- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Minangkabau
Perang Meriam Bambu Untuk Menunggu Beduk Buka Puasa! Tapi Hati-hati Alisnya, Gan!


TS
lapautekchy01
Perang Meriam Bambu Untuk Menunggu Beduk Buka Puasa! Tapi Hati-hati Alisnya, Gan!
Hai semua kembali ane datang membawa kebiasaan saat Ramadhan di tempat ane!
Kali ini ane mau ngasih info kebiasaan anak-anak menjelang berbuka puasa. Kalau emak-emak mah, biasanya di dapur 'kan?


1. Badia-badia Batuang

Dok. Goegle
Permainan anak yang menyerupai meriam perang ini terbuat dari bambu alias batuangbahasa Minangnya.
Layaknya meriam, badia-badia batuang juga mengeluarkan letusan, tapi tanpa amunisi. Hanya semburan api yang dipancing dengan minyak tanah atau solar.
Bambu yang digunakan juga harus yang tua, kalau yang muda, bisa pecah lho, gan. Mana kuat yang muda nahan tekanan gas metan.


Permainan ini biasanya banyak terdengar di kampung-kampung. Di mana bambu masih banyak tumbuh di lurah atau pinggir sungai.
Kadang kala anak-anak ini berlomba mana yang paling keras suara badia-badianya. Tapi permainan ini cukup berbahaya jika tidak hati-hati saat meniup asap yang terkumpul dalam rongga bambu, bisa jadi alis kamu akan gundul terbakar.
2. Main Patok Lele

Dok. Goegle
Permainan yang satu ini, selain butuh ketangkasan juga butuh tenaga dan kehati-hatian. Karena menggunakan potongan kayu kecil yang dipukul lalu melesat untuk ditangkap atau ditangkis oleh lawan.
Sebab pemenang akan diukur dari jarak melesatnya potongan kayunya dari lubang tempat dimulai permainan ini.
Biasanya anak-anak akan bermain ini di halaman tetangga yang luas, atau bisa juga di lapangan yang sudah tidak terpakai.
3. Ke Surau

Dok. Goegle
Setelah lelah bermain, biasanya anak-anak ada yang ke surau untuk berbuka dengan nenek atau kakek mereka yang shalat jamaah 40 hari di surau.
Orang tua-tua tersebut, biasanya melakukan aktivitas di surau. Baik tidur dan memasak.
Bagi anak-anak hal tersebut sangat membahagiakan. Selain ramai, makanan berbuka juga beragam. Karena pada umunya jamaah tidak akab kurang dari dua puluh orang.
Sembari menunggu waktu berbuka, mereka akan diajarkan mengaji oleh angku yang ditunjuk jadi imam selama waktu pelaksanaan ibadah tersebut. Selain membaca tartil, mereka juga diajarkan cara menyelenggarakan jenazah.
Sebab biasanya di kampung-kampung ada lomba MTQ, Azan dan menyelenggarakan jenazah antar kaum atau suku. Makanya anak-anak tersebut dididik agar bisa memeriahkan dan mengisi Ramadhan dengan kegiatan yang positif.
Nah, agan dan sista.
Bagaimana dengan anak-anak di dekat anda?
Apakah gadged yang jadi benda istimewa? Atau masih banyak melakukan kegiatan di luar rumah?
Namun sayangnya, kegiatan keramaian harus dibatasi karena pandemi yang melanda negara kita. Semoga tahun depan, kita bisa beribadah dan mengisi Ramadhan seperti yang terdahulu.
Kali ini ane mau ngasih info kebiasaan anak-anak menjelang berbuka puasa. Kalau emak-emak mah, biasanya di dapur 'kan?


1. Badia-badia Batuang

Dok. Goegle
Permainan anak yang menyerupai meriam perang ini terbuat dari bambu alias batuangbahasa Minangnya.
Layaknya meriam, badia-badia batuang juga mengeluarkan letusan, tapi tanpa amunisi. Hanya semburan api yang dipancing dengan minyak tanah atau solar.
Bambu yang digunakan juga harus yang tua, kalau yang muda, bisa pecah lho, gan. Mana kuat yang muda nahan tekanan gas metan.


Permainan ini biasanya banyak terdengar di kampung-kampung. Di mana bambu masih banyak tumbuh di lurah atau pinggir sungai.
Kadang kala anak-anak ini berlomba mana yang paling keras suara badia-badianya. Tapi permainan ini cukup berbahaya jika tidak hati-hati saat meniup asap yang terkumpul dalam rongga bambu, bisa jadi alis kamu akan gundul terbakar.
2. Main Patok Lele

Dok. Goegle
Permainan yang satu ini, selain butuh ketangkasan juga butuh tenaga dan kehati-hatian. Karena menggunakan potongan kayu kecil yang dipukul lalu melesat untuk ditangkap atau ditangkis oleh lawan.
Sebab pemenang akan diukur dari jarak melesatnya potongan kayunya dari lubang tempat dimulai permainan ini.
Biasanya anak-anak akan bermain ini di halaman tetangga yang luas, atau bisa juga di lapangan yang sudah tidak terpakai.
3. Ke Surau

Dok. Goegle
Setelah lelah bermain, biasanya anak-anak ada yang ke surau untuk berbuka dengan nenek atau kakek mereka yang shalat jamaah 40 hari di surau.
Orang tua-tua tersebut, biasanya melakukan aktivitas di surau. Baik tidur dan memasak.
Bagi anak-anak hal tersebut sangat membahagiakan. Selain ramai, makanan berbuka juga beragam. Karena pada umunya jamaah tidak akab kurang dari dua puluh orang.
Sembari menunggu waktu berbuka, mereka akan diajarkan mengaji oleh angku yang ditunjuk jadi imam selama waktu pelaksanaan ibadah tersebut. Selain membaca tartil, mereka juga diajarkan cara menyelenggarakan jenazah.
Sebab biasanya di kampung-kampung ada lomba MTQ, Azan dan menyelenggarakan jenazah antar kaum atau suku. Makanya anak-anak tersebut dididik agar bisa memeriahkan dan mengisi Ramadhan dengan kegiatan yang positif.
Nah, agan dan sista.
Bagaimana dengan anak-anak di dekat anda?
Apakah gadged yang jadi benda istimewa? Atau masih banyak melakukan kegiatan di luar rumah?
Namun sayangnya, kegiatan keramaian harus dibatasi karena pandemi yang melanda negara kita. Semoga tahun depan, kita bisa beribadah dan mengisi Ramadhan seperti yang terdahulu.






nona212 dan 48 lainnya memberi reputasi
49
1.3K
40


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan