- Beranda
- Komunitas
- Regional
- DKI Jakarta
Ramadanku Sepi Dikala Pandemi


TS
Cahayahalimah
Ramadanku Sepi Dikala Pandemi
Ramadan Di Jakarta, Kota Kelahiran
Pandemi yang belum usai bahkan setiap harinya korban semakin bertambah, alangkah sedih ketika Ramadhan tiba, keinginan, segala persiapan yang sudah direncanakan pun berubah drastis.
Tahun-tahun sebelumnya, Jakarta adalah kota yang ramai, khususnya tempat saya dilahirkan dan sekarang tinggal, selama Ramadhan saya ikut jualan pakaian untuk lebaran, berbelanja di pasar tanah Abang, dengan kondisi hiruk pikuk, bahkan berjalan pun harus tertatih, selain itu saya juga jualan takjil berupa coklat kurma, bertemu dengan penjualnya di stasiun kereta, pengalaman yang tidak terlupakan.

Dokpri
Organisasi yang saya ikuti, biasanya selama Ramadan pun, menjalankan pesantren kilat, tetapi kini hanya via ol, kami menyingkatnya dengan #NFH #NgajiFromHome.
Spoiler for #NFH:
Akan tetapi semua berubah semenjak virus Corona melanda, menjadi pandemi, bukan hanya di negara kita tercinta, tetapi seluruh belahan dunia, bahkan terjadinya lockdown global.
Suasana Ramadan yang sepi, apalagi Jakarta merupakan redzone, di mana jumlah terbanyak penderita covid19.
Beberapa suasana di kampung saya yang berubah, sebelum dan sesudah pandemi:
💔 Ramainya Anak-anak


Ilustrasi di sini
Biasanya anak-anak ramai berkumpul sejak lepas Maghrib, mereka beramai-ramai pergi masjid atau musholah untuk bookingtempat, meletakkan sajadah di sana.
Setelah pandemi, tidak ada lagi suara anak-anak dengan tawa canda mereka. Bahkan untuk keluar dari depan pintu rumahnya pun dilarang, terdengar oleh saya ketika anak tetangga ingin keluar, mereka mengatakan, "tidak ah takut dengan virus Corona."
💔 Mushola/Masjid Tidak Mengadakan Tarawih
Semenjak ada himbauan dari pemerintah untuk kerja di rumah, ibadah di rumah, maka tempat ibadah pun sepi, kebetulan, musholah tempat biasa saya tarawih tidak mengadakannya, hanya tertulis Mushola ini tidak mengadakan tarawih.
Masjid yang disegel karena masih ada jamaah yang menjalankan shalat jamaah, kemungkinan ada warga yang khawatir bertambahnya penderita covid19, maka dilaporkan masjid tersebut, dan oleh pemerintah terkait, masjid tersebut disegel.

Dokpri teman di grup seterah
💔 Bangunin Sahur dengan Gendang

Ilustrasi gambar
Sudah terbiasa dengan anak-anak yang membangunkan sahur dengan gendang, galon air mineral mereka tabuh dengan kencangnya untuk membangunkan para tetangga, sekarang hanya ngandelin weker, kalau lagi diputar-putar anak jamnya, alarm berubah jadi jam 5.00 wib, akhirnya selama Ramadan ini sudah 2x tidak sahur.
Lagu ketika membangunkan sahur di kampung saya:
"Sahur-sahur …. Orang bangunin sahur dimarahin! nggak dibangunin kesiangan …."
Dengan suara lantang mereka, syair lengkapnya saya tidak hafal, lupa, maaf🙏.
💔 Pedagang Takjil Sepi
Meskipun masih ada yang jualan takjil, hanya beberapa, tidak sebanyak sebelum pandemi, yang beli pun merasa khawatir untuk keluar rumah, jadi penjualan pun sepi, sehingga mereka malas untuk berjualan.
Beberapa media online memberitakan pasar pondok labu dan aneka buana, swalayan yang sering saya kunjungi ramai, semenjak Corona saya tidak pernah ke sana, hanya dengar dari tetangga yang belanja di sana, antrian panjang untuk cuci tangan sebelum masuk swalayan tersebut.
Meskipun masih banyak suasana Ramadan yang benar-benar berubah sebelum dan sesudah pandemi, kalau mengingatnya hati ini sangat teriris, sakit dan hanya bisa mengeluarkan bulir-bulir bening. Kesedihan semua orang, khususnya warga Jakarta yang menjadi redzone.
Jakarta, 15 Mei 2020
Jumat, 09:55
Jumat, 09:55
Terimakasih yang sudah membaca



Keep smile and istiqamah.
Saran dan kritik dengan cara yang sopan.






opini pribadi, referensi link tercantum.






nona212 dan 32 lainnya memberi reputasi
31
760
34


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan