Kelulusan🎓. Apa yang Gan Sist pikirkan tentang kata itu? Jabat tangan✋, ucapan selamat🙌, peluk haru😢, coret-coret seragam👕🎨 (hm yang ini gak usah sih😆), atau sekedar berswafoto📷? Itulah beberapa hal yang biasa dilakukan saat menerima pengumuman kelulusan di keadaan normal, kan😉? Tapi, jangan berharap😟 (bahkan tidak ada harapan) bisa melakukan momen bahagia tersebut. Karena
masih merana😈.
Pandemi yang masih mewabah muka bumi🌏 ini benar-benar berdampak ke seluruh penjuru bidang kehidupan😥. Tak hanya dari segi perekonomian💸 yang sudah jelas memburuk📉, tapi dari segi pendidikan📚 yang memang sudah jelas pula mengganggu sistem pembelajaran😫. Hal tersebut merupakan masalah global yang harus dihadapi semua orang😇.
Banyak hal-hal kecil yang hilang yang jarang disadari mayoritas orang. Salah satu contohnya adalah acara kelulusan. Pastinya ditiadakannya acara ini karena adanya
-19 yang membawa kesedihan bagi para pelajar😔. Jangankan acaranya, pengumuman kelulusannya saja tak dapat disambut dengan momen menyenangkan yang biasanya dilakukan😯.
kali ini aku akan menceritakan keadaan saat pengumuman kelulusan di sekolahku😆. Ini
banget sih😅. Hanya sekedar untuk mengekspos salah satu dampak
yang kami rasakan😷. Yuk, langsung meluncur🚀! Eh, tunggu-tunggu, terus apa hubungannya dengan cireng isi😞? 😂Di akhir cerita, Gan Sist bakal tahu deh😅😋.
Mengenai kelulusan, awalnya aku sudah tidak ingat karena efek libur yang sudah berlangsung hampir 2 bulan ini😞 (libur sekolah terlama sepanjang menuntut ilmu😷). Namanya pelajar, terkadang labil:
saat sekolah ingin libur, dan saat libur ingin sekolah. Libur kali ini benar-benar kelebihan dosis😫. Tapi, ini juga dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran
corona, untuk kebaikan bersama😉. Jadi, ya,
no problem. Oh iya,
back to the topic.
Melihat status
whatsappteman-teman dan saudaraku yang berbeda sekolah, mereka mengekspos surat keterangan lulus yang diberikan oleh sekolahnya secara
online. Ingatanku tentang kelulusan dan penilaian akhir semester kembali merasuki otak. Aku pun mencoba berdiskusi dengan sahabat-sahabatku mengenai kelulusan di sekolah kami. Akhirnya, wali kelasku memberikan informasi penting.
Informasi tersebut memberitahukan bahwa pada tanggal 2 Mei akan dibagikan surat kelulusan secara
online. Dikatakan
excited😇, tidak juga😞. Sedih pun tidak😕. Jadi, perasaannya itu
flat😥.
Story yang di
upload teman-temanku pun menyatakan bahwa mereka sedih karena tidak bisa merayakan kelulusan bersama. Padahal ekspektasi kami itu minimal dibagi surat kelulusan di lapang, dan ketika tahu lulus akan saling berucap selamat sambil terharu. Namun, semesta tak merealisasikan itu

.

Sesuai informasi, akhirnya pada tanggal 2 Mei, kami pun menerima surat kelulusan
online menjelang waktu berbuka. Entah semua orang juga merasakan, tapi yang pasti aku sendiri tidak merasakan ketegangan yang lumrah terjadi ketika momen seperti itu

. Ucapan dan sujud syukurlah yang bisa kulakukan. Selebihnya, aku dan teman-teman hanya bisa saling berkirim
bouquet secara virtual.
Di hari yang bersamaan dengan Hari Pendidikan Nasional, salah satu sahabatku mengirimkan
screenshots cuitan di
twitter (sayangnya, sudah terhapus). Aku tidak ingat pasti pemilik akun tersebut. Intinya ia menulis kalimat,
"Selamat hari pendidikan bagi angkatan yang lulus jalur virus. Jangan lupa didownload ijazahnya!". Terdengar seperti lelucon, tetapi memang fakta😧. Cuitan-cuitan seperti itulah yang selama libur ini kami dapatkan.
Surat kelulusan haruslah nyata dan tertulis resmi. Oleh karena itu, pada tanggal 4 Mei, aku dan teman-teman lainnya diwajibkan mengambil surat kelulusan beserta surat lainnya, sekaligus untuk mengembalikan buku paket pelajaran yang kami pinjam selama ini.
Covid-19 membuat pertemuan kami dibatasi. Aku hanya bisa bertemu teman-teman satu kelasku, tanpa bertemu teman kelas lainnya. Kehadiran ke sekolah pun tetap mengikuti protokol kesehatan untuk keamanan bersama.
Pengambilan surat kelulusan tersebut membuatku harus keluar rumah untuk pertama kalinya😇. Cukup senang karena bisa melihat langsung kondisi di luar. Ternyata, masih ada beberapa orang yang mengabaikan protokol kesehatan😧. Bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman, guru, satpam, dan warga sekolah lainnya pun merupakan kebahagiaan tersendiri. Sedikit obrolan dengan mereka pun sudah bisa mengundang tawa

.
Di luar kewajiban pengambilan surat kelulusan dan pengembalian buku, bercengkerama adalah hal wajib yang harus dilakukan

. Karena waktu pertemuan saat ini sangatlah
limited edition. Agar bisa berbagi tawa lebih lama, maka dari itu aku mempercepat proses penyelesaian kewajibanku. Entah kapan kami akan bertegur sapa lagi. Karena semua urusan sudah selesai.
Banyak acara yang sudah kami siapkan menjelang kelulusan ini, seperti liburan bersama ke objek wisata🌊, acara perpisahan💐, dan sebagainya. Bahkan,
dress untuk acara perpisahan pun sudah jadi dan hanya tersimpan rapi di lemari pakaian

. Tapi, ya, manusia hanya bisa berencana dan Allah yang menentukan

. Setiap cobaan selalu ada hikmahnya. Jadi,
corona yang memang memberi banyak dampak negatif ini pasti menyimpan hikmah positif di baliknya

.
Quote:
Di kantin sekolah, ada cireng isi

yang menjadi jajanan favoritku dan teman-temanku. Libur 2 bulan, membuat diri ini menginginkan berbagai jajanan yang biasa dibeli jika keadaan normal seperti seblak, cilok, pempek, telur gulung, batagor, termasuk cireng isi. Hampir semua jajanan tersebut bisa dibuat di rumah. Tapi, untuk cireng isi, aku tak yakin bisa membuatnya😟 dan menciptakan rasa yang sama😞 seperti yang dijual di kantin sekolah

.
Salah satu temanku mengatakan jika ia ingin cireng isi (satu minggu yang lalu sebelum kelulusan). Aku pun jadi teringat rasa cireng isi di kantin sekolahku yang enak dan bikin ketagihan😃. Lalu, aku dan teman-temanku pun mendiskusikan tempat yang menjual cireng isi. Alhasil, pasarlah yang secara umum memang menjual berbagai makanan.
Dua temanku yang lainnya belum mencoba membeli cireng isi di pasar karena jarak rumah keduanya yang cukup jauh dari pusat perbelanjaan, sedangkan aku sudah mendapatkan cireng isi pasar. Dari ukuran dan tekstur adonan setelah matang berbeda jauh dengan yang ada di kantin sekolahku😌. Tapi, setidaknya mengobati kerinduanku kepada cireng isi😏.
Berdasarkan riset selama beberapa hari menjelang kelulusan, akhirnya aku bisa mendapatkan cireng isi yang lebih enak dari yang dijual di kantin sekolah

. Itu adalah kebahagiaan tersendiri😄. Cireng isi itu aku dapatkan dari teman adikku yang namanya sama dengan nama adikku, Gita. Ia menjual dengan harga yang terbilang murah dan sangat
worth it. Harga Rp6.000,- dengan isi 10
pcs dan rasa yang bervariasi.
Selama tiga hari berturut-turut, aku menikmati cireng isi ini sebagai salah satu menu gorengan berbuka puasa😇. Setiap menggoreng, aku pamerkan ke dua temanku yang juga menginginkannya😆. Setelah berdiskusi, dua temanku itu akan membeli cireng isi tersebut pada saat mengambil surat kelulusan dan aku pun meng-iya-kannya.
Tanpa sepengetahuan kedua temanku, kabarnya teman adikku itu sudah tidak memproduksi cireng isi selama beberapa hari dan akun
chatnya sudah
off pula selama beberapa hari. Akhirnya pada tanggal 4 Mei, setelah mengambil surat kelulusan, aku dan temanku (tanpa teman yang satunya, karena ia ada urusan penting dan mendesak,
maybe😆) mencari cireng isi ke daerah tempat tinggal Gita. Daerahnya lumayan dekat dengan daerah tempat tinggalku, tapi ya kalau jalan kaki membutuhkan energi lebih juga😟. Untungnya ada temanku yang menawarkan tumpangan😇, sehingga kami tak perlu jalan kaki😄.
Dengan ketidakpastian alamat😐, karena adikku hanya memberitahukan garis besarnya saja😑, aku dan temanku menyusuri jalan dengan gang yang berjajar sepanjang jalan😫. Aku pun mencoba melakukan panggilan video dengan adikku, tapi tak diangkat. Kami bertanya ke sana kemari. Dari jawaban warga sekitar, kami diarahkan kepada penjual cireng isi yang tidak kami kenali namanya😰. Hanya
feeling yang mengiringi kami di perjalanan ini.
Kami pun bertemu saudara penjual cireng, dan akhirnya kami mengetahui bahwa itu bukanlah penjual cireng yang kami cari. Malu

, itulah yang cukup kami rasakan😒. Untungnya, adikku mengangkat panggilan video dariku. Sesuai arahannya, aku dan temanku mencari alamat teman adikku, Alvia. Akhirnya, kami pun menemukan rumahnya. Aku merasa berdosa, karena wajah Alvia cukup syok melihat kedatanganku yang ia tidak kenali karena kami memakai masker😅. Setelah mengenaliku, ia mengantar kami ke temannya yang jualan cireng isi.
Aku dan temanku cukup bersemangat karena sebentar lagi kami akan mendapatkan cireng favorit kami😇. Akhirnya, perjalanan dan perjuangan kami selama 1,5 jam akan terbayar😲😍. Jarak dari gang rumah Alvia ke rumah Gita sekitar 3 menit. Saat memasuki gang, keluarlah Gita dari belokkan dengan ekspresi yang sama saat Alvia melihatku tadi. Dengan begitu, kami tak perlu ke rumah Gita yang kata Alvia cukup jauh. Alvia pun mengutarakan maksud kami.
Ekspektasiku, Gita akan mengantarkan kami ke rumahnya. Namun, realita berkata lain😲. Pernyataannya membuatku menarik napas berat😤. Ia bilang, ibunya sedang sakit sehingga tidak produksi cireng hari itu😢😥😧. Alasannya itu membuat kami bersimpati kepadanya😦. Kecewa, pasti

. Karena awalnya, kami berharap ngabuburit ini bisa mendapatkan cireng isi favorit kami dan membawanya pulang untuk berbuka puasa. Tapi, mau bagaimana lagi. Akhirnya, kami pun pulang dan berpisah dengan Alvia dan Gita sambil saling meminta maaf karena merepotkan dan berterima kasih atas bantuan Alvia yang telah direpotkan.
Aku dan temanku pun berpisah karena jalan pulang yang berlawanan arah. Aku pun memutuskan jalan kaki😟. Sampai di rumah, serasa mau pingsan😱😨. Ini merupakan perjalanan termelelahkan karena matahari🌞 setia menemani kami dengan panasnya yang terik😩. Huft, hari pertama keluar rumah yang ter ter termeletihkan😵

. Padahal kami juga bukan mau memborong sih😆, paling hanya membeli beberapa bungkus. Tapi, keinginan mengalahkan kelelahan

.
Fyi, besoknya
finally, aku mendapatkan cireng isi itu



. Diantar langsung oleh penjualnya. Sayangnya, temanku belum mendapatkannya karena terjadi kesalahan teknis😟.
😇. Cerita kelulusan di atas adalah bentuk pengekspresian diri sebagai salah satu dampak
. Sedangkan, cerita pencarian cireng isi merupakan bentuk curahan hati sebagai akibat dari kelelahan yang belum pernah aku rasakan (agak lebay mon maap😅, mungkin karena udah lama gak keluar rumah. Jadi, sekalinya keluar rumah capenya kelebihan dosis😂). Agan Sista semua adalah teman curhat virtual. Jadi, terima kasih bila sudah mau membaca cerita
di atas😁.
Apakah Agan Sista punya cerita kegiatan melelahkan selama bulan Ramadan ini? Yuk,