Kaskus

Story

cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 15 : Kebohongan Yang Terikat (A Little Cupid)
Bab 15 : Kebohongan Yang Terikat

🌸🌸🌸
"Kamu bilang ada dimana!!??."

Varo yang sedang menikmati pempek di tangannya, mematikan telpon lalu mengubahnya menjadi panggilan video. Ia menyoroti tulisan Hotel Amaris Palembang dan membuat Lily melongo.

Gadis itu mengambil penerbangan siang hari dan baru sampai di Palembang setengah jam yang lalu. Tapi Varo mengambil penerbangan pagi dan sudah berada di hotel itu sejak pukul 7.30 pagi. Arion bahkan masih tertidur ketika mereka berangkat menuju kota pempek itu.

"Aku nggak keberatan kalau kamu mau menjenguk kami di hotel. Rion pasti sangat senang bertemu mamanya."

"...."😐

Lily ingin mengatakan sesuatu ketika ibunya tiba-tiba memanggil. Ia berkata pada Varo bahwa adiknya akan dioperasi jam 9 malam nanti, jadi gadis itu tidak bisa pergi ke hotel dan juga berkata akan menelpon nanti setelah operasi selesai.

Untungnya operasi berjalan dengan lancar. Adiknya melahirkan bayi kembar laki-laki yang sangat imut. Lily mengirimkan fotonya pada Varo dan mendapat balasan yang membuatnya tak bisa menahan tawa.

Pria itu mengirimkan gambar Varo dengan mulut penuh remahan kue beras dengan caption 'jangan lupakan anakmu disini'.

"Kamu sebaiknya pulang dan istirahat juga. Adikmu sekarang sudah dipindahkan diruang rawat inap. Bunda bisa menemaninya, kamu mendonorkan banyak darah semalam dan belum tidur sampai pagi ini. Bunda khawatir kamu akan jatuh sakit."

Ibunya memilih menemani adik Lily di rumah sakit sementara suaminya mengantarkan orang tuanya pulang. Dokter bilang kalau tidak ada masalah kesehatan lain, adiknya bisa keluar rumah sakit minggu depan. Setelah merasa semuanya baik-baik saja, Lily akhirnya setuju untuk pulang dan beristirahat.

Lily tidak langsung menuju rumah. Gadis itu malah pergi ke hotel tempat Varo dan Arion menginap, ingin memastikan kalau pria itu memberi makan keponakannya dengan benar.

"Jadi ini tujuanmu membeli semua baju baru itu???.... padahal kan tinggal minta dicucikan petugas hotelnya." Lily menggeleng tidak percaya melihat tumpukan pakaian kotor di dalam keranjang baju. Padahal belum sampai satu hari mereka di Palembang.

"Kamu bisa mencucinya kalau kamu mau. Aku tidak keberatan." Pria itu malah menjawab dengan nada menyebalkan.

Lily mengabaikan Varo. Ia sibuk bermain dengan Rion, sampai Rion tertidur. Gadis itu meletakkannya kembali di atas kasur. Lalu berniat pulang kerumahnya.

"Aku mungkin nggak sempat ke sini besok. Pastikan Arion sarapan pagi dengan benar dan jangan membelikannya hal yang tidak perlu."

"Seperti??."

Lily melirik boneka beruang yang menumpuk di tempat tidur. "Semua boneka itu pasti bukan yang kamu beli di Jakarta kan!!. Tolong beri kesempatan pada anak-anak lain untuk menikmati memeluk boneka beruang juga."

Setelah berpikir sesaat, Varo akhirnya setuju.

"Kamar berapa adikmu dirawat??." Tanya pria itu.

Lily menatapnya lama sebelum menjawab. "Kamu tidak diizinkan berkunjung!. Tolong jangan berkunjung. Aku nggak mau membuat kesalahpahaman ibuku jadi tambah parah. Aku berniat mengatakan kita putus besok."

"......"

"Nah. Aku pulang dulu. Sampai jumpa."

"....."


                             🌺🌺


Varo pergi ke Rumah Sakit Bunda pukul 2 siang. Ia sudah membuat janji dengan dokter spesialis anak disana untuk memeriksakan keadaan Arion.

"Dia seharusnya imunisasi kemarin. Kenapa terlambat??, Mana ibunya??." Dokter perempuan itu bertanya sambil memeriksa buku catatan kesehatan Arion yang dibawa Varo.

"Dia mengurusi adiknya yang baru melahirkan bayi kembar di Rumah Sakit ini sejak kemarin. Kami lupa." Varo menjawab tanpa tersenyum.

"Kalian harusnya tak melupakan hal terpenting ini, ditambah lagi alasannya karena orang lain. Anak ini jauh lebih butuh perhatian orang tua ketimbang peduli pada orang lain. Akan ada resikonya jika terlambat imunisasi. Anak itu pemberian Tuhan yang harus dijaga dan di sayangi. Kesehatan anak se kecil ini sangat rentan apalagi.....

Varo menatap dingin kearah dokter itu. Ia paling benci diceramahi. "Kalau anda tidak bisa memberikan imunisasi sekarang. Saya bisa mencari dokter lain."

".....saya hanya ingin anda dan istri anda peduli dengan...heii!!!...

Varo bangkit dengan kesal. Ia menggendong Arion dan pergi dari ruangan itu. Ia benci dokter yang terlalu cerewet. Padahal dokter itu hanya tinggal mengimunisasi Arion lalu mengingatkannya untuk tidak lupa lain kali. Tidak perlu panjang menceramahinya

Pria itu pergi ke bagian informasi dan mencari dokter spesialis anak lainnya yang juga bekerja di jam itu. Beruntungnya ada dokter lain dan ia baru saja selesai visite di ruang bayi.

Arion langsung di imunisasi ketika dokter itu tiba di ruangannya.

"Kami lupa." Varo menjawab singkat ketika dokter itu menanyakan hal yang sama seperti dokter sebelumnya. Dokter itu tersenyum mendengar jawaban Varo dan memintanya untuk memasang alarm diponsel agar ia tak lupa lain kali.

Selesai melakukan imunisasi, Varo pergi ke kantin Rumah Sakit dan berpas-pasan dengan seorang ibu yang mirip dengan Lily.

                              🌺🌺


"....."

What are you doing here???😡

Pertanyaan tak terungkap itu terlihat dari pandangan mata Lily yang menusuk. Varo hanya mengangkat bahunya pura-pura tidak mengerti situasi itu.

Pria itu kini tengah duduk santai di kamar rawat inap adiknya sambil menggigit potongan apel pemberian ibunda Lily. Arion sendiri sedang bermain bersama Reyna dan tunangannya.

Lily heran bagaimana anak kecil itu dibolehkan masuk, padahal ada aturan kalau anak-anak di larang masuk.

"Tadi aku udah nanya loh😄😄. Kak Varo jawab 'secepatnya kalau kakak setuju'." Adik Lily tersenyum memberi kode yang tak dimengerti olehnya.

Apa yang secepatnya??, Setuju soal apa??

"Bunda sih pengennya akhir Desember aja. Soalnya kalau sekarang adik kamu pasti sibuk banget dan nggak bisa datang dan kita juga butuh persiapan. Nah Reyna bisa deh...kalau mau awal tahun depan, menurut nak Varo gimana??" Ibunda Lily bertanya pada Varo yang duduk disampingnya.

Varo melirik kearah Lily sebelum menjawab sopan. "Terserah bunda aja."

Apanya yang terserah??

"Saya setuju kalau Lily juga setuju."

Setuju soal apa??

Ibunda Lily menatap anak perempuannya itu sambil tersenyum, "jadi...kamu setuju kan nak??, Nikahnya bulan Desember"

"What.....!!!!! Lily benar-benar terkejut. Menikah???. Nikah sama siapa??, si kampret ini?😡

"Nikah???, Bunda pengen Lily nikah sama siapa??, Lily kan belum....

"Tentu aja sama Kak Varo. Dia kan pacar kakak." Reyna menjawab pertanyaan Lily.

Varo mengabaikan tatapan marah Lily. Gadis itu bisa melihat dengan jelas, ada sunggingan senyum disudut bibir pria itu.

Entah apa yang dikatakan pria itu pada ibundanya. Sepertinya Ibunda Lily sangat menyukai Varo dan pria itu terlihat sangat ramah pada keluarganya.

Lily bingung sekali dengan perubahan sikap Varo. Ia tidak sabar untuk bertanya, dan memarahi pria itu lantaran melanggar larangannya untuk tidak datang membesuk adiknya. Tapi melihat ibunda Lily yang tersenyum bahagia, Lily tidak tega merusak momen itu.
 

                           🌸🌸🌸

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...b24d2d8e65d148
Diubah oleh cicimasni 16-04-2020 05:38
putramelankolisAvatar border
ilenaaAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 49 lainnya memberi reputasi
50
1.5K
3
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan