Semencolok apapun perbedaan Ramadan sekarang dengan tahun-tahun sebelumnya, pahamilah satu hal ini, satu hal yang kerap kali terlupa Ketika kita sedang diatas angin. Bersyukurlah, karena kita masih dipertemukan dengan Ramadan 1441Hijriyah ini, dalam keadaan sehat, dan moga-moga kita semua bisa melaksanakan ibadah ramadan dengan penuh hikmah. Salah satu hikmah yang dapat kita baca di tengah pandemi ini adalah kita mempunyai perhatian ekstra dalam memilih kandungan gizi pada makanan yang kita konsumsi dibanding saat-saat sebelum pandemi ini terjadi. Selain menaruh perhatian yang berbeda terhadap pola makan, kita juga menjadi lebih peduli terhadap kesehatan dan kebersihan. Kita jadi lebih sering mencuci tangan, memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, rutin stretching dan olahraga ringan di pagi hari, dan tentu saja berjemur di bawah matahari pagi.

    Adanya himbauan untuk menjaga jarak antar satu dengan yang lain bukan berarti kita dilarang untuk melakukan sebuah temu, melainkan untuk kebaikan Bersama. Bagi beberapa orang, adanya pandemi sekaligus himbauan untuk physical distancing menjadi pengingat tersendiri bahwasanya hidup manusia itu saling terhubung, dan betapa berharganya kita dengan yang lain.

    Hal positif lain yang bisa dirasakan ditengah adanya pandemi ini yaitu adanya waktu ekstra untuk kita berkumpul dengan keluarga. Waktu yang kita jalani dirumah sebagai ikhtiar pencegahan penyebaran pandemi dapat menjadi momentum yang tepat untuk mendapatkan kembali waktu kita yang hilang bersama keluarga karena kesibukan sehari-hari. Untuk yang belum bisa menyempatkan pulang ke kampung halaman, manfaatkanlah platform digital sebaik mungkin untuk saling berkomunikasi dengan keluarga. Saling terhubung dengan orang-orang terdekat di saat kondisi krisis seperti ini sangat penting manfaatnya untuk menjaga kesehatan psikis diri kita, dan bisa menjadi kunci untuk dapat memberi dukungan moril satu dengan yang lain.

    Harus diakui, buruknya pandemic ini dalam sudut pandang manusia, ternyata berseberangan dengan bumi tempat kita tinggal ini. Pandemi justru membantu kondisi bumi untuk lekas membaik. Anjloknya aktifitas saat ini, memberikan waktu bagi bumi untuk “bernafas" agar dapat memulihkan dirinya. Jikalau saja kita tidak serakah dan mampu menjaga bumi dengan baik, maka alam pun akan memberikan hasil yang baik, seperti udara yang Nampak segar belakangan ini. Seperti halnya motor yang “turun mesin”, semoga momentum ini menjadi sign untuk kita bahwa Ketika pandemi ini berlalu nantinya, muncul kesadaran pada setiap individu untuk lebih menjaga alam.

Selain kudu untuk cermat dalam membaca situasi, kita juga harus teliti dalam membaca kondisi yang sedang terjadi sekarang ini. Ane rasa semua orang mempunyai keresahan yang sama di situasi seperti sekarang ini, pendapatan kurang, bahkan kecipratan imbas pengurangan pegawai di perusahaan tempat biasa bekerja. Bukan rahasia lagi bahwa sector industry sedang tertekan habis-habisan oleh pandemi  ini. Meskipun kondisi sedang sulit dan bikin mumet, masih ada kemungkinan untk kita produktif dalam keterbatasan ruang gerak ini.
   

    Bagi pribadi yang gemar menulis, sudah saatnya kegemaran kita mendapat apresiasi dari orang lain. Mulai dari artikel blog, advertorial, sampai menjadi konten creator di KasKus ini. “Two Birds One Stone!”, kita mendapat upah dan juga memperluas wawasan dari topik yang kita tulis dalam artikel. Barusan merupakan salah satu chance kreatif yang bisa dilakukan agar kita tetap produktif di waktu karantina ini.

 


        Disaat khalayak mengartikan PSBBsebagai Pembatasan Sosial Berskala Besar, lain halnya dengan para Book Freak dan pegiat literasi di luar sana, mereka memaknai PSBB itu sebagai “Pastikan Selalu Baca Buku”, Hahaha…

    Buku ini mungkin bisa menjadi jawaban atas 2 persoalan membaca diatas yaitu situasi & kondisi, yang dirumah mulai merasa jenuh bisa mulai dibuka koleksi bukunya, baik itu novel atau kumpulan koran harian barangkali mencari iklan khusus di halaman tertentu. Dan untuk yang bingung mencari sumber literatur untuk keperluan penulisan artikelnya bisa juga mulai memperbanyak bacaan buku sesuai genre yang diminati. FYI, salah satu penyebab kenapa kebanyakan orang mudah termakan hoax adalah rendahnya minat mereka untuk membaca, menjadikan kurang wawasan, kurang mampu menganalisis sampai akhir nya jadi kurang kritis.