- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Yogyakarta
Dari Bagi Apem Sampai Kirab Budaya, Ini Tradisi Unik Sambut Ramadhan Di Jogja


TS
mayyarossa
Dari Bagi Apem Sampai Kirab Budaya, Ini Tradisi Unik Sambut Ramadhan Di Jogja
RUWAHAN

Bulan Ruwah atau Sya'ban merupakan bulan sebelum Ramadhan. Di Jogja sendiri, ada sebuah tradisi atau kearifan lokal yang disebut Ruwahan atau Nyadran, yaitu ritual bebersih makam sekaligus mendoakan leluhur, juga membagi berkat yang berupa ketan, kolak, dan apem. Namun,ada juga yang dengan cara kenduri dan memasak nasi gurih. Bahkan di kampung ane, sampai ada acara kirab muter kamping membawa gunungan ketan, kolak dan apem! Lalu, apa makna di balik tradisi tersebut? Mengapa makanan yang dipilih ketan, kolak, dan apem?

Warga Terban/kampung ane sedang membersihkan makam dan berdoa bersama saat acara Ruwahan Kampung
Halo GanSist, jumpa lagi dengan ane Mayya Rossa, penyaji trit inspiratif dan informatif. Yuk, kita gali lebih dalam tentang tradisi Ruwahan ini!
Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nantikan umat Islam. Tradisi Ruwahan sendiri dimaksudkan untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan. Biasanya, warga membuar ketan kolak apem. Acara ini dibarengi dengan ziarah kubur dan bersih makam. Biasanya sih atu keluarga membuat ketan kolak apem lalu dibagi bagikan ke tetangga tetangga yang lain.
Lalu, apa makna di balik tradisi ini?
Dalam tradisi ini, dimasak tiga macam makanan, yaitu ketan, kolak, apem.
Ketan

Berasal dari kata kraketan atau kraket tenan, yang artinya lengket terus. Ketan yang bertekstur lengket saat dimasak ini melambangkan eratnya persaudaraan.
Namun, ada juga yang meyakini ketan ini berasal dari kata Khotam yang berarti kesalahan.
Kolak

Diyakini berasal dari kata Kholaqa yang artinya pencipta. Bisa diartikan, agar kita lebih dekat dengan sang pencipta, apalagi bukan Ramadhan, kita harus bisa lebih mendekatkan diri lagi pada-Nya.
Apem

Dari kata afwan atau a'fuwun yang berarti maaf. Dalam menyambut bulan suci, hendaknya kita saling memberi maaf pada sesama.
Secara keseluruhan, makna dari tradisi ini sangat dalam. Bisa diartikan, kita harus ingat, sebagai manusia harus selalu ingat pada Rabbnya, dan sellau memohon mapun atas segala khilaf dan dosa(hablu minallah) dan harus bisa menjalin persaudaraan dengan orang lain(hablu minannas).

Acara Ruwahan Kampung Terban. Hayo, ane yang mana?
Mengapa di bulan Sya'ban? Karena tradisi ini merupakan tradisi penyambutan bulan Ramadhan. Diharapkan, kita dapat suci lahir batin saat memasuki bulan Ramadhan. Setelah tradisi ini,ada lagi satu tradisi yang mengikuti, yaitu padusan. Apakah itu? Kita simak di trit ane selanjutnya.
Sekian dan terima sayang.
Jogja, 15 Mei 2020
Dari ane, yang udah beberapa tahun nggak bikin ketan kolak apem.

Bulan Ruwah atau Sya'ban merupakan bulan sebelum Ramadhan. Di Jogja sendiri, ada sebuah tradisi atau kearifan lokal yang disebut Ruwahan atau Nyadran, yaitu ritual bebersih makam sekaligus mendoakan leluhur, juga membagi berkat yang berupa ketan, kolak, dan apem. Namun,ada juga yang dengan cara kenduri dan memasak nasi gurih. Bahkan di kampung ane, sampai ada acara kirab muter kamping membawa gunungan ketan, kolak dan apem! Lalu, apa makna di balik tradisi tersebut? Mengapa makanan yang dipilih ketan, kolak, dan apem?

Warga Terban/kampung ane sedang membersihkan makam dan berdoa bersama saat acara Ruwahan Kampung
Halo GanSist, jumpa lagi dengan ane Mayya Rossa, penyaji trit inspiratif dan informatif. Yuk, kita gali lebih dalam tentang tradisi Ruwahan ini!
Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nantikan umat Islam. Tradisi Ruwahan sendiri dimaksudkan untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan. Biasanya, warga membuar ketan kolak apem. Acara ini dibarengi dengan ziarah kubur dan bersih makam. Biasanya sih atu keluarga membuat ketan kolak apem lalu dibagi bagikan ke tetangga tetangga yang lain.
Lalu, apa makna di balik tradisi ini?
Dalam tradisi ini, dimasak tiga macam makanan, yaitu ketan, kolak, apem.
Ketan

Berasal dari kata kraketan atau kraket tenan, yang artinya lengket terus. Ketan yang bertekstur lengket saat dimasak ini melambangkan eratnya persaudaraan.
Namun, ada juga yang meyakini ketan ini berasal dari kata Khotam yang berarti kesalahan.
Kolak

Diyakini berasal dari kata Kholaqa yang artinya pencipta. Bisa diartikan, agar kita lebih dekat dengan sang pencipta, apalagi bukan Ramadhan, kita harus bisa lebih mendekatkan diri lagi pada-Nya.
Apem

Dari kata afwan atau a'fuwun yang berarti maaf. Dalam menyambut bulan suci, hendaknya kita saling memberi maaf pada sesama.
Secara keseluruhan, makna dari tradisi ini sangat dalam. Bisa diartikan, kita harus ingat, sebagai manusia harus selalu ingat pada Rabbnya, dan sellau memohon mapun atas segala khilaf dan dosa(hablu minallah) dan harus bisa menjalin persaudaraan dengan orang lain(hablu minannas).

Acara Ruwahan Kampung Terban. Hayo, ane yang mana?
Mengapa di bulan Sya'ban? Karena tradisi ini merupakan tradisi penyambutan bulan Ramadhan. Diharapkan, kita dapat suci lahir batin saat memasuki bulan Ramadhan. Setelah tradisi ini,ada lagi satu tradisi yang mengikuti, yaitu padusan. Apakah itu? Kita simak di trit ane selanjutnya.
Sekian dan terima sayang.
Jogja, 15 Mei 2020
Dari ane, yang udah beberapa tahun nggak bikin ketan kolak apem.






mentarisfr dan 35 lainnya memberi reputasi
36
883
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan