Lagu Aisyah Istri Rasulullah Sering Diselewengkan Dengan Hinaan Kenapa?
TS
c4punk1950...
Lagu Aisyah Istri Rasulullah Sering Diselewengkan Dengan Hinaan Kenapa?
Bicara tentang sebuah lagu yang lagi booming apalagi terkait dengan istri Rasulullah pastinya membuat netizen yang ingin cepat viral di ranah media sosial sering menyelewengkan lirik lagu "Aisyah ra Istri Rasullullah".
Saya sendiri tidak setuju lagu itu ada, kenapa?
Ini hanya pendapat pribadi saja, mungkin bisa berbeda dengan gansist semua. Oke ane kupas sedikit kenapa ane tidak setuju lagu "Aisyah ra Istri Rasulullah" di buat untuk didendangkan lalu ada yang berjoget mengikuti irama musik itu.
Sebagian para alim ulama berhujjah pada hadist yang mengharamkan musik. Dan sebagian lagi membolehkan.
Quote:
“Dan di antara manusia ada orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Lukman: 6)
Lahiriahnya olok-olok dan hinaan tanpa ilmu sudah di warning oleh Allah. Dan itu sudah sering terjadi.
Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan ummatku sekelompok orang yang menghalalkan perzinahan, sutera, khamr (minuman keras), dan alat-alat musik.” (HR. Bukhari no. 5590)
Aku tidak melarang kalian menangis. Namun, yang aku larang adalah dua suara yang bodoh dan maksiat; suara di saat nyanyian hiburan/kesenangan, permainan dan lagu-lagu setan, serta suara ketika terjadi musibah, menampar wajah, merobek baju, dan jeritan setan.” (HR. Tirmidzi)
Hujjah diatas bagaimana Rasull mengharamkan sebuah musik, namun di beberapa kalangan guru ulama ada yang memperbolehkan dengan unsur syariat yang ketat. Seperti ada unsur kemaksiatan, menimbulkan fitnah, lalu meninggalkan kewajiban dirinya sebagai muslim.
Kalau ane sendiri mengikuti ulama-ulama yang membolehkan, sebab manusia itu dilahirkan oleh bakat yang berbeda. Sedangkan seni suara itu adalah bakat seseorang, bisa dipakai untuk kebaikan atau sebaliknya.
Kiblat ane dalam pendapat musik bisa di search pendapat guru besar Habib Ali Al-Jufri Tentang Hukum Bermain Musik, atau lihat video beliau di bawah ini.
Lantunan adzan saja ada intonasi suara yang indah, manusia cenderung suka dengan keindahan.
Lagu Aisyah ra Istri Rasullullah, terlihat begitu merdu, terdengar begitu syahdu, bahkan romantisme mereka seakan dituangkan dalam lagu itu. Saya kutip liriknya agar bisa mendalami makna yang sesungguhnya,
Quote:
Lirik Lagu “Aisyah Istri Rasulullah"
Mulia indah cantik berseri
Kulit putih bersih merahnya pipimu
Dia Aisyah putri Abu Bakar
Istri Rasulullah
Sungguh sweet Nabi mencintamu
Hingga Nabi minum di bekas bibirmu
Bila marah, Nabi kan bermanja
Mencubit hidungnya
Aisyah...
Romantisnya cintamu dengan Nabi
Dengan Baginda kau pernah main lari-lari
Selalu bersama hingga ujung nyawa
Kau di samping Rasulullah
Aisyah...
Sungguh manis oh sirah kasih cintamu
Bukan persis novel mula benci jadi rindu
Kau istri tercinta ya Aisyah Humairah
Hooo Hooo Hoo
Mulia indah cantik berseri
Kulit putih bersih merah di pipimu
Dia Aisyah putri Abu Bakar
Istri Rasulullah
Sungguh sweet Nabi mencintamu
Bila lelah Nabi baring di jilbabmu
Seketika kau pula bermanja
Menyikat rambutnya...
Aisyah...
Romantisnya cintamu dengan Nabi
Dengan Baginda kau…
Ada yang salah dengan sanjungan ini tegas ane jawab "Tidak" karena romantisme kisah beliau diutarakan oleh bunda sendiri.
Tetapi ketika kita bicara tentang Aisyah ra, harus bicarakan juga tentang sejarah beliau.
Karena Istri Rasull yang banyak perdebatan adalah Aisyah ra, dari beliau menikah hingga Rasullullah tiada sosok Aisyah ra membawa perubahan besar pada umat Islam.
Pertama Nabi sering dihinakan oleh mereka yang tak suka dengan Islam adalah tentang pernikahannya dengan anak Sahabatnya Abu Bakar, ane kutip hadist berikut.
Quote:
Aku dinikahi oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam saat aku berusia 6 tahun. Lalu kami datang ke Madinah, dan kami tinggal di Bani Harits bin Khazraj. Lalu aku menderita sakit sehingga rambutku rontok kemudian banyak lagi. Lalu ibuku, Ummu Ruman, mendatangiku saat aku berada di ayunan bersama teman-temanku. Lalu dia memanggilku, maka aku mendatanginya, aku tidak tahu apa yang dia inginkan. Maka dia mengajakku hingga aku tiba di depan pintu sebuah rumah. Aku sempat merasa khawatir, namun akhirnya jiwaku tenang. Kemudian ibuku mengambil sedikit air dan mengusapkannya ke wajah dan kepalaku. Kemudian dia mengajakku masuk ke rumah tersebut. Ternyata di dalamnya terdapat beberapa orang wanita kaum Anshar. Mereka berkata, “Selamat dan barokah, selamat dengan kebaikan.” Lalu ibuku menyerahkanku kepada mereka dan kemudian mereka mulai merapihkan aku. Tidak ada yang mengagetkan aku kecuali kedatangan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada waktu Dhuha. Kemudian ibuku menyerahkan aku kepadanya dan ketika itu aku berusia 9 tahun.” (HR. Bukhari, no. 3894, Muslim, no. 1422)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menikahinya saat dia berusia 6 tahun, dan menggaulinya saat dia berusia 9 tahun. Beliau meninggal saat Aisyah berusia 18 tahun.” (HR. Muslim, no. 1422)
Maka jangan heran bila sejarah ini membuat banyak orang tersentak dan menilai sosok Rasull dengan hinaan, padahal di masa lalu menikah muda itu biasa saja asal sudah baligh. Bahkan saat ini terlihat anak-anak sekolah sudah berbadan dua. Miris dan ironi bukan?
Baligh bagi usia perempuan biasanya di umur 9-17 tahun, ini ditandai dengan adanya haid. Tapi saat ini kalau ada laki-laki tua menikah dengan umur seperti Aisyah ra seperti syekh Puji alamat di bui dan dicaci maki bukan?
Lalu cukupkah sampai disitu? "Tidak"
Sosok Aisyah ra pun ketika Rasull masih hidup sering sekali tidak disuka oleh sebagian orang yang iri. Maka lahirlah fitnah pada beliau
Quote:
Aisyah radhiyallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dituduh berzina dengan Shafwan bin Muaththal radhiyallahu ‘anhu.
Tokoh yang telah menyebarluaskan dosa besar ini adalah ‘Abdullah bin Ubay bin Salul.
Maka dimasa lalu pun sudah seringkali muncul hinaan dan fitnah seperti itu. Apalagi zaman sekarang, ketika sosok nabi tidak ada disamping kita.
Lalu selanjutnya, ini adalah kisah besar yang membuat umat terpecah belah adalah perang unta atau perang ja'mal di Bashrah, kematian Ustman bin affan menjadi pemicu terpecahnya umat muslim.
Disini ada kecenderungan ketika wanita menjadi pemimpin cukup berbahaya, bunda Aisyah ra menuntut atas kematian Ustman. Namun politik tak semudah itu banyak trik dan juga permainan untuk merebut kekuasaan disini hingga pasukan Ali harus berhadapan dengan pasukan Bunda Aisyah ra. Perang saudara terjadi, ribuan darah pasukan muslim pun gugur demi tujuan yang tak pasti karena kesalah pahaman antara Aisyah ra dan khalifah Ali.
Dari sinilah banyaknya firqah yang lahir, bukan tak mungkin ada dari mereka yang mengaku muslim namun menjelekkan sahabat nabi bahkan bunda Aisyah itu sendiri. Karena firqah-firqah itu tadi, apalagi anak zaman sekarang lebih senang melakukan hal konyol dibanding hal yang positif hanya untuk sebuah kata "viral".
Maka jangan heran kalau lagu itu akan menjadi polemik banyak orang, dan semua itu adalah sejarah, jangan ditutupi tapi hendaklah kita ambil hikmahnya. Kenapa kita tidak do'akan saja bunda Aisyah ra daripada harus dibuat sebuah lagu. Karena akan menarik orang tak berilmu yang menyelewengkan liriknya dengan hinaan, bahkan mereka sendiri ada juga yang mengaku beragama Islam.
Kalau sudah begini salah siapa? Yang membuat lagu, yang memviralkan, yang menghina, atau hadist haramnya musik dilanggar?
Quote:
Dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:
أبا بكر دخل عليها، والنبي صلى اللهُ عليه وسلم عِندَها، يومَ فطر أو أضحى، وعِندَها قينتان تغنيان بما تقاذفت الأنصار يومَ بعاث، فقال أبو بكر : مزمار الشيطان ؟ مرتين، فقال النبي صلى اللهُ عليه وسلم : ( دعهما يا أبا بكر، إن لكل قوم عيدا، وإن عيدنا اليومَ )
“Abu Bakar mengunjungi rumah Aisyah dan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ada disana. Ketika hari Idul Fithri atau Idul Adha. Ketika itu ada dua wanita penyanyi dari kaum Anshar yang sedang bernyanyi dengan syair-syair kaum Anshar di hari Bu’ats. Maka Abu Bakar berkata: mengapa ada seruling setan? mengapa ada seruling setan? Maka Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: biarkan mereka wahai Abu Bakar! Sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan inilah hari raya kita” (HR. Bukhari no. 3931).
Musik di dendangkan ketika hari raya saja, dan itu yang dikatakan Bunda Aisyah sendiri.
Monggo kita renungi, tidak semua hal yang kita anggap baik untuk kita ternyata bermanfaat. Orang bisa nangis karena dengar musik, tapi banyak orang cuek ketika Al Qur'an dibacakan. Padahal ia bukanlah sebuah syair lagu tapi petunjuk hidup manusia.
Inilah zaman yang serba kewolak walik, kalau iman kita kuat di zaman ini bukan tak mungkin Allah meninggikan derajat kita disisi Nya. Salam, saya c4punk see u next thread.
"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik, klik, klik
Pic : google