Kaskus

Hobby

kelly079Avatar border
TS
kelly079
Kesaksian Kristen—1
Dengan Menyambut Kedatangan Tuhan Kembali, Aku Menemukan Jalan untuk Menghentikan Kemarahanku

Oleh Saudari Su Xing , Taiwan "Engkau percaya kepada Tuhan, tetapi mudah sekali kehilangan kesabaran dalam sekejap mata. Mengapa kau tidak berubah sama sekali?" Ini adalah teguran suamiku kepadaku.…

Oleh Saudari Su Xing , Taiwan

“Engkau percaya kepada Tuhan, tetapi mudah sekali kehilangan kesabaran dalam sekejap mata. Mengapa kau tidak berubah sama sekali?” Ini adalah teguran suamiku kepadaku. Dulu aku merasa sangat tertekan sehingga aku tidak dapat menghidupi ajaran Tuhan, dan aku sering memohon kepada Tuhan untuk menuntunku membuang ikatan dosa. Selama pencarianku, aku mendengar perkataan tentang kedatangan Tuhan yang kedua, dan akhirnya aku menemukan jalan untuk menghentikan kemarahanku. Aku sekarang ingin memberi tahu engkau sekalian tentang pengalamanku.

Kesaksian Kristen—1

Aku Hidup dalam Dosa, Tak Berdaya untuk Melepaskan Diri

Dalam kehidupan sehari-hari, aku hidup terus-menerus dalam siklus berbuat dosa dan mengaku dosa. Misalnya, suatu kali, karena anakku terlalu suka bermain dan terlalu ceroboh dengan tugas sekolahnya, aku menjadi marah dan memakinya. Suamiku tidak tahan melihatku memarahinya sedemikian rupa, jadi dia mengkritikku. Aku tidak menerima apa yang dia katakan, jadi kami bertengkar. Adegan semacam ini menjadi kejadian yang biasa, dan setiap kali amarahku mendingin setelah meledak, aku akan merasa sangat tertekan dan mencela diriku sendiri, terutama ketika aku memikirkan ayat berikut, “Jadilah engkau kudus; karena aku kudus” (1 Petrus 1:16), dan “Usahakankah hidup damai dengan semua orang dan dalam kekudusan, karena tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan” (Ibrani 12:14). Tuhan itu kudus, tetapi aku selalu hidup dalam dosa. Aku tak bisa menahan diri untuk tidak marah dan aku tidak bisa bergaul dengan baik dengan orang lain, jadi bagaimana mungkin aku bisa menyenangkan hati Tuhan?

Untuk melakukan beberapa perubahan dalam diriku, aku memperkuat devosi rohaniku, membaca Alkitab dan lebih banyak berdoa, menghadiri pertemuan gereja dengan lebih bersemangat, dan aku aktif berpartisipasi dalam setiap pelayanan gereja, tetapi aku masih belum bisa memecahkan masalah tabiatku yang pemarah ini, dan karenanya aku merasa tersesat dan berkecil hati. Aku sering berpikir: pendeta mengatakan bahwa begitu kita percaya kepada Tuhan dan berdoa dan bertobat, maka Tuhan mengampuni dosa-dosa kita dan kita dijadikan baru. Jadi mengapa aku tidak merasa seolah-olah aku telah memiliki kehidupan yang baru, tetapi sebaliknya terus berbuat dosa, rohku menjadi semakin gelap, dan aku tak dapat merasakan Tuhan di sampingku? Maka aku sering berdoa kepada Tuhan sambil menangis, “Ya Tuhan! Aku tidak pernah bisa mengendalikan kemarahanku dan aku tidak bisa membebaskan diri dari ikatan dosa. Aku mohon kepada-Mu, Tuhan, untuk membimbing aku membuang dosa ini.”

Aku Memahami Akar Penyebab Dosa

Suatu hari di bulan Juni, aku bertemu dengan Saudari Weiwei dan Saudara Kevin. Mereka berdua adalah orang Kristen yang saleh, dan kami sering berkumpul bersama untuk bersekutu tentang Alkitab. Persekutuan mereka dipenuhi dengan terang dan aku merasa bahwa persekutuan mereka sangat bermanfaat. Aku juga memberitahukan mereka tentang rasa sakitku karena hidup dalam dosa dan tidak berdaya untuk membebaskan diri dari dosa. Suatu kali, Saudara Kevin berkata dengan riang kepadaku, “Tuhan Yesus yang kita rindukan telah datang kembali, dan atas dasar pekerjaan-Nya pada Zaman Kasih Karunia, Dia sekarang melakukan pekerjaan penghakiman melalui firman-Nya. Hanya dengan mengikuti pekerjaan baru Tuhan kita dapat memperoleh persediaan air kehidupan.” Ketika aku mendengar bahwa Tuhan telah datang kembali, aku merasa senang dan sekaligus gembira. Aku tersandung pada diriku sendiri ketika bertanya kepada saudara tersebut, “Engkau bilang Tuhan telah datang kembali—apakah itu benar?”

Kesaksian Kristen—1

Saudara Kevin berkata, “Memang benar. Dia telah datang kembali pada akhir zaman untuk menyelamatkan kita sepenuhnya dari dosa dan memampukan kita untuk bebas dari kehidupan berdosa dan mengaku dosa yang menyakitkan. Ini dengan tepat menggenapi nubuatan Alkitab, “Jadi Kristus satu kali dikorbankan untuk menanggung dosa banyak orang; dan kepada mereka yang mencari-Nya, Dia akan menampakkan diri kedua kalinya tanpa dosa untuk keselamatan” (Ibrani 9:28). Seperti yang kita semua ketahui, inkarnasi Tuhan yang pertama melakukan pekerjaan penebusan umat manusia dan dosa-dosa kita diampuni oleh Tuhan. Namun demikian, yang tidak dapat disangkal adalah bahwa kita masih terus berbuat dosa dan walaupun kita tahu betul apa yang dituntut Tuhan dari kita, kita masih amat jarang bisa menerapkannya, dan kita hidup terikat oleh dosa. Dan apa tepatnya alasan bagi hal ini?”

Aku selalu bingung tentang hal ini dan tidak pernah bisa memecahkannya. Aku benar-benar ingin memahaminya, jadi aku mendengarkan dengan sungguh-sungguh sementara Saudara Kevin melanjutkan persekutuannya.

Kemudian saudara Kevin mengirimi aku dua bagian dari firman Tuhan, “Pada masa itu, pekerjaan Yesus adalah penebusan seluruh umat manusia. Dosa-dosa semua orang yang percaya kepada-Nya diampuni; asalkan engkau percaya kepada-Nya, Dia akan menebusmu; jika engkau percaya kepada-Nya, engkau bukan lagi orang berdosa, engkau telah dibebaskan dari dosa-dosamu. Inilah yang dimaksud dengan diselamatkan dan dibenarkan oleh iman. Namun di antara orang-orang percaya, masih ada yang memberontak dan melawan Tuhan, dan secara bertahap harus dibuang. Keselamatan tidak berarti manusia telah sepenuhnya didapatkan oleh Yesus, tetapi manusia tidak lagi terikat oleh dosa, dosa-dosanya telah diampuni: asalkan engkau percaya, engkau tidak akan pernah lagi terikat oleh dosa.” “Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, ia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak.

Saudara Kevin memberikan persekutuan dengan mengatakan, “Firman Tuhansangat jelas. Pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus adalah pekerjaan penebusan, dan selama kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita dan kita berdoa dan bertobat kepada Tuhan, maka dosa-dosa kita akan diampuni, dan dengan iman kita dibenarkan. Kita kemudian tidak lagi berdosa, tetapi ini tidak berarti bahwa kita tidak lagi melakukan dosa, karena natur dosa kita masih ada sehingga kita hidup dalam siklus berdosa dan mengaku dosa terus-menerus dan tak dapat membebaskan diri kita dari ikatan dosa. Di bawah dominasi natur Iblis dalam diri kita, kita sering mengungkapkan watak yang rusak, seperti menjadi congkak dan sombong, egois dan hina, berbohong dan menipu dan menjadi jahat dan serakah, dan sebagainya. Ketika orang lain melakukan hal-hal yang tidak kita setujui, kita menguliahi mereka secara merendahkan dan menyakiti mereka, sehingga tak ada satu keluarga pun yang bisa hidup secara damai dan harmonis bersama. Kita merencanakan skema buruk terhadap satu sama lain demi kepentingan kita sendiri, kita berjuang dan bertarung melawan satu sama lain, dan dari teman kita bisa menjadi musuh. Untuk melindungi gengsi kita sendiri, kita sering berbohong dan menipu. Meskipun kita mungkin tampaknya dari luar mengorbankan diri kita sendiri dan menyerahkan banyak hal dalam iman kita kepada Tuhan, kita sebenarnya tidak memiliki kasih sejati kepada Tuhan, dan ketika penyakit atau kesulitan datang menghadang, kita masih bisa menyalahkan Tuhan bahkan sampai tahap mengkhianati-Nya …. Alkitab berkata, “Usahakankah hidup damai dengan semua orang dan dalam kekudusan, karena tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan” (Ibrani 12:14). Kita masih sering kali hidup di tengah dosa, berbuat dosa dan menentang Tuhan, dan kita tidak layak untuk melihat wajah Tuhan. Oleh karena itu, kita membutuhkan Tuhan untuk melakukan tahap keselamatan lebih lanjut dan menyucikan natur dosa kita.”
Setelah mendengarkan persekutuan Kevin, hatiku rasanya terang. Aku memikirkan bagaimana aku tahu benar apa yang dituntut Tuhan dari kita, tetapi tidak pernah dapat menerapkannya, dan tentang bagaimana aku selalu bersikap tidak toleran dan tidak sabar dalam berurusan dengan suami dan putraku, dan sering kali aku kehilangan kesabaran dan menguliahi mereka. Ternyata, ini semuanya terjadi karena natur dosaku masih ada dalam diriku, jadi tentu saja, seberapa banyak pun aku berdoa, membaca Alkitab atau mencoba menguasai diri agar dapat memikul salib, aku tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari ikatan dan batasan dosa, dan aku menyadari bahwa kita memang membutuhkan Tuhan untuk melakukan tahap keselamatan selanjutnya.

Bersambung …
Diubah oleh kelly079 16-08-2019 17:35
franssinagaAvatar border
nona212Avatar border
LiliMayasariAvatar border
LiliMayasari dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.5K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan