- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Liontin Kupu-kupu


TS
pearlly
Liontin Kupu-kupu

Waktu itu jalanan mulai sepi dan gelap. Tiba-tiba Symphony menengadah dan matanya pun terbelalak karena terkejut. Seberkas cahaya memecah kegelapan dihadapannya.
Di tengah cahaya terdapat sosok wanita yang terhalang silau cahaya sehingga Symphony tak dapat melihat melihat wajahnya.
Kemudian Symphony mendengar suara bening yang sangat dikenalnya. Suara itu mengucapkan sesuatu, "Terimakasih, saudariku.
Tenang, aku tidak akan meninggalkanmu, karena aku ada dalam dirimu, dalam hatimu."
*flashback*
Pagi hari, dua gadis berlari riang.
Salah satu dia antara mereka berlari di depan dan satu yang lain menyusulnya.
"Symphony! Tunggu aku! Jangan buru-buru dong!" kata seorang yang berlari di belakang saudarinya bernama Melody.
"Cepat, dong! kamu lama sih!" Kata Symphony adik kembar Melody. "Kenapa harus lari, sih?! Kan masih pagi.
Kita masih belum telat, kali." Kata Melody.
"Udah, gak usah protes. Yang terakhir sampai sekolah harus traktir makan di café La Vianté." Kata Symphony.
Melody pun tertawa kecil dan kemudian mempertahankan ekspresinya dengan tersenyum manis. Dengan senang Melody mengejar Symphony.
Symphony dan Melody berumur 15 tahun, mereka bersekolah di sekolah yang sama SMA St.Laurensia.
Mereka pun menduduki kelas yang sama, yaitu X-2. Entah takdir atau kebetulan, kemana pun mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Mereka berdua pun sempat bingung mengapa mereka jarang sekali bertengkar atau berebut.
Padahal banyak anak kembar yang biasanya berebut, saling iri, bertengkar, dan berbagai keributan lainnya terjadi.
Tetapi mereka tidak menghiraukannya lagi, lagipula tak baik bertengkar terus-menerus.
Hmmmm .. oh iya, biar pun mereka kembar, tak sulit untuk membedakannya. Memang sih wajah mereka bagai cetakan agar-agar. Benar-benar mirip, tetapi masing-masing mempunyai ciri khas di wajah mereka.
Melody mempunyai sebuah lesung pipit di sebelah kanan pipinya, sedangkan Symphony mempunyai dua lesung pipit di kedua belah pipinya. Memang susah untuk membedakan jika hanya beda lesung pipitnya, karena untuk membedakannya, kita harus menyuruh mereka untuk tersenyum dahulu.
Tapi mata mereka memudahkannya. Melody memiliki bola mata yang coklat muda, sedangkan Symphony memiliki bola mata berwarna hitam.
Oh ya, kebiasaan penampilan mereka pun berbeda, sehingga kita dapat mengenalinya dari jauh. Melody senang menguncir ekor kuda rambutnya di sebelah kiri, sedangkan Symphony lebih senang menggerai rambutnya atau menguncir setengahnya.
Symphony dan Melody sedang asik kejar-kejaran. Dan di depan mereka sudah tampak bangunan sekolah.
"Hore, aku yang menang!! Kau harus mentraktirku Melody! Hohohoho ..." seru Symphony riang. "Oke, oke. Lain kali kamu yang akan kalah. Untuk hari ini, kamu boleh menang.
Lain kali tiada ampun. Hahahaha" Melody kembali menantang. Jauh di depan mereka ada gadis yang berteriak "Symphony...!! Melody....!!".
Melody dan Symphony menghampirinya dan berkata berbarengan sambil melayangkan senyumnya "Selamat pagi Verena.".
Verena tersenyum dan membalasnya "Selamat pagi juga.". Verena adalah sahabat baik Melody dan Symphony.
Sejak saat itu, percakapan antara mereka dimulai. Kelihatannya sangat seru. Entah apa yang asik mereka perbincangkan.
Mungkin sinetron yang kemarin ditayangkan, artis Korea yang mereka idolakan, album baru yang di munculkan boyband kesukaan mereka, atau mungkin PR untuk hari ini.
"Kriiinngggg... Kringggg..." bel sekolah berbunyi menandakan jam masuk.
Melody, Symphony, dan Verena berjalan bersama menuju kelas mereka -mereka bertiga satu kelas-.
Murid-murid mulai mengeluarkan buku pelajaran Matematika. Guru pun masuk ke kelas mereka.
Saat istirahat Symphony, Melody, dan Verena berjalan bersama menuju kantin.
Symphony dan Verena sudah memesan makanan sedangkan Melody tidak. "Lohh ??!! Kok kamu tidak pesan makanan ?" Tanya Symphony kepada Melody. "Iya, nanti uangku tak cukup untuk mentraktirmu." Kata Melody cemberut karena menahan lapar. "Bhuahahaha !!!" Tawa Symphony mengalahkan ributnya kantin. "Sudahlah jangan anggap serius. Aku hanya bercanda, kok.
Masa aku tega melihat kakak kembarku kelaparan. Sana pesan makanan. Kapan-kapan saja ke Café La Viantenya. Hehehe ..." kata Symphony melegakan Melody.
Mereka bertiga akhirnya makan bersama sambil berbincang-bincang. Tck..
kalau mereka bertiga sudah berkumpul, pasti pada akhirnya diisi dengan perbincangan. Mereka memang heboh ngerumpi.
Jam pulang sekolah, Symphony dan Melody berjalan bersama menuju rumah. Seperti hari-hari biasa, mereka mampir ke toko buku terlebih dahulu.
Seusai dari toko buku,barulah mereka pulang. Di rumah, mereka menyapa ibunya berbarengan "ibuu, kami pulang!" Kemudian mereka melepas sepatu mereka dan langsung berlari ke ruang makan keluarga.
"Waaaa ..!! Ibu masak apa? Wangi banget." Ibunya hanya tersenyum. Melody dan Symphony kemudian membuka tudung saji. Ternyata ibunya memasak makanan kesukaan mereka, yaitu cah kangkung bikinan ibu.
Mereka segera menyambar piring di lemari piring, kemudian mengambil nasi dan mengambil cah kangkung itu sebanyak mungkin sampai-sampai mereka berebutan.
"hei, kalian ini! Itu makanan buat nanti malam juga! Sisakan ya!" Kata ibunya.
Symphony merasa bersalah dan ingin mengembalikan cah kangkungnya sebagian ke piring sayur, tetapi Melody menghalangi tangannya dan berkata "Weii! Jorok tau, ya udah, sih! Makan aja! Udh terlanjur ini. Hehehe J" sambil meringis. "ya sudah kalau begitu kalian nanti malam makan kangkungnya sedikit aja. Kasian bapak nanti hanya makan ayam goreng." Kata ibunya sambil tertawa kecil dan menggelengkan kepala karena tingkah kedua anaknya.
Ketika malam seusai makan malam mereka menuju kamar mereka.
"Ah, ga asik nih ibu. Masa kita cuma boleh makan kangkungnya dikit." Kata Symphony. "Udah lah, lagian salah kita juga ngambil kangkungnya kebanyakan Kayak orang ga makan 3 hari aja." ujar Melody.
"Oh ya, besok kita ke Café La Viante yuk!" kata Symphony. "iya, tapi jangan suruh aku traktir, ya! Aku ga punya duit" kata Melody sedikit cemberut.
"Iya-iya aku yang traktir. Aku masih punya banyak uang hasil tabungan sehari-hari" kata Symphony.
"wah bisa nabung juga kamu. Hahaha" goda Melody. Symphony menjitak kepala Melody dan berkata, "ya bisa, lah.
Aku ga boros kayak kamu yang tiap hari beli komik. Ahaha,". Kemudian Melody membalas, "kamu juga tiap hari meminjam komikku, jelas saja kamu bisa mengumpulkan uang. Udah ah, tidur yuk." Kemudian mereka berdua tidur.
Keesokan paginya, mereka ke sekolah seperti biasa, berkumpul bersama dengan Verena seperti biasa.
Kemudian bel berbuyi tanda masuk. Guru pun masuk ke kelas mereka. "Sebelum kita memulai pelajaran, bapak akan memperkenalkan teman baru kepada kalian yang akan belajar di kelas ini mulai sekarang. Silahkan masuk Claudia," kata Pak Bernard guru wali kelas X-2.
Kemudian seorang gadis berambut sebahu dengan tinggi badan yang tak bisa dibilang tinggi. Yah, mungkin bisa dibilang imut.
"ayo perkenalkan dirimu, tak usah malu-malu." Kata Pak Bernard. "namaku Claudia, 15 tahun, pindahan dari sekolah SMA St.Monica, salam kenal," Kata anak baru itu sambil menatap tajam ke arah Melody.
"Kenapa dia melihat ke arahmu terus? Apa kamu kenal dia?" Tanya Symphony kepada Melody.
"ga, aku ga kenal dia. Siapa dia? Mungkin fans gelapku. Hihihi." Kata Melody percaya diri.
Symphony menatap ke arah Melody seakan berkata "duh, narsis banget kakakku.. ckck.. ya ampun".
"Claudia, di sana ada bangku kosong. Melody, boleh kan Claudia duduk di sebelahmu?" Kata Pak Bernard menunjuk bangku di sebelah Melody.
Melody mengangguk, Claudia pun duduk di sebelahnya. Pelajaran pun dimulai.
Pulang sekolah seperti biasa mereka mampir ke toko buku terlebih dahulu.
"hmm.. aku merasa aneh sama anak yang namanya Claudia itu. Dia sepertinya ada dendam sama kamu." Kata Symphony kepada Melody. "perasaan kamu aja kali. Udah, ga sah dipikirin. Pulang, yuk!" Kata Melody menenangkan Symphony.
Tapi Symphony merasa curiga karena perlahan ia melihat ekspresi kakaknya dari tersenyum berubah menjadi ekspresi gelisah. Akhirnya mereka pulang ke rumah.
Sesampai di rumah mereka terkejut melihat motor baru. Mereka saling bertatap-tatapan bingung.
"Ada tamu ya di dalam? Itu motor siapa?" Tanya Symphony.
"gak tau, lihat ke dalam, yuk!" Kata Melody.
Mereka berdua segera berlari ke dalam dan bertanya kepada bapaknya yang kebetulan hari ini cuti, "Bapak, itu di depan motor siapa? Mana tamunya?"
bapaknya hanya tersenyum dan meletakkan kunci motor itu di meja tamu. Symphony dan Melody seakan mengerti apa maksud bapaknya, mereka langsung berseru dan memeluk bapaknya.
"Terimakasih! Bapak memang paling baiiiik seduniaaaa," kata Symphony dan Melody berbarengan.
"tapi aku kan gak bisa naik motor." Kata Symphony. "tenang, tenang, aku pernah di ajarin naik motor sama temanku, kok." Kata Melody semangat.
"kalian senang, kan? Bapak gak tega melihat kalian setiap hari jalan kaki ke sekolah, nanti betis kalian sebesar pemain bola. Hahaha," kata bapak sambil tertawa.
Seperti biasa mereka berbincang-bincang sebelum tidur. Setelah lelah ngobrol, mereka memutuskan untuk tidur.
Namun seperti ada hal ganjil yang dirasakan Symphony. Kira-kira tengah malam, ia seperti mendengar tangisan dan desis pilu. "salahku! semua salahku!". Seperti itu yang didengarnya. Tapi Symphony berusaha untuk melupakannya dan menganggapnya hanya perasaannya saja.
Esok hari mereka berangkat sekolah dengan motor baru mereka. Di sepanjang jalan, mereka asyik berbincang-bincang.
"hei, Symphony, nanti weekend aku ajarin naik motor ya?" kata Melody. "wah, yang bener? Janji ya?" Tanya Symphony . "iya janji." Kata Melody mantap untuk meyakinkan Symphony.
Waktu istirahat, Melody, Symphony dan Verena mengajak Claudia makan bersama.
eh, Claudia, Kamu masuk eskul apa?" Tanya Verena membuka topik pembicaraan.
"aku masuk ekskul cheerleader. Aku suka menari." Jawab Claudia. "Wah, sama denganku dong. Nanti pulang sekolah ekskul sudah dimulai. Kita pergi bareng ya." Kata Symphony. "kalau aku dan Verena Ekskul basket. Hehe.
Biasa sih di mulai hari Rabu kalau tidak hujan. Oh ya, Symphony, nanti aku pulang duluan ya. Kalau kamu sudah selesai, aku jemput ya. Gak apa-apa kan?" kata Melody.
Symphony mengangguk mengiyakan sambil memakan makanannya.
Sepulang sekolah Symphony berjalan bersama Claudia.
Melody sudah pulang terlebih dahulu. Disaat sedang ekskul, kalung Symphony yang persis dengan punya Melody terputus.
Jantung Symphony berdegup kencang. "Pertanda apa ini?" bisik Simphoy.
Matanya terbelalak dan langsung menggelengkan kepala "ga, ga mungkin. Ini cuma perasaanku" katanya dalam hati dan melanjutkan latihan.
Setelah latihan selesai, Symphony dan Claudia pergi bersama ke ruang ganti. Tiba-tiba Symphony melihat sebuah tang di loker Claudia.
"Hei, kenapa kamu bawa alat begitu, sih? Aneh.." tanya Symphony heran.
Claudia langsung terbelalak matanya dan buru-buru menutup lokernya. "Bukan apa-apa." Jawab Claudia dan langsung keluar dari ruang ganti dengan terburu-buru.
Symphony merasa aneh, tetapi Symphony tidak menghiraukan lagi perasaan anehnya dan memutuskan untuk segera ganti baju.
"Duh, lama banget sih." Kata Symphony sambil melirik jam tangannya. Sudah lewat 20 menit sejak Symphony berdiri di depan gerbang sekolah menunggu kedatangan kakak kembarnya menjemput. Tiba-tiba handphone-nya berdering .
ternyata itu adalah telepon dari ibunya. Dengan segera Symphony mengangkatnya. "Halo, Symphony, cepat pulang ke rumah! M-Me-Melody..." Kata ibu terbata-bata. "Melody kenapa bu ?" Tanya Symphony dengan nada panik.
"udah, yang penting kamu cepat pulang!" tut.. tut... tut.. telepon dari ibu terputus. Dengan segera, Symphony langsung memanggil ojek dan pulang ke rumah.
Sampai di rumah Symphony melihat ibunya menangis. Symphony langsung duduk di samping ibunya. "Ibu, kenapa menangis? ...
hmmm ... Melody di mana?" Tanya Symphony dengan nada heran. Ibunya tetap menangis dan menggelengkan kepala.
Symphony langsung menyusuri seluruh rumahnya namun tak ditemukan juga Melody.
"bu, jangan bilang kalau...." Kata Symphony terputus saat matanya mulai mengeluarkan airmata.
"Melody kecelakaan, tali remnya putus, dan dia ......" Kata ibunya dan kata-katanya terputus saat Symphony berlari menuju kamarnya meninggalkan dia sendirian.
"Melody, kenapa begini jadinya? Katanya kamu janji kita bakal selalu sama-sama. Katanya kamu janji mau ajarin aku naik motor. Kita bahkan belum ke Café, aku belum traktir kamu." Kata Symphony sambil menangis terisak.
Symphony menangis semalaman hingga ia terlelap. "Symphony.." tiba-tiba suara halus menyebut namanya. Perlahan Symphony membuka matanya dan terkaget karena ia melihat sosok kakak kembarnya di depan matanya.
"ini pasti mimpi." Kata symphony sambil mengusap matanya. "nggak, ini bukan mimpi kok," kata Melody.
"hmm... aku boleh minta bantuan?" lanjut Melody. .
*****
NB : dikarenakan kepanjangan jadi dibagi 2 part ya
part selanjutnya :
https://kask.us/iF22c
Diubah oleh pearlly 07-05-2020 19:22






nona212 dan 35 lainnya memberi reputasi
36
1.6K
31


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan