Kaskus

Regional

djoeragancendolAvatar border
TS
djoeragancendol
Tradisi Ramadhan Masyarakat Banten
Tradisi Ramadhan Masyarakat Banten
Tradisi Ramadhan Masyarakat Banten
Tradisi Ramadhan Masyarakat Banten
emoticon-cystg: emoticon-cystg: emoticon-cystg:


Quote:


Met puasa ya gan sist... masih kuat dan smenagat kan? Bagaimana kondisi agan dan sista disana? Disini ane sedang berjuang menghadapi panasnya siang ini gan emoticon-Big Grin
Bulan Ramadhan selalu dinanti datangnya oleh semua umat Islam di seluruh penjuru dunia. Disamping nilai ibadah yang berlipat lipat, ada banyak tradisi yang ikut menyertai hadirnya bula suci Ramadhan. Kali ini ane akan sedikit share beberapa tradisi yang ada di wilayah Banten menjelang maupun saat bulan Ramadhan.


1. Tabeuh Bedug

Quote:

Tabueh Bedug merupakan tradisi masyarakat di desa Curug Badak, Kecamatan Maja, Lebak Banten dalam rangka memeriahkan bulan suci ramadhan saat malam hari. Tabueh Bedug biasanya dimainkan oleh empat orang dengan nada bedug berbeda dan saling beriringan


2. Tradisi Qunutan dan Lilikuran

Quote:

Di Banten, tradisi Qunutan dan Lilikuran mulai dilaksanakan setiap masuk pertengahan atau hari ke-15 Ramadhan. Selanjutnya, diteruskan dengan tradisi Lilikuran hingga akhir bulan Ramadhan. Menurut Sekretaris Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang, Amas Tajudin, Qunutan bisa dimaknai menurut agama dan tradisi.

Jika berdasarkan tuntunan agama, berasal dari Doa Qunut yang dibawa pada raka'at terakhir salat witir yang biasanya dimulai sejak hari ke 15 Ramadhan sampai akhir bulan Ramadhan.

Sedangkan ada juga yang mengistilahkan Qunutan berdasarkan tradisi, sebagai sarana dakwah dan memakmurkan masjid ataupun musalah dengan cara ngariung dan berdoa bersama-sama. Biasanya, masyarakat akan membuat ketupat, sayur opor dan makanan lainnya untuk dibawa ke masjid dan berdoa bersama, baik usai salat Maghrib atau usai Salat Tarawih.

"Dari sudut pandang tradisi sekaligus strategi dakwah memakmurkan masjid bagi masyarakat adalah ngariung di masjid, bersodaqoh aneka makanan, atau lazimnya ketupat sayur yang sangat lezat dimakan bersama setelah taraweh hari ke 15," kata Sekretaris MUI Kota Serang, Amas Tajudin.


3. Tradisi Munggahan

Quote:

Tradisi munggahan biasanya dilaksanakan sehari sebelum puasa tiba. Tradisi munggahan merupakan tradisi yang syarat dengan makna dan nilai-nilai. Secara tidak sadar tradisi munggahan yang dilakukan oleh masyarakat Muslim di berbagai tempat dapat berfungsi sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahim, memperkukuh kebersamaan antarumat ­Muslim, menjaga persatuan dan kesa­tuan. Melalui tradisi munggahan interaksi bergerak secara sederajat dan dinamis.

Dalam pelaksanaan munggahan, masyarakat tidak mengkotak-kotakan yang hadir serta tidak membeda-bedakan keturunan dan usia. Ketika azan Asar berkumandang, puluhan muda-mudi, anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, dan lanjut usia berhamburan di teras masjid dan musala, bahkan sampai halaman masjid dan musala. Masyarakat berbondong-bondong datang ke masjid dan musala untuk me­ritualkan tradisi munggahan sebagai ucapan selamat datang Bulan Suci Ramadan. Masyarakat Muslim berkumpul dan berinteraski antarsesama. Mereka yang datang sangat antusias mengikuti ritual tradisi munggahan.

Hidangan yang disediakan pada acara tradisi munggahan juga sangatlah sederhana, tahu, tempe, sayur, ikan asin, rengginang, dan pisang goreng. Tetapi, mereka menyantap hidangan tersebut dengan lahap dan nikmat. Karena, mereka selalu menjunjung tinggi kesederhanaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. Kesederhanaan dan kebersamaan tersebut menjadi cerminan bagi kita semua di dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan kemewahan.


4. Tradisi Mikran

Quote:

Bulan suci Ramadan umat islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al Quran. Terlepas dari itu, masyarakat di Serang, Banten memiliki tradisi dalam membaca Al Qur’an setiap bulan Ramadan yang disebut dengan istilah Mikran.

Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Al Fathaniyah Kota Serang, Kyai Matin Syarkowi, istilah mikran diambil dari kata qoro’a yang artinya membaca. Kaitan dengan istilah mikran, kata dia, hanya ada di bulan Ramadan.

Matin melanjutkan istilah mikran itu masuk tradisi bulan puasa bagi masyarakat muslim di Serang, Banten. “Tujuannya sebagai wirid bulan puasa. Menggunakan pengeras suara boleh saja, tapi juga harus memperhatikan lingkungan,” imbuhnya.

Matin menyebut, adanya mikran akan menghidupkan suasana bulan Ramadan bagi masyarakat muslim, Mikran sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat muslim di Serang, Banten.

“Mikran itu budaya yang sudah melekat pada msyarakat Serang, terlepas mau menggunakan pengeras suara atau tidak,” jelasnya.


5. Tradisi ‘Dula’ilan’ di Cilegon

Quote:

Membaca kitab Dalail Khairat yang lidah orang Cilegon menyebutnya Dula’ilan di Masjid, Langgar atau Mushola pada saat menjelang berbuka puasa di bulan Ramadhan sudah menjadi tradisi dan ritual rutin bagi masyarakat Cilegon di perkampungan.

Namun sepertinya kearifan lokal yang bernuansa Islam ini semakin terkikis oleh modernisasi global.

Padahal, seperti halnya Al-Qur’an, Dalail Khairat ini juga kerap dimusabaqahkan. Apalagi dalam bulan atau momentum Panjang Maulid Nabi Muhammad SAW yang dalam perayaannya setiap bulan Maulid juga diisi dengan membaca Dala’il Khairat ini.

Walaupun di banyak Perkampungan tua di Cilegon yang masih eksis menjaga dan melestarikannya Namun tradisi Dula’ilan pada saat menjelang buka puasa ini Perkampungan pinggiran kota seperti di Kampung Pagebangan Kelurahan Ketileng Cilegon yang mulai jarang mengadakan Dula’ilan.


Demikian agan dan sista, beberapa tradisi unik Masyarakat Banten saat Ramadhan. Bagaimana di tempat agan dan sista? ada yang unik juga kah? silahkan share di komentar ya...
anasabilaAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
536
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan