimalkan ruang isolasi di rumah sakit sebelum menggunakan Asrama Haji karena berkaitan dengan kebutuhan tenaga medis. Sebab, bagaimanapun jika di Asrama Haji, Pemkot Surabaya membutuhkan tenaga medis, bukan hanya perawat tapi juga dokter yang tetap stay di sana.

"Sementara di RSUD Soewandhie dan RSUD Bhakti Dharma Husada untuk tenaga medis kewalahan. Memang ada dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) kemarin siap membantu untuk itu (perawatan)," terangnya.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan Asrama Haji menjadi salah satu asrama observasi yang dipilih pemkot untuk alternatif perawatan. Nantinya asrama itu bakal ditempati oleh orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

"Totalnya berjumlah 198, yang menempati nanti ODP. Jadi aman digunakan untuk asrama observasi," kata Febria.

Tak hanya siap dalam menyediakan gedung untuk asrama observasi. Rupanya Pemkot Surabaya juga memikirkan sisi lain terkait perawatan warga yang akan tinggal sementara di sana. Karenanya, Pemkot Surabaya juga menyiapkan petugas khusus untuk merawat dan menjaga warga yang melakukan observasi di Asrama Haji. Petugas khusus itu terdiri dari anggota Linmas, Satpol PP, perawat hingga dokter.

"Selama observasi nanti mereka diawasi oleh tim dokter. Ada penjagaan khusus," ujar Febria.

Tekan COVID-19, Pemkot Surabaya Rombak Sejumlah Rumah Sakit
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Sukolilo Surabaya Sugianto pun menyambut baik gagasan yang diinisiasi oleh Pemkot Surabaya itu. Bahkan, pihaknya mendukung penuh langkah konkret pemkot dalam upaya menekan persebaran COVID-19.

"Ini sebagai bentuk dukungan kami kepada pemerintah terhadap upaya penanganan COVID-19 dan ini semua gratis," kata Sugianto.

Maka dari itu, pihaknya telah menyiapkan dua gedung di Asrama Haji untuk ruang observasi warga kota Surabaya yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).

"Kami sudah menyiapkan dua gedung yang bersebelahan tapi ada jarak pembatasnya. Masing-masing berkapasitas 24 kamar dua lantai, jadi total dua gedung itu ada 48 kamar," ungkapnya.

Akan tetapi, jika nantinya kebutuhan kamar observasi di Asrama Haji dinilai kurang, pihaknya memastikan telah menyiapkan opsi gedung lain yang berjauhan namun masih di area asrama.

"Kami sudah mengantisipasi, ada opsi (gedung) yang berjauhan tapi masih di Asrama Haji. Kami juga dibantu Ibu wali kota terkait operasionalnya di dalam gedung ini termasuk petugas kebersihan dan keamanan," kata Sugianto.

Menurutnya, pengawasan terhadap ODP yang menjalani observasi nantinya cukup ketat. Mereka yang tinggal sementara di asrama observasi tidak boleh meninggalkan jauh area gedung dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi mereka tidak boleh meninggalkan jauh dari area gedung, karena akses ke gedung ini ada pagarnya. Selain itu mereka juga akan mendapat supply makan 3 kali sehari," terang Sugianto.


Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Sukolilo Surabaya Sugianto pun menyambut baik gagasan yang diinisiasi oleh Pemkot Surabaya itu. Bahkan, pihaknya mendukung penuh langkah konkret pemkot dalam upaya menekan persebaran COVID-19.

"Ini sebagai bentuk dukungan kami kepada pemerintah terhadap upaya penanganan COVID-19 dan ini semua gratis," kata Sugianto.

Maka dari itu, pihaknya telah menyiapkan dua gedung di Asrama Haji untuk ruang observasi warga kota Surabaya yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).

"Kami sudah menyiapkan dua gedung yang bersebelahan tapi ada jarak pembatasnya. Masing-masing berkapasitas 24 kamar dua lantai, jadi total dua gedung itu ada 48 kamar," ungkapnya.

Akan tetapi, jika nantinya kebutuhan kamar observasi di Asrama Haji dinilai kurang, pihaknya memastikan telah menyiapkan opsi gedung lain yang berjauhan namun masih di area asrama.

"Kami sudah mengantisipasi, ada opsi (gedung) yang berjauhan tapi masih di Asrama Haji. Kami juga dibantu Ibu wali kota terkait operasionalnya di dalam gedung ini termasuk petugas kebersihan dan keamanan," kata Sugianto.

Menurutnya, pengawasan terhadap ODP yang menjalani observasi nantinya cukup ketat. Mereka yang tinggal sementara di asrama observasi tidak boleh meninggalkan jauh area gedung dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi mereka tidak boleh meninggalkan jauh dari area gedung, karena akses ke gedung ini ada pagarnya. Selain itu mereka juga akan mendapat supply makan 3 kali sehari," terang Sugianto.

https://m.cnnindonesia.com/nasional/...ah-rumah-sakit

Kerja nyata surabaya belum lagi jabar dan jateng ..
Semua pemimpin tersebut jarang naik podium hanya tuk pamer atau menakuti warganya.
Justru yg mereka lakukan tuk membuat warganya merasa pemimpin mereka ada saat mereka ketakutan akan covid 19.

Talk less do more....RK,Ganjar dan Risma.

Talk more and more........?

emoticon-DP
Diubah oleh extreme78 15-05-2020 21:52
suekethosAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
sarkajeAvatar border
sarkaje dan 14 lainnya memberi reputasi
15
755
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan