- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Membunuh Wabah!


TS
Surobledhek746
Membunuh Wabah!

Sejak kedatangannya covid-19 perlahan menggeser pola hidup kita. Kemasyarakatan drastis mencapai titik ketidakseimbangan. Pagar-pagar dengan tulisan "orang luar di larang masuk" selama hdup baru kali ini aku temui.
Demikian juga, saling curiga pada orang lain semakin sehari menjadi semakin besar. Bukan apa-apa sebenarnya. Kecurigaan yang beralasan. Wabah memang telah menghantui kita. Menyadarkan ternyata hidup memang susah. Dan butuh perjuangan.
Kita yang biasanya masuk rumah tak pernah mencuci tangan sekaranh mencuci tangan. Kita yang biasa jarang menggunakan masker, sekarang dengan kesadaran menggunakan masker. Apa yang sebenarnya yang kita inginkan?
Selamat dari terpapar covid-19, hanya itu. Selamat tidak menjadi korban.
Bagaimana pun, jika sudah kadung tertular, banyak orang yang dibuat repot, perlu penanganan khusus, isolasi, sampai pada perawatan di rumah sakit. Bahkan sampai pada pemakaman kematian saja begitu sulitnya proses yang harus dihadapi.
Maknanya apa sih sebenarnya?
Sehat ternyata mengalahkan segalanya. Sebelumnya sehat hanya dianggap biasa. Dan sakit pun dianggap biasa. Kini, sehat jadi anugerah terbesar dalam hidup kita. Tidak itu saja. Kekayaan seberapa banyak pun tak akan mampu menjamin terlepasnya kita dari sakit.
Maka dari itu, datangnya covid-19 menjadikan kita berpikir ulang, ternyata kita manusia sungguh sangat lemah. Hanya sebegitu saja kekuatan kita, padahal ada yang sok gagah, sok berkuasa, sok kaya, sok segalanya. Hanya si kecil covid-19 membuat kita ciut karenanya.
Sepanjang sejarah umat manusia, tak hanya covid-19 yang pernah menghantui kita. Jauh sebelum itu ada penyakit kusta, lepra, malaria, pes, AID, flu burung, DBD dan sebagainy, telah datang dan pergi sepanjang perjalanan hidup sebuah generasi.
Sedangkan kita kini dalam generasi yang harus menghadapi covid-19. Kita sedang diuji, mampu atau tidak bertahan dan memang?
Kali ini kita tidak akan beroanjang lebar tentang wabah yang menggerogoti tubuh yang biasa kita sebut penyakit. Ada wabah yang tak pernah kita pedulikan, padahal telah ada sejak dimulainya awal peradaban manusia.
Wabah itu hingga kini masih eksis dan bersarang di dalam tubuh kita. Bukan hanya menggerogoti badan, akan lebih terasa malah menggerogoti jiwa. Lucunya kadang kita merasa bangga. Padahal penyakit.tersebut begitu besar sarangnya dalam tubuh kita. Apa itu?
1. Kesombongan
Penyakit yang paling berbahaya dari segala penyakit adalah kesombongan. Penyakit ini tak mengenal kaya dan miskin, cantik dan jelek, penguasa dan rakyat jelata. Bahkan hamba sahaya pun bisa terpapar penyakit sombong dalam dirinya.
Bentuj kesombongan yang paling menghancurkan adalah diselipi dengan merendahkan orang lain. Kalau hanya berbangga dengan apa yang telah dimiliki, prestasi yang telah diperoleh tanpa merendahkan orang lain saja sudah begitu menghancurkan, apalagi jika diikuti dengan merendahkan dan meremehkan orang lain.
Sekedar contoh sederhana, orang yang sombong dengan perhiasan yang dimiliki kemudian perhiasan tersebut dipakai, minimal akan mengundang kejahatan bagi yang menyaksikan.
Kesombongan karena pangkat atau kedudukan berakibat orang lain akan berusaha menjatuhkan dan menghancurkan dengan segala cara.
Kesombongan dengan prestasi yang diperoleh suatu saat akan mentok terbentur pada sebuah kekecewaan yang ternyata prestasi yang telah diperoleh dengan susah payah tak berarti apa-apa.
Dan sisi terakhir dari sebuah kesombongan, ibaran sebuah gunung berapi. Suatu saat akan meletus dan memuntahkan laharnya.
2. Tidak Pernah Puas
Sifat dasar manusia memang rakus. Wajar jika banyak di antara kita yang tidak pernah puas. Usaha keras biasanya berbuah prestasi.
Sementara itu hasil dari prestasi yang diperoleh berupa kekayaan, pangkat, jabatan, kedudukan, kepandaian, dan lain-lain.
Keinginan yang ada dalam diri manusia sebenarnya adalah hal yang baik. Coba bayangkan jika seseorang kehilangan keinginannya untuk makan dan mencari nafkah misalnya. Tentu tak lama lagi ia akan mati. Namun keinginan itu juga dapat menghancurkan hidup seseorang. Keinginan yang belum terwujud dapat menimbulkan penyakit iri dan dengki.
3. Tidak Ingin Disaingi
Penyakit turunan dari tidak puas dalah iri, takut dikalahkan, direndahkan, dan diremehkan. Jadi sikut menyikut menjadi hal yang dianggap biasa bagi sebagian kita.
Iri yang diselingi dengan kedengkian akan menghancurkan segalanya. Kepercayaan hilang. Kecurangan akan menemukan jalan di kepalanya. Sehingga lambat laun, nikmat keberhasilan dari yang telah diperlolah sedikit pun tak ada yang sempat dimikmati.
Sebenarnya masih banyak dari yang Gw anggap wabah tersebut. Namun yang paling dominan adalah kesombongan, tidak pernah puas, dan takut disaingi. Lantas bagaimana memakannya?
Seperti judul tulisan ini, "nikmatnya memakan wabah" yang telah menggerogoti tubuh dan jiwa kita.
Akibat dari ketiga wabah tersebut adalah khawatir, cemas, kecewa, dan tidak bahagia. Sama seperti wabah covid-19 yang kini mengelilingi kita.
Memakan kesombongan adalah dengan cara rendah hati. Merasa bahwa keberhasilan yang telah diusahakan adalah berkat campur tangan Yang Maha Kuasa.
Tugas kita hanya berusaha-dan berusaha. Sementara hasil usaha kita tidak akan meninggalkan bekas apa-apa. Anugerah terbesar adalah adanya dukungan dari Maha Raja segala Raja. Pemberikan keberhasilan atas usaha yang kita kerjakan.
Di samping itu, rasa tidak puas hanya akan dialami orang mereka yang selalu menengadah ke atas. Melihat keberhasilan orang lain yang berada di atasnya, tanpa sempat menikmati keberhasilannya sendiri.
Ibarat menimun air laut, makin diminum maka akan makin terasa hausnya.
Demikianlah rasa puas akan terbunuh dengan sisa napas yang ada di tenggorokan. Ketika itu kepuasan akan habis dan musnah. Diujung kematian semua kepuasan teemuntahkan.
Dan yang terakhir, takut disaingi. Meraka yang terbaik, terpelajar, terkaya, tercerdas, dan sebagainya. Lupa bahwa ada langit di atas langit.
Bagaimana Karun, orang terkaya dalam sejarah yang kunci harta kekayaannya saja dipikul oleh para pendampingnya yang begitu banyak. Musnah ditenggelamkan karena kesombongan. Apalagi hanya kita!
Demikian juga Firaun yang saking berkuasanya hingga mengaku Tuhan, akhirnya menjelang ajalnya ditenggelamkan di laut merah sempat berkata dan mengakui kekuasaan Tuhannya.
"Sekarang aku percaya pada Tuhannya Musa dan Harun."
Sayangnya napasnya sudah dikerongkongan, dan baginya tak ada pengampunan. Jasadnya diawetkan untuk pembelajaran umat manusia sesudahnya.
Al Quran Surah At Takatsur telah memberi pelajaran pada kita, "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu) ...."
Cukuplah Surah ini memberikan pelajaran pada kita bahwa bersyukur atas apa tang telah dimiliki, melahirkan kerendahan hati, dan memberikan peluang pada orang lain untuk berkembang dan berprestasi.
Musnahlah wabah kita makan, dan mari kita nikmati indahnya sifat rendah hati, bersyukur dan berbagi. Membiarkan orang lain berbuat yang terbaik untuknya. Ingatlah bahwa surga itu sangat luas. Jadi biarkan orang lain masuk berbondong-bondong dengan kebahagiaannya. Niscsya kebahagiaan kita tak akan berkurang, sedkit pun.
Demikian juga, saling curiga pada orang lain semakin sehari menjadi semakin besar. Bukan apa-apa sebenarnya. Kecurigaan yang beralasan. Wabah memang telah menghantui kita. Menyadarkan ternyata hidup memang susah. Dan butuh perjuangan.
Kita yang biasanya masuk rumah tak pernah mencuci tangan sekaranh mencuci tangan. Kita yang biasa jarang menggunakan masker, sekarang dengan kesadaran menggunakan masker. Apa yang sebenarnya yang kita inginkan?
Selamat dari terpapar covid-19, hanya itu. Selamat tidak menjadi korban.
Bagaimana pun, jika sudah kadung tertular, banyak orang yang dibuat repot, perlu penanganan khusus, isolasi, sampai pada perawatan di rumah sakit. Bahkan sampai pada pemakaman kematian saja begitu sulitnya proses yang harus dihadapi.
Maknanya apa sih sebenarnya?
Sehat ternyata mengalahkan segalanya. Sebelumnya sehat hanya dianggap biasa. Dan sakit pun dianggap biasa. Kini, sehat jadi anugerah terbesar dalam hidup kita. Tidak itu saja. Kekayaan seberapa banyak pun tak akan mampu menjamin terlepasnya kita dari sakit.
Maka dari itu, datangnya covid-19 menjadikan kita berpikir ulang, ternyata kita manusia sungguh sangat lemah. Hanya sebegitu saja kekuatan kita, padahal ada yang sok gagah, sok berkuasa, sok kaya, sok segalanya. Hanya si kecil covid-19 membuat kita ciut karenanya.
Sepanjang sejarah umat manusia, tak hanya covid-19 yang pernah menghantui kita. Jauh sebelum itu ada penyakit kusta, lepra, malaria, pes, AID, flu burung, DBD dan sebagainy, telah datang dan pergi sepanjang perjalanan hidup sebuah generasi.
Sedangkan kita kini dalam generasi yang harus menghadapi covid-19. Kita sedang diuji, mampu atau tidak bertahan dan memang?
Kali ini kita tidak akan beroanjang lebar tentang wabah yang menggerogoti tubuh yang biasa kita sebut penyakit. Ada wabah yang tak pernah kita pedulikan, padahal telah ada sejak dimulainya awal peradaban manusia.
Wabah itu hingga kini masih eksis dan bersarang di dalam tubuh kita. Bukan hanya menggerogoti badan, akan lebih terasa malah menggerogoti jiwa. Lucunya kadang kita merasa bangga. Padahal penyakit.tersebut begitu besar sarangnya dalam tubuh kita. Apa itu?
1. Kesombongan
Penyakit yang paling berbahaya dari segala penyakit adalah kesombongan. Penyakit ini tak mengenal kaya dan miskin, cantik dan jelek, penguasa dan rakyat jelata. Bahkan hamba sahaya pun bisa terpapar penyakit sombong dalam dirinya.
Bentuj kesombongan yang paling menghancurkan adalah diselipi dengan merendahkan orang lain. Kalau hanya berbangga dengan apa yang telah dimiliki, prestasi yang telah diperoleh tanpa merendahkan orang lain saja sudah begitu menghancurkan, apalagi jika diikuti dengan merendahkan dan meremehkan orang lain.
Sekedar contoh sederhana, orang yang sombong dengan perhiasan yang dimiliki kemudian perhiasan tersebut dipakai, minimal akan mengundang kejahatan bagi yang menyaksikan.
Kesombongan karena pangkat atau kedudukan berakibat orang lain akan berusaha menjatuhkan dan menghancurkan dengan segala cara.
Kesombongan dengan prestasi yang diperoleh suatu saat akan mentok terbentur pada sebuah kekecewaan yang ternyata prestasi yang telah diperoleh dengan susah payah tak berarti apa-apa.
Dan sisi terakhir dari sebuah kesombongan, ibaran sebuah gunung berapi. Suatu saat akan meletus dan memuntahkan laharnya.
2. Tidak Pernah Puas
Sifat dasar manusia memang rakus. Wajar jika banyak di antara kita yang tidak pernah puas. Usaha keras biasanya berbuah prestasi.
Sementara itu hasil dari prestasi yang diperoleh berupa kekayaan, pangkat, jabatan, kedudukan, kepandaian, dan lain-lain.
Keinginan yang ada dalam diri manusia sebenarnya adalah hal yang baik. Coba bayangkan jika seseorang kehilangan keinginannya untuk makan dan mencari nafkah misalnya. Tentu tak lama lagi ia akan mati. Namun keinginan itu juga dapat menghancurkan hidup seseorang. Keinginan yang belum terwujud dapat menimbulkan penyakit iri dan dengki.
3. Tidak Ingin Disaingi
Penyakit turunan dari tidak puas dalah iri, takut dikalahkan, direndahkan, dan diremehkan. Jadi sikut menyikut menjadi hal yang dianggap biasa bagi sebagian kita.
Iri yang diselingi dengan kedengkian akan menghancurkan segalanya. Kepercayaan hilang. Kecurangan akan menemukan jalan di kepalanya. Sehingga lambat laun, nikmat keberhasilan dari yang telah diperlolah sedikit pun tak ada yang sempat dimikmati.
Sebenarnya masih banyak dari yang Gw anggap wabah tersebut. Namun yang paling dominan adalah kesombongan, tidak pernah puas, dan takut disaingi. Lantas bagaimana memakannya?
Seperti judul tulisan ini, "nikmatnya memakan wabah" yang telah menggerogoti tubuh dan jiwa kita.
Akibat dari ketiga wabah tersebut adalah khawatir, cemas, kecewa, dan tidak bahagia. Sama seperti wabah covid-19 yang kini mengelilingi kita.
Memakan kesombongan adalah dengan cara rendah hati. Merasa bahwa keberhasilan yang telah diusahakan adalah berkat campur tangan Yang Maha Kuasa.
Tugas kita hanya berusaha-dan berusaha. Sementara hasil usaha kita tidak akan meninggalkan bekas apa-apa. Anugerah terbesar adalah adanya dukungan dari Maha Raja segala Raja. Pemberikan keberhasilan atas usaha yang kita kerjakan.
Di samping itu, rasa tidak puas hanya akan dialami orang mereka yang selalu menengadah ke atas. Melihat keberhasilan orang lain yang berada di atasnya, tanpa sempat menikmati keberhasilannya sendiri.
Ibarat menimun air laut, makin diminum maka akan makin terasa hausnya.
Demikianlah rasa puas akan terbunuh dengan sisa napas yang ada di tenggorokan. Ketika itu kepuasan akan habis dan musnah. Diujung kematian semua kepuasan teemuntahkan.
Dan yang terakhir, takut disaingi. Meraka yang terbaik, terpelajar, terkaya, tercerdas, dan sebagainya. Lupa bahwa ada langit di atas langit.
Bagaimana Karun, orang terkaya dalam sejarah yang kunci harta kekayaannya saja dipikul oleh para pendampingnya yang begitu banyak. Musnah ditenggelamkan karena kesombongan. Apalagi hanya kita!
Demikian juga Firaun yang saking berkuasanya hingga mengaku Tuhan, akhirnya menjelang ajalnya ditenggelamkan di laut merah sempat berkata dan mengakui kekuasaan Tuhannya.
"Sekarang aku percaya pada Tuhannya Musa dan Harun."
Sayangnya napasnya sudah dikerongkongan, dan baginya tak ada pengampunan. Jasadnya diawetkan untuk pembelajaran umat manusia sesudahnya.
Al Quran Surah At Takatsur telah memberi pelajaran pada kita, "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu) ...."
Cukuplah Surah ini memberikan pelajaran pada kita bahwa bersyukur atas apa tang telah dimiliki, melahirkan kerendahan hati, dan memberikan peluang pada orang lain untuk berkembang dan berprestasi.
Musnahlah wabah kita makan, dan mari kita nikmati indahnya sifat rendah hati, bersyukur dan berbagi. Membiarkan orang lain berbuat yang terbaik untuknya. Ingatlah bahwa surga itu sangat luas. Jadi biarkan orang lain masuk berbondong-bondong dengan kebahagiaannya. Niscsya kebahagiaan kita tak akan berkurang, sedkit pun.







nona212 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
1K
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan