FootballStoryAvatar border
TS
FootballStory
Apakah Benar Defensif Midfielder Adalah Transformasi Dari Libero?

Libero berasal dari bahasa Italia yang berarti bebas. Di Italia libero tentu sangat fenomenal pada zamannya dalam skema pertahanan catenaccio atau pertahanan berlapis. Libero memiliki kebebasan lebih dalam bermain dibandingkan dengan pemain-pemain bertahan lain. Sesuai dengan namanya, libero/sweeper tugas utamanya untuk mengamankan daerah pertahanan dan menyapu bola ketika lawan mencoba untuk menembus garis pertahanan setelah 2 orang bek tengah mampu dilewati maka masih ada libero yang siap menjegal serta lalu harus cermat membangun serangan dari belakang, tak hanya itu libero juga bisa bertugas menyapu bola atau mengonversikan menjadi serangan balik bola liar hasil duel bek tengah dan striker lawan.

Awal kemunculan posisi/peran libero ini amat berfungsi dalam sistem pertahanan man to man marking. Dengan begitu, para libero akan benar-benar dimanfaatkan sebagai pembeda skema permainan yang bisa mendatangkan keuntungan baik dalam situasi defensif maupun ofensif. Totaal voetbal ala Belanda pun muncul dan perlahan merevolusi sistem permainan yang sudah ada, otomatis sistem pertahanan pun berubah. Dari situ juga dunia pernah mengenal sebuah sistem bertahan zona mista. Lagi dan lagi Italia yang menjadi pelopornya, memang Italia dikenal atas sistem bertahannya yang amat ciamik jika dibandingkan negara lain. Simpelnya, zona mista ini merupakan koalisi antara man to man dan zonal marking. Setiap pemain diberi tanggung jawab untuk menjaga satu orang lawan. Akan tetapi, siapa harus menjaga siapa tidak lagi terkait posisi awal dan skema taktis yang telah ditentukan dari awal, melainkan situasional dan kondisional. Jika ada pemain yang bebas dari penjagaan, maka pemain terdekat harus segera mengisi area yang ditinggalkan tersebut dan libero masih menunjukkan eksistensinya dalam sistem pertahanan seperti ini. Berkat Total Voetbal lah sistem zona mista ini muncul.

Popularitas libero mulai dipertanyakan pada era 1990-an. Meski masih banyak tim yang menggunakan, seperti Jerman dengan Matthaus-nya atau Rumania dengan Popescu-nya, namun tak berlangsung lama libero mulai ditinggalkan, khususnya ketika mendekati akhir 1990an.

Salah satu contoh paling mubazir dari penggunaan libero adalah ketika Italia bertemu Spanyol di fase grup Euro 2012 lalu. Kala itu, Italia memerankan De Rossi sebagai libero sementara Spanyol menggunakan formasi 4-6-0 alias memupuk lini tengah untuk melancarkan tiki taka dengan tanpa striker murni. Alhasil, pertandingan pun berlangsung cukup membosankan dari kacamata penikmat sepakbola, dan berakhir dengan skor 1-1. Ini berarti libero sendiri tetap merupakan sebuah peran yang amat dihormati eksistensinya. Pasalnya, apalagi disepakbola era sekarang dibutuhkan pemain yang betul-betul mumpuni untuk bisa memainkan peran ini dengan baik.

Pertanyaannya adalah mengapa bisa peran sevital libero mengalami kepunahan?

Pertama, secara perlahan namun pasti berkembangnya tren zonal marking seperti yang telah sedikit dijelaskan diatas. Karena mulai berkembangnya posisi penyerang, gelandang serang, maupun pemain sayap, otomatis seorang bek tengah tak bisa lagi hanya mengandalkan man to man marking. Karena itulah, penjagaan berbasis area mulai muncul. Hal ini secara langsung membuat peran libero perlahan mulai ditinggakan. Karena secara logika, ia tak bisa lagi memanfaatkan bola liar menjadi peluang serangan balik ketika semua area sudah tercover oleh rekan setim.

Kedua, berubahnya regulasi offside. Berkat revisi offside yang menambah aturan pada 2013 menyatakan bahwa pemain dapat dikatan offside jika ia mengejar bola (pemain ada di belakang bola bergerak). Hal ini membuat libero cukup kerepotan menentukan keputusan antara menjebak offside atau menyapu bola apalagi dikarenakan ia adalah pemain terakhir yang berada di lini belakang, jika libero salah memberi keputusan bisa saja pemain lawan lolos dengan mudah dan jika kiper sudah menjadi harapan terakhir dalam sebuah situasi maka sebuah tim sedang berada dalam masalah besar.

Ketiga, berkembagnya gaya bermain. Karena menjamurnya filosofi yang mengutamakan penguasaan bola, maka tuntutan untuk memperkuat lini tengah adalah wajib hukumnya. Hal ini pula yang turut serta memunculkan peran baru, yakni gelandang yang berada di antara barisan pemain belakang dan pemain tengah, biasa dikenal sebagai Defensif Midfielder yang tentu diberkahi kemampuan bertahan dan membangun serangan dari belakang atau dari tengah.

Adanya gelandang bertahan ini memungkinkan untuk menguasai bola lebih banyak serta memblok serangan yang hendak masuk ke area pertahanan tak sampai disitu, semakin zaman berkembang Defensif Midfielder juga memunculkan banyak peran sesuai kebutuhan skema permainan tim. Ada Anchorman, Half Back, Box to Box Midfielder, Ball Winning Midfielder, dll. Selain dianggap lebih efektif dalam meredam serangan dan membangun serangan, Defensif Midfielder juga bisa dipadukan antar gelandang dengan peran yang berbeda.

Contoh ada pada AC Milan ketika secara sempurna mampu mengekspansi lini tengah secara utuh yang memiliki 3 gelandang dengan peran yang berbeda, Gattuso sebagai BWM yang diplot sebagai 'petarung', utamanya untuk mengacaukan lini tengah dan serangan lawan serta merusak ritme permainan lawan, dibutuhkan stamina dan determinasi tinggi serta tidak terlalu dibutuhkan teknik maupun skill, Pirlo sebagai Regista yang mumpuni secara skill, teknik dan passing baik itu short pass maupun long pass untuk menyuplai bola demi melancarkan serangan secara massive juga memiliki intelegensi yang baik dalam bermain, dan ada Kaka sebagai Attacking Midfield (AM) dengan peran Trequartista ditugaskan untuk mengatur serangan sekaligus sebagai pencetak gol sesuai kondisi. Juga dibutuhkan kreativitas, teknik dribbling dan passing yang bagus, serta ketenangan untuk mencetak gol atau memanjakan para striker untuk lebih leluasa membobol gawang lawan.

Mereka bertiga bekerjasama dalam proses terciptanya gol atau hanya untuk melayani striker semacam Sheva dan Inzaghi, mungkin Gattuso dan Pirlo menjadi salah satu bukti gelandang bertahan lebih efektif digunakan di era sepakbola sekarang ketimbang menggunakan libero.

Bagaimana Menurut Anda Tentang Peran Defensif Midfielder Dan Libero? Diskusikan Dibawah! #nodebat
emoticon-Cendol Ganemoticon-Rate 5 Star

meruru
nona212
tien212700
tien212700 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
5.4K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan