- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Banyuwangi
[COC_Regional_Serentak2020] Perasaan Kain Kafan Tradisi Banyuwangi, Kuy Ramaikan!


TS
delia.adel
[COC_Regional_Serentak2020] Perasaan Kain Kafan Tradisi Banyuwangi, Kuy Ramaikan!
Spoiler for screenshotan:
![[COC_Regional_Serentak2020] Perasaan Kain Kafan Tradisi Banyuwangi, Kuy Ramaikan!](https://s.kaskus.id/images/2020/05/14/10515989_202005140853260075.jpg)
Quote:
Hum dalam trid ini Delia mengisahkan tentang tradisi suku Using yang menurut Delia sangat unik. Kenapa? Karena air dari perasan perasan kain kafan yang menjadi rebutan.
Ada apa dengan tradisi perasan air bekas mencuci kain kafan, yang berada di Banyuwangi yak?
Quote:
![[COC_Regional_Serentak2020] Perasaan Kain Kafan Tradisi Banyuwangi, Kuy Ramaikan!](https://s.kaskus.id/images/2020/05/14/10515989_202005140853380760.jpg)
![[COC_Regional_Serentak2020] Perasaan Kain Kafan Tradisi Banyuwangi, Kuy Ramaikan!](https://s.kaskus.id/images/2020/05/14/10515989_202005140853440302.jpg)
Quote:
Well di lingkungan Banyuwangi tepatnya masyarakat suku Using yang berada di kecamatan Giri, yaitu daerah Cungking ada sebuah tradisi yang menurut aku begitu unik namanya Resik Lawon.
Mau tau Kenapa tradisi ini menjadi unik? Karena dalam ritual trasisi ini, para warga setempat mencuci dan mengganti kain kafan sebagai penghormatan teruntuk nenek moyang menjelang ramadhan. Dan uniknya air bekas perasan menjadi sesuatu yang di gemari banyak warga.
Kenapa yak?
Well ... Delia akan berkisah tentang tradisi suku Using ....
Awalan tradisi:
Ritual diawali dari melepaskan kain putih penutup cungkup di petilasan buyut Cungking. Dan beberapa kain yang sudah tidak layak pakai diperbaiki dengan dijahit ulang. Lalu semua kain yang sudah terkumpul dibawa kesungai Banyu Gulung yang lokasinyaberada di Kelurahan Banjar Sari.
Ritual kedua :
Semua kain-kain tersebut dicuci, dibilas dan diperas untuk kemudian dijemur agar lekas kering.
Ritual ketiga :
Nah disinilah keunikannya, pokoknya yang paling menarik yaitu terletak kepada air bekas perasan mencuci yang tidak dibuang. Kalian tau tidak bagaimana nasib air perasan kain-kain tersebut? Well ternyata air tersebut menjadi rebutan warga, kalian tau kenapa? Ya karena sebuah kepercayaan bahwa mereka akan diberikan keberkahan dari perasan air tersebut. Oh

Quote:
Quote:
Para warga membawa botol sendiri-sendiri dari rumahnya kemudian mewadahi air bekas perasan kain-kain kafan tersebut.
Air tersebut disimpan dan digunakan untuk olesan kepada tubuh yang sakit, bahkan ada juga yang meminumnya. Oh

Namun sebagian orang juga membawa air tersebut ke sawah untuk menyiram ke tanah persawahan dengan harapan panennya akan bagus dikemudian hari. Intinya dalam menggunakan air bekas perasan kain kafan tersebut berbeda-beda. Tergantung mereka hendak meminta keberkahan dalan bentuk apa.
Quote:
Dan kain-kain yang sudah dicuci dijemur diketinggian lima meter dengan panjang seratus meter. Syarat menjemur dalam ritual tersebut tidak boleh jatuh terkena tanah. Jika sudah kering, kain-kain tersebut dibawa ke tajuk.
Tradisi Resik Lawon dapat diartikan bahwa jiwa dan raga harus bersih sebelum Ramadan, maka itu sangat penting untuk mencuci kain-kain tersebut dan menggantinya.
Dengan berjalannya ritual ini diharapkan masyarakat akan mendapatkan keberkahan selama doa-doa yang dipanjatkan selama ritual berlangsung akan segera terwujudkan. Hal ini juga berarti para warga memiliki bentuk syukur dari Ki Buyut Cungking.
Nah begitulah kira-kira penjelasan dari Delia tentang tradisi suku Using yang berada di Banyuwangi menjelang ramadhan. Bagaimana dengan kota kalian? Kuy berdiskusi yuks ah.






jokoariyanto dan 50 lainnya memberi reputasi
51
3K
Kutip
292
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan